Minggu, 10 Agustus 2025

Virus Nipah Disebut 80 Kali Lebih Mematikan dari Covid-19

Virus nipah berasal dari kelelawar buah yang ditularkan ke babi saat terjadi penebangan hutan secara besar-besaran.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
KATERYNA KON / SCIENCE PHOTO LIBRA / KKO / Science Photo Library via AFP
Ilustrasi virus Nipah - Ensefalitis dan pneumonia yang disebabkan oleh virus Nipah, ilustrasi komputer. Virus Nipah bersifat zoonosis (ditularkan ke manusia dari hewan) dan pertama kali ditemukan di Malaysia dan Singapura pada orang-orang yang berhubungan dekat dengan babi. Awalnya diisolasi pada tahun 1999 setelah memeriksa sampel dari wabah ensefalitis dan penyakit pernapasan di antara pria dewasa di kedua negara tersebut. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Virus Nipah munculkan kekhawatiran dunia. 

Hal ini dikarenakan Kerala, di India mengeluarkan peringatan kesehatan di distrik Kozhikode setelah dua kematian akibat infeksi virus Nipah.

Menurut badan Kesehatan Dunia (WHO), virus tersebut berasal dari kelelawar buah yang ditularkan ke babi saat terjadi penebangan hutan secara besar-besaran.

Kondisi tersebut menyebabkan populasi kelelawar berpindah mendekati area peternakan.

Lantas, seberapa berbahayakah virus Nipah ini? 

Ahli kesehatan masyarakat sekaligus epidemiolog Dicky Budiman pun beri penjelasan. 

Virus Nipah nyatanya cukup berbahaya karena angka kematiannya cukup tinggi, yaitu 70-80 kali lebih mematikan dari Covid-19. 

Baca juga: Sebabkan Dua Kematian di India, Bisakah Virus Nipah Jadi Wabah? Begini Kata Pakar

"Nipah virus ini 70-80 kali lebih mematikan dari pada SARS-Cov-2. Artinya, kematian bisa tinggi atau banyak," kata Dicky pada Tribunnews, Minggu (17/9/2023). 

Selain itu kata Dicky, angka kematian virus Nipah mencapai 75 persen .

"Untuk diketahui Nipah virus ini kematiannya bisa 75 persen. Artinya dari empat orang, tiga bisa meninggal," jelasnya. 

Selain itu, Dicky menjadikan jika virus Nipah masuk dalam daftar serius dan bisa menjadi wabah global. 

"Jadi virus Nipah, punya potensi menyebabkan wabah. Bahkan epidemi dan pandemi," kata Dicky menambahkan. 

Potensi ini ada karena belum ada obat khusus dari infeksi virus Nipah. 

Selain itu juga belum ada vaksin sehingga sulit untuk dikendalikan. 

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan