Jumat, 12 September 2025

PM Jepang Fumio Kishida Menyesal Belum Bisa Temukan Semua Korban Kecelakaan Helikopter GSDF

Fumio Kishida menyatakan penyesalannya karena belum bisa menemukan seluruh awak helikopter UH60JA yang jatuh di Pulau Miyako di Prefektur Okinawa.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida saat jumpa pers, Senin (17/4/2023) di Kantor PM Jepang. Fumio Kishida menyatakan penyesalannya karena belum bisa menemukan seluruh awak helikopter UH60JA yang jatuh di Pulau Miyako di Prefektur Okinawa. 

Lima orang ditemukan di dasar laut pada kedalaman sekitar 106 meter, dan dua orang berhasil diketahui identitasnya.

Kementerian tidak mengungkapkan kondisi tiga orang yang tersisa, dan hanya menyatakan, "Pada dasarnya, satu tim terdiri dari tiga penyelam. Saya tidak bisa mengatakan bagaimana kali ini."

Sepuluh hari telah berlalu sejak kecelakaan terjadi, pejabat pemerintah berspekulasi bahwa "mereka mungkin khawatir dengan informasi yang tampaknya merupakan penundaan operasi penyelamatan."

Helikopter UH60JA pasukan darat bela diri Jepang (GSDF) yang memuat 10 awak pesawat dilaporkan hilang, Kamis (7/4/2023) sekitar pukul 16.00 waktu Jepang. Lima jenazah yang diyakini sebagai anggota Pasukan Bela Diri Darat Jepang, korban helikopter UH60JA yang jatuh akhirnya ditemukan, Minggu (16/4/2023) di dasar laut di Okinawa Jepang.
Helikopter UH60JA pasukan darat bela diri Jepang (GSDF) yang memuat 10 awak pesawat dilaporkan hilang, Kamis (7/4/2023) sekitar pukul 16.00 waktu Jepang. Lima jenazah yang diyakini sebagai anggota Pasukan Bela Diri Darat Jepang, korban helikopter UH60JA yang jatuh akhirnya ditemukan, Minggu (16/4/2023) di dasar laut di Okinawa Jepang. (Foto Kementerian Pertahanan Jepang)

Butuh beberapa waktu bagi Kementerian Pertahanan untuk membuat pengumuman resmi setelah mengonfirmasi penampakan seseorang dan objek yang tampaknya merupakan kecelakaan pesawat di dasar laut sebelah utara Pulau Irabu Okinawa.

Pada Kamis (13/4/2023) malam, Pasukan Bela Diri Maritim (JMSDF) menggunakan sonar (detektor suara bawah air) dan drone dengan kamera bawah air untuk menemukan objek dan sosok mirip manusia di dasar laut.

Di sisi lain, Menteri Pertahanan Seiichi Hamada, yang mengadakan konferensi pers pada Jumat (14/4/2023) pagi, menghindari penyebutan isi laporan masing-masing bagian.

"Kami belum pada tahap di mana kami dapat membuat pengumuman," ujarnya.

Baca juga: BREAKING NEWS: 5 Jenazah Tentara Jepang Korban Helikopter Jatuh Ditemukan di Kedalaman 106 Meter

Sekretaris Pers Kenji Aoki menanggapi hal serupa.

Seorang pejabat pemerintah mengungkapkan bahwa "ada perpecahan di dalam pengungkapan, apakah informasi pada saat itu saja harus dipublikasikan atau tidak."

Alhasil, pengumuman resmi pertama dilakukan pada Minggu (16/4/2023).

"Menemukan 5 orang".

Karena kecelakaan skala besar, seorang anggota senior dari Pasukan Bela Diri menekankan perlunya mempertimbangkan perasaan keluarga.

"Kami tidak dapat mengumumkan bahwa kami telah menemukan reruntuhan sampai para penyelam telah menyelam ke dasar laut dan secara visual mengkonfirmasinya," ujarnya.

Pejabat pemerintah lainnya menjelaskan latar belakangnya, dengan mengatakan, "Karena kami ingin penyelamatan secepat mungkin, kami memprioritaskan penyelamatan."

Di sisi lain, mengenai alasan penangguhan penyelaman saturasi pada tanggal 14 April, beberapa pejabat mengatakan bahwa ada "masalah peralatan", tetapi Kementerian Pertahanan tidak menjelaskan detailnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan