Kamis, 20 November 2025

Pedagang Thrifting Ngadu ke DPR Minta Dilegalkan

Perwakilan pedagang thrifting Pasar Senen Rifai Silalahi mengeluhkan maraknya penindakan terhadap usaha pakaian bekas impor

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Sanusi
Tribunnews.com/Chaerul Umam
POLEMIK THRIFTING - Wakil Ketua Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR RI, Adian Napitupulu, siap untuk berdiskusi dengan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa terkait polemik thrifting. Hal itu disampaikannya saat menerima audiensi para pedagang thrifting, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/11/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perwakilan pedagang thrifting Pasar Senen Rifai Silalahi mengeluhkan maraknya penindakan terhadap usaha pakaian bekas impor atau thrifting belakangan ini.

Sebab menurut dia, isu thrifting ini selalu menjadi bola panas yang terus muncul dari tahun ke tahun. 

"Ini maksud tujuan kami datang ke BAM ini. Kami mengharapkan untuk ada solusi jangka pendek, jangka panjang, bila perlu hasil yang menetap untuk usaha thrifting ini," ujar Rifai saat rapat bersama Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR RI, Rabu (19/11/2025).

Baca juga: Adian Napitupulu Siap Berdiskusi dengan Menkeu Purbaya Soal Polemik Thrifting

Menurut Rifai, para pedagang sudah puluhan tahun menggantungkan hidup pada usaha thrifting. Dia juga menilai, pelaku usaha thrifting ini justru termasuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Sehingga kata Rifai, tidak tepat jika thrifting disebut merusak UMKM lokal. Rifai menegaskan bahwa pasar produk thrifting berbeda dengan pasar produk pakaian baru dari industri lokal. Pembeli thrifting mencari barang murah, unik dan berkualitas.

"Kalau dibilang thrifting ini jadi yang merusak UMKM, sebenarnya pasarnya beda, Pak. Karena yang kita tahu produk drifting itu aksa pasarnya beda, produk baru itu atau industri pakaian lokal itu beda," kata Rifai.

"Jadi kenapa sekarang digandrungi thrifting ini? Karena thrifting ini memang di samping harganya murah, kualitasnya juga bagus," sambungnya.

Rifai juga mengaku sudah berkomunikasi dengan pelaku industri pakaian lokal dan menurut dia, pelaku industri tidak mempermasalahkan keberadaan thrifting.

"Karena kita sudah berbicara kepada kawan-kawan pelaku industri lokal, bahwa mereka pun sebenarnya secara tidak langsung tidak keberatan dengan adanya thrifting," jelas dia.

Selain itu, Rifai mengeklaim sebagian besar pakaian yang beredar di pasar Indonesia berasal dari China, disusul produk Amerika Serikat, Vietnam, dan India. 

"Jadi, kita punya data bahwa 80 persen lebih itu adalah produk Cina, sekian persen itu adalah produk dari negara-negara Amerika, Vietnam, dan India. 5 persennya itu sekitar produk UMKM itu meliputi tekstil di Indonesia," ungkap Rifai.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved