Kamis, 20 November 2025

Berkat Sektor Manufaktur, Morowali Jadi Andalan, Hampir Separuh Ekonomi Sulteng Bergantung di Sini

Kontribusi sektor manufaktur Morowali terus meningkat sejak 2013 hingga 2024, didorong kehadiran IMIP.

Dok. IMIP
PERTUMBUHAN MANUFAKTUR MOROWALI - Aktivitas industri di Morowali yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. 

Pandemi COVID-19 memberikan dampak besar terhadap kondisi pengangguran. TPT melonjak tajam pada 2020 menjadi 5,21 persen dan sedikit turun di 2021 menjadi 5,08 persen.

Tren pengangguran kembali membaik setelah pandemi. Pada 2022, TPT turun drastis menjadi 3,20 persen. Kemudian pada 2023 dan 2024 tercatat stabil di angka 2,84 persen.

"Ini menjadi sinyal bahwa memang penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Morowali pasca covid itu sudah sangat baik. Penurunan angka pengangguran sebesar 2 persen itu bukan pekerjaan yang mudah," kata Gladius.

Berdasarkan catatan IMIP, data perekrutan karyawan mereka menunjukkan tren peningkatan. Pada 2015 tercatat 3.491 perekrutan karyawan. Jumlah itu terus bertambah pada tahun-tahun berikutnya: 7.403 rekrutmen pada 2016, 9.369 pada 2017, dan melonjak menjadi 14.383 pada 2018.

Pada 2019 jumlahnya sedikit menurun menjadi 12.820 orang, lalu turun tajam pada 2020 menjadi 1.439 orang. Memasuki 2021, perekrutan kembali meningkat menjadi 19.142 orang, kemudian 24.843 orang pada 2022.

Pada 2023 tercatat 22.290 perekrutan, disusul 19.588 orang pada 2024. Sementara itu, selama 2025 hingga September, total karyawan yang direkrut mencapai 11.292 orang.

Angka Pengeluaran Riil Per Kapita Naik

Tak hanya dari sisi pengangguran, pengeluaran riil per kapita di Kabupaten Morowali terus mengalami kenaikan sejak 2020.

Pengeluaran riil per kapita adalah jumlah uang yang dikeluarkan oleh setiap penduduk untuk belanja dalam satu tahun. Pada 2020, pengeluaran riil per kapita warga Morowali tercatat sebesar Rp 10,9 juta.

Angka itu meningkat menjadi Rp 11 juta pada 2021, Rp 11,2 juta di 2022, Rp 11,7 juta pada 2023, dan terakhir pada 2024 mencapai Rp 12,2 juta.

"Ini sedikit banyak memberikan gambaran kalau pengeluarannya meningkat signifikan, tentu saja harus diimbangi dengan peningkatan pendapatan yang signifikan kan," kata Gladius.

"Jadi, enggak mungkin pengeluarannya naik, tapi pendapatannya segitu saja," pungkasnya.

Indeks Pembangunan Manusia Ikut Terkerek

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi indikator lainnya yang mengalami kenaikan selama beberapa tahun terakhir ini setelah kehadiran IMIP.

Indeks Pembangunan Manusia dihitung berdasarkan tiga komponen utama, yaitu angka harapan hidup, tingkat pendidikan, serta pengeluaran riil per kapita rumah tangga.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved