Rabu, 27 Agustus 2025

BRICS akan Salip Ekonomi G7, Puluhan Negara Ingin Gabung, termasuk Indonesia

BRICS akan menyalip ekonomi G7 hingga 32,1 persen dari ekonomi dunia. Puluhan negara ingin bergabung dengan BRICS, termasuk Indonesia.

Pavel Golovkin / POOL / AFP
Presiden China Xi Jinping (kiri), Presiden Rusia Vladimir Putin (kedua dari kiri), Presiden Brasil Jair Bolsonaro (tengah), Perdana Menteri India Narendra Modi (kedua dari kanan), dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa (kanan) menghadiri pertemuan dengan anggota Dewan Bisnis dan manajemen Bank Pembangunan Baru selama KTT BRICS di Brasilia, 14 November 2019. - BRICS diprediksi akan menyalip ekonomi negara-negara G7 hingga 32,1 persen dari perekonomian dunia. 

Awal tahun 2023 ini, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengatakan lebih dari selusin negara telah menyatakan minat untuk bergabung dengan BRICS.

“Perlu disebutkan bahwa selama beberapa tahun terakhir, termasuk selama tahun pertama operasi militer khusus Rusia di Ukraina, jumlah negara yang ingin bergabung dengan BRICS dan Organisasi Kerjasama Shanghai telah meningkat secara dramatis," kata Lavrov saat bertemu dengan kepala kantor regional Kementerian Luar Negeri Rusia pada Kamis (23/2/2023).

"Sampai sekarang, ada sekitar dua puluh orang,” lanjutnya, dikutip dari laman BRICS.

Negara yang ingin bergabung dengan BRICS di antaranya Aljazair, Argentina, Bahrain, Bangladesh, Indonesia, Iran, Mesir, Meksiko, Nigeria, Pakistan, Sudan, Suriah, Turki, Uni Emirat Arab, dan Venezuela.

Arab Saudi, Mesir, dan Bangladesh telah memperoleh ekuitas di Bank Pembangunan Baru, organisasi pendanaan BRICS, dikutip dari RT.

Tahun 2022 lalu, negara-negara BRICS mengusulkan pembuatan mata uang mereka sendiri untuk menjauh dari dolar AS dan euro dalam transaksi timbal balik.

BRICS akan memutuskan tahun ini apakah akan menerima negara anggota baru ke dalam bloknya.

Kemungkinan besar mekanisme untuk anggota baru akan dibuat, terutama karena ada minat besar untuk kekuatan politik-ekonomi alternatif untuk unipolaritas Amerika, yang pengaruhnya sendiri menurun di panggung dunia.

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden China Xi Jinping berpose untuk foto bersama sebelum Dialog Pasar Berkembang dan Negara Berkembang di sela-sela KTT BRICS 2017 di Xiamen di Provinsi Fujian Cina Tenggara.
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden China Xi Jinping berpose untuk foto bersama sebelum Dialog Pasar Berkembang dan Negara Berkembang di sela-sela KTT BRICS 2017 di Xiamen di Provinsi Fujian Cina Tenggara. (TYRONE SIU / POOL / AFP)

Baca juga: China Ledek G7, Bandingkan Populasinya yang Kalah Jauh dengan Kelompok BRICS

Apa itu BRICS?

BRICS adalah aliansi bisnis yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan.

Pada tahun 2001, perekonomian Brasil, Rusia, India, dan China mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Sehingga menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap perekonomian global.

Para menteri luar negeri negara-negara itu mulai bertemu secara informal pada tahun 2006, dan membentuk BRICS.

Kemudian, mereka mengadakan pertemuan puncak tahunan yang lebih formal mulai tahun 2009.

Secara umum, pertemuan ini diadakan untuk meningkatkan kondisi ekonomi di negara-negara BRICS.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan