Selasa, 19 Agustus 2025

Ibadah Haji 2025

'Saya Sudah Tak Kuat Lagi' Kata-kata Terakhir Jemaah Sebelum Meninggal Jelang Pulang ke Tanah Air

"Pak, saya sudah tidak kuat lagi." Kalimat terakhir Surjana sebelum meninggal jelang kepulangan dari ibadah haji ke Tanah Air.

|
Penulis: Dewi Agustina
Editor: Glery Lazuardi
Dewi Agustina
KOPER JEMAAH MENINGGAL - Koper dan barang-barang milik Surjana Doli, jemaah haji Kloter JKS 7 yang meninggal jelang kepulangan ke Tanah Air. Koper ini akan dibawa Hendra untuk dikembalikan kepada keluarga Surjana di Tanah Air. (Media Center Haji/MCH 2025/Dewi Agustina) 

TRIBUNNEWS.COM, JEDDAH - Hendra Prima tak menyangka ungkapan 'saya sudah tidak kuat lagi' akan menjadi ucapan terakhir Surjana (82), jemaah haji Kloter JKS 7 kepada dirinya.

Surjana, warga Bandung ini meninggal dunia hanya beberapa jam sebelum kepulangannya ke Tanah Air usai menunaikan ibadah haji 1446 H.

Sabtu (14/6/2025) pagi itu, Hendra masih bersama-sama dengan Surjana.

Mereka bersama ratusan jemaah lainnya berangkat menggunakan bus dari hotel di Makkah menuju Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah.

Baca juga: INFO HAJI, Jemaah Dilarang Gunakan Tas Ransel yang Dipakai saat Armuzna saat Pulang ke Indonesia 

Hari itu rencananya para jemaah akan kembali ke Tanah Air setelah 40 hari berada di Tanah Suci.

Manusia punya rencana tapi Tuhan berkehendak.

Saat turun dari bus sesampainya di Bandara Jeddah, Surjana mengalami sesak napas.

Dia kemudian diberikan pertolongan oleh tim medis bandara.

Namun takdir berkata lain, Surjana menghembuskan napas terakhirnya di bandara, jelang kepulangannya ke Tanah Air.

Hendra yang selama beberapa waktu menjadi teman sekamar dan juga membantu mendorong kursi roda Surjana tak kuasa menahan kesedihan.

Sambil menahan tangis, Hendra bercerita kalau dia dan Surjana hampir selalu bersama meskipun tak ada ikatan keluarga di antara mereka.

Hendra mengaku mengenal Surjana sejak manasik haji sebelum keberangkatan ke Tanah Suci.

"Selama sekamar di Makkah, bapak Surjana kerap meminta pertolongan. Dan saya membantu bapak Surjana," kata Hendra yang ikhlas membantu Surjana karena dia pun berangkat haji seorang diri.

Selama seminggu terakhir Surjana kata Hendra, sering susah tidur. Setiap malam sering bangun sampai jam 1 atau jam 2 dan mengalami kesulitan bernapas.

Surjana juga sering merasa kelelahan.

JEMAAH MENINGGAL - Hendra Prima tak menyangka ungkapan 'saya sudah tidak kuat lagi' akan menjadi  ucapan terakhir Surjana Doli, jemaah haji Kloter JKS 7 kepada dirinya. Surjana meninggal beberapa jam sebelum pulang ke Tanah Air, Sabtu (14/6/2025) di Bandara Jeddah.(Media Center Haji/MCH 2025/Dewi Agustina)
JEMAAH MENINGGAL - Hendra Prima tak menyangka ungkapan 'saya sudah tidak kuat lagi' akan menjadi ucapan terakhir Surjana Doli, jemaah haji Kloter JKS 7 kepada dirinya. Surjana meninggal beberapa jam sebelum pulang ke Tanah Air, Sabtu (14/6/2025) di Bandara Jeddah.(Media Center Haji/MCH 2025/Dewi Agustina) (Tribunnews.com/Dewi Agustina)

"Dan selama seminggu terakhir beliau salatnya selalu tayammum dan duduk di kasur. Memang kondisinya dalam seminggu terakhir sudah agak lemah," katanya.

Begitupun saat aktivitas di kamar mandi, baru sebentar saja Surjana sudah merasa kelelahan.

Hendra bercerita kondisi Surjana mulai menurun setelah puncak haji di Armuzna.

Senin (9/6/2025) setelah rangkaian puncak haji di Armuzna, Surjana terserang batuk diikuti dengan sesak napas.

Tim medis sudah memberinya obat-obatan termasuk sempat beberapa kali diuap.

Namun kondisinya tak juga membaik, sampai akhirnya seluruh jemaah diberangkatkan dari Makkah ke Jeddah untuk pemulangan ke Tanah Air.

Hendra mengenang kali terakhir dirinya bersama Surjana, saat di dalam bus menuju Jeddah mereka duduk bersebelahan.

"Beliau tadi sarapan juga cuman sedikit saat di bus, memang menunya kebetulan bukan selera beliau. Kemudian setelah makan itu, subuh tadi juga sempat minum obat, karena memang ada satu obat yang harus diminum sebelum makan," kata Hendra.

"Terus habis itu turun dari bus, sesak napas, lalu dibawa pakai mobil golf, namun akhirnya tak tertolong," kata dia.

Hendra menyebut beberapa waktu terakhir Surjana sering mengucapkan kata-kata 'saya sudah tidak kuat lagi' kepada dirinya.

Namun Hendra tak pernah menduga sebelumnya bahwa itu sebagai pertanda.

Ini baru disadarinya setelah Surjana meninggal.

"Mungkin ini sebagai pertanda kalau Pak Surjana mau berpulang," kata Hendra sedih.

Baca juga: Jemaah Haji yang Gunakan SPLP Diimbau Melapor Kepada PPIH di Bandara

Sempat Dibawa ke Klinik

Sementara itu Dokter Garna Wibawa, yang juga jemaah Kloter JKS 7 mengatakan, awalnya saat turun dari bus (Makkah menuju Madinah), Surjana sesak napas.

"Jadi pas nyampe (Bandara Jeddah), turun dari bus beliau sudah sesak napas. Memang seminggu sebelum ini beliau sudah batuk demam," kata Garna ditemui Media Center Haji Daker Bandara di Bandara Jeddah, Sabtu (14/6/2025) siang.

Surjana sempat dibaringkan di lantai dan dilakukan tindakan medis oleh tim medis di bandara sembari menunggu mobil ambulans tiba.

"Saya bilang ke dokter, dok ini kayaknya butuh di CPR. Soalnya ini kemungkinan makin berat. Akhirnya Pak Surjana itu dibaringkan ke lantai. Jadi dilakukan CPR oleh tim medis disini," jelasnya.

"Gak lama datang, dinaikkan ke ambulan. Sambil di CPR, kemudian dibawa ke klinik.

Setelah kira-kira 14 menit kemudian saya dikabari bahwa bapak sudah meninggal," kata dia.

Menurut Garna, Surjana beribabadah haji seorang diri tanpa didampingi keluarga.

Saat awal keberangkatan kondisinya normal, namun usai menjalani rangkaian ibadah di Armuzna kondisi Surjana mulai menurun.

Ketika beribadah haji pun, sebagian besar ibadah Surjana dibadalkan dengan jemaah lain karena kondisinya tidak baik.

"Kalau yang sunah-sunah Pak Surjana gak pernah ikut. Waktu di Mina pun, lepas umrah, selalu dibadalkan. Jadi beliaunya di tenda, dibadalkan oleh jamah yang lain. Itu memang karena beliau tidak kuat. Apalagi kan dari tenda Mina itu kan turunnya pakai tangga jauh. Beliau gak sanggup. Jadi selalu dibadalkan," jelasnya.

"Waktu ibadah pun sama. Jadi didorong ke kursi roda. Tapi beliau sehat, ngobrol, segala macam. Cuma memang mengeluh, datuk, lemas dan sesak napas," katanya.

Garna mengatakan pihaknya juga sudah menghubungi keluarga Surjana untuk menyampaikan berita duka tersebut.

Sementara itu koper dan barang-barang milik Surjana akan dikembalikan kepada keluarganya.

Baca juga: Sebanyak 8.826 Jemaah Haji Sudah Tiba di Tanah Air, Hari Ini 7.115 Jemaah dan Petugas Menyusul

Sakiyah Pulang Tanpa Suami

Sebelumnya, Rabu (11/6/2025), seorang jemaah haji Kloter LOP 01 Embarkasi Lombok, Pasah Suki (75) meninggal dunia beberapa jam jelang kepulangan ke Tanah Air.

Suami dari Sakiyah Imuk (65) ini meninggal di dalam bus perjalanan dari Makkah menuju Bandara Pangeran Mohammad Bin Abdulaziz, Madinah, Rabu (11/6/2025) dini hari Waktu Arab Saudi (WAS).

Sakiyah yang seharusnya hari itu pulang bersama suami tercinta, akhirnya pulang sendirian bersama dengan ratusan jemaah lainnya.

Sakiyah mengaku sempat memeluk suaminya sebelum meninggal dunia di bus.

Sakiyah kini telah mengikhlaskan kepergian suaminya.

Dia rela pulang ke tanah air seorang diri tanpa suami tercinta.

Dia berharap agar suaminya mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT.

"Doakan suami saya ya," ujarnya pelan.

"Saya sangat sedih karena sudah mau kembali ke kampung lantas ia meninggalkan saya. Dengan siapa lagi saya nanti di sana," kata Sakiyah sedih. (Media Center Haji/MCH 2025/Dewi Agustina)

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan