Konflik Palestina Vs Israel
Ansarallah Houthi Yaman Tantang AS Cs, Iran Peringatkan Bakal Ada 'Banjir Darah' di Laut Merah
Ansarallah Houthi Yaman yakin kelompoknya bisa mengimbangi Satgas Laut Gabungan bentukan AS di Laut Merah untuk melindungi Israel. Iran wanti-wanti
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Ansarallah Houthi Yaman Tantang AS Cs, Iran Peringatkan Bakal Ada 'Banjir Darah' di Laut Merah
TRIBUNNEWS.COM - Kelompok Ansarallah (Houthi) Yaman melontarkan tantangan atas satuan tugas (Satgas) Maritim bentukan Amerika Serikat (AS) di Laut Merah.
AS dilaporkan membentuk koalisi internasional bertajuk “Operation Prosperity Guardian” untuk mengamankan jalur pelayaran internasional dari gangguan serangan Angkatan Bersenjata Yaman yang terafiliasi dengan Houthi.
Serangan Yaman dan Houthi, utamanya di Selat Bab al-Mandab, sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan milisi perlawanan Palestina di Gaza, Hamas, terhadap tentara pendudukan Israel dalam Perang Gaza.
Baca juga: Milisi Regional Bergerak, Kataib Hizbullah: Serang Hingga Tentara Terakhir AS Angkat Kaki dari Irak
Houthi secara khusus mengincar kapal-kapal yang berentitas Israel, baik dari ataupun menuju ke pelabuhan Eilat, satu di antara basis utama bongkar-muat barang dan nadi perekonomian Israel.
“Kami meyakinkan semua kapal yang menuju ke semua pelabuhan di seluruh dunia, kecuali pelabuhan Israel, bahwa tidak ada kerugian yang akan menimpa mereka,” ujar juru bicara militer Yaman, Yaya Saree, dikutip dari Al Arabiya.
Atas pernyataan itu, Satgas Maritim bentukan AS di Laut Merah dinilai sejumlah analis sejatinya merupakan bentuk perlindungan AS terhadap Israel dengan melibatkan 10 negara sekutu.
Adapun 10 negara yang tergabung dalam koalisi ini diantaranya, Inggris, Perancis, dan Italia, disusul Bahrain, Kanada, Belanda, Norwegia, Seychelles, dan Spanyol.
AS berupaya membujuk sekutu besarnya di Timur Tengah, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, namun sejauh ini belum ada kabar lanjutan dari lobi AS tersebut.
Baca juga: Perjanjian Damai Arab Saudi dan Yaman Tinggal Teken, AS Tekan Riyadh Dukung Israel Laut Merah
Namun, serangan-serangan dari Houthi dan Angkatan Bersenjata Yaman ini ke kapal-kapal komersil berentitas Israel makin ganas seiring menggemanya upaya AS di Laut Merah ini.
Mohammed Al-Bukhaiti, anggota politbiro Houthi, mengatakan kepada Al Jazeera, pada Senin (18/12/2023), menyiratkan kalau Ansarallah tidak akan menghentikan serangannya.
Bahkan dia menyatakan optimisme kalau kelompoknya akan mampu menghadapi koalisi apa pun yang dibentuk oleh AS yang dikerahkan ke Laut Merah, lapor Reuters.

AS: Ini Masalah Internasional
Meski dituding memberikan perlindungan secara khusus ke Israel, AS menekankan kalau jalur pelayaran internasional di Laut Merah adalah isu internasional.
Pada Senin (18/12) Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, dalam konferensi pers bersama dengan mitranya dari Israel, mengatakan kalau pihaknya sudah membentuk koalisi internasional di laut Merah.
“Kami mengambil tindakan untuk membangun koalisi internasional. Ini bukan hanya masalah AS, ini masalah internasional,” kata Austin.
Dia juga mengumumkan kalau rapat virtual akan diadakan pada Selasa (19/12/2023) antara dia dan sesama menteri anggota koalisi untuk mengatasi ancaman dari Yaman dan Houthi ini.

Houthi Tolak Kompensasi AS
Adapun Pejabat Houthi, Al-Bukhaiti, dilansir Al Jazeera mengatakan kalau AS sempat membujuk pihaknya untuk menghentikan serangan di Laut Merah dengan sejumlah kompensasi.
Bukhaiti mengklaim AS menawarkan untuk tidak menghalangi upaya menuju perdamaian abadi di Yaman, sebagai imbalan jika Houthi menghentikan operasi militer mereka di Laut Merah.
“Kami dengan tegas menolak hal ini,” katanya.
“Ada kontak tidak langsung dari berbagai negara, termasuk AS untuk menghentikan operasi kami,” tambahnya.
Perdamaian abadi di Yaman yang dimaksud adalah konsensus pihak-pihak bertikai di Yaman. Beberapa kelompok di antaranya terafiliasi dengan Arab Saudi dan UEA.
Baca juga: Perjanjian Damai Arab Saudi dan Yaman Tinggal Teken, AS Tekan Riyadh Dukung Israel Laut Merah
Dalam kesempatan lain, kelompok Houthi menyatakan serangan akan tetap dilakukan dan akan terus mencegah semua kapal menuju pelabuhan Israel sampai makanan dan obat-obatan diizinkan masuk ke Jalur Gaza.
Dalam penekanannya, Houthi menyatakan, serangan ditujukan untuk menghalau kapal, bukan untuk menenggelamkan. Tapi, Houthi berjanji akan meningkatkan status serangan jika Israel tidak berhenti melakukan agresi militer di Gaza.
“Tindakan kami selama operasi baru-baru ini ditujukan untuk pencegahan, bukan menenggelamkan kapal. Tapi kita punya senjata yang bisa tenggelam. Jika Zionis tidak menanggapi seruan kami untuk menghentikan agresi terhadap Gaza, akan ada fase baru yang akan sulit bagi Zionis,” kata komandan Brigade Pertahanan Pantai Ansarallah, Mayor Jenderal Muhammad al-Qadri, kepada Al- Masirah TV pada hari Jumat.
Baca juga: Gencatan Senjata Berakhir, Milisi Yaman-Irak Siap Tempur: Laut Merah Terlarang, Kota Eilat Incaran
Iran Wanti-wanti 'Banjir Darah'
Menteri Pertahanan Iran, Mohammed Reza Ashtiani juga merespons upaya AS yang membentuk Satgas Laut gabungan dari sejumlah negara di Laut Merah.
Iran yang disebut-sebut terafiliasi dengan Houthi di Yaman, menegaskan kalau Angkatan Laut Iran siap merespons segala perkembangan yang terjadi di Laut Merah.
Mohammed Reza Ashtiani kepada media Iran, ISNA Kamis (14/12/2023) mengatakan kalau wacana satuan tugas maritim yang ingin dibentuk Washington dan sekutu-sekutu Teluknya untuk melindungi pelayaran Israel akan menghadapi “masalah luar biasa.”
Ashtiani menyiratkan, Laut Merah adalah 'lapangan bermain' Angkatan Laut Iran.
Baca juga: AS Kerahkan Tentara Bayaran Proksi UEA Bikin Ansarallah Yaman Sibuk dan Tak Fokus Serang Israel
“Jika mereka melakukan tindakan yang tidak rasional, mereka akan menghadapi masalah yang luar biasa. Tidak ada yang bisa mengambil tindakan di wilayah di mana kami memiliki dominasi,” kata Ashtiani kepada ISNA.
Ujaran Ashtiani menjadi garis jelas bagi AS untuk tidak semberono di wilayah teritori laut negara lain di Laut Merah.
Iran dikenal menjadi satu di antara pemain utama di kawasan tersebut dengan angkatan laut yang dikenal tangguh di Laut Merah.
Baca juga: Israel Kasih Deadline ke AS untuk Tangani Ansarallah Houthi Yaman: Ancam Serang Langsung Sanaa

AS Mau Gandeng Arab Saudi dan UEA
Pekan lalu, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengkonfirmasi kepada wartawan kalau Washington sedang berupaya membentuk satuan tugas angkatan laut di sepanjang Arab Saudi dan UEA yang bertujuan melindungi jalur pelayaran Israel.
Upaya AS ini didasari asumsi agar perang tidak meluas di kawasan Teluk.
AS diketahui meminta Israel untuk tidak langsung membalas aksi Angkatan Bersenjata Yaman dan gerakan perlawanan Ansarallah yang telah menyatakan perang.
Baca juga: AS-Israel Rebutan Balas Serang Ansarallah, Washington Desak Tel Aviv Tak Respons Rudal Houthi Yaman

AS dilaporkan telah meyakinkan Tel Aviv agar membiarkan Washington mengambil tindakan di kawasan tersebut.
Adapun Israel, memberikan waktu ke AS untuk bisa menangani gangguan yang datang dari Yaman. Jika tidak, Israel mengancam akan melakukan serangan langsung ke Sanaa.
Baca juga: Israel Kasih Deadline ke AS untuk Tangani Ansarallah Houthi Yaman: Ancam Serang Langsung Sanaa
Sejak bulan lalu, pasukan Yaman telah menyita satu kapal yang terkait dengan Israel dan melakukan serangan angkatan laut terhadap setidaknya dua kapal lainnya.
Sanaa juga berjanji, sampai akses Gaza terhadap makanan dan obat-obatan terjamin, pihaknya akan memblok kapal apa pun yang menuju Israel lewat.
Gegara aksi blokade itu, biaya pengiriman di Laut Merah telah melonjak karena perusahaan-perusahaan melakukan perubahan rute yang mahal dan menaikkan harga.
Pasukan angkatan laut Yaman meluncurkan rudal pada 12 Desember ke kapal Norwegia yang membawa minyak dan ditujukan ke pelabuhan Ashdod di Israel.

“Tidak ada cara untuk mencegah eskalasi kecuali dengan bergerak menuju gencatan senjata permanen di Jalur Gaza,” kata Abdel Malik al-Ajri, anggota biro politik Ansarallah, pada Rabu, 13 Desember 2023.
“Bahkan jika semua armada angkatan laut di Bumi berkumpul di Laut Merah, mereka tidak akan membawa keamanan bagi Israel atau kapal-kapal Israel, atau kapal apa pun yang menuju ke [Israel],” tambah pejabat Yaman itu.
Selain ancaman Yaman terhadap pelayaran Israel, pasukan angkatan laut Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) diketahui memiliki kehadiran yang menonjol di Laut Merah.
“Semua negara hadir di kawasan ini, namun kawasan ini adalah milik kami, dan kami mendominasinya,” kata Ashtiani kepada media Iran.
(oln/tc/rtrs*)
Konflik Palestina Vs Israel
Microsoft Minta Bantuan FBI Hentikan Demo Karyawan yang Minta Putus Hubungan dengan Israel |
---|
Australia Usir Dubes Iran usai Serangan Anti-Yahudi Tahun Lalu, Teheran Janjikan Pembalasan |
---|
Hamas Bantah Klaim Israel, 21 Korban Tewas di Rumah Sakit Nasser Bukan Anggota Pejuang |
---|
Trump akan Pimpin Pertemuan Besar di Gedung Putih Bahas Rencana Kelola Gaza Pascaperang |
---|
IDF Tembak 5 Jurnalis Pakai Rudal di Rumah Sakit Al Nasser Gaza |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.