Kamis, 6 November 2025

Teriakan Sandera Brigade Al Qassam Minta Bebas, Koar PM Israel Sebut Hamas Alot 

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Sabtu (19/4/2025) malam, Hamas telah menolak usulan pengembalian separuh sandera

Telegram Quds News Network
KESEPAKATAN SANDERA - Hamas mengatakan pada Jumat (14/3/2025) bahwa pihaknya telah menerima usulan dari para mediator untuk membebaskan tawanan Amerika-Israel terakhir yang masih hidup dan jenazah empat tawanan berkewarganegaraan ganda. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Sabtu (19/4/2025) malam, Hamas telah menolak usulan pengembalian separuh sandera 

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Sabtu (19/4/2025) malam Hamas telah menolak usulan pengembalian separuh sandera yang masih hidup di Gaza.

Menurutnya, Hamas menuntut diakhirinya perang dan mundurnya militer Israel dari Gaza.

"Jika kita menyerah pada perintah Hamas sekarang, semua pencapaian besar perang ini... akan hilang," kata Netanyahu dalam pernyataan, dikutip dari China.org.

Dalam pernyataan tersebut, Perdana Menteri Israel juga menepis gagasan bahwa Israel dapat menipu Hamas agar membebaskan semua sandera dan kemudian melanjutkan perang, dengan alasan bahwa masyarakat internasional tidak akan menerima langkah seperti itu.

Sebelumnya, Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, merilis video baru yang menunjukkan seorang sandera Israel yang disandera di Gaza.

Video berdurasi empat menit itu menampilkan sandera Israel Elkana Bohbot berbicara lewat telepon rumah, tampaknya menelepon keluarganya untuk melanjutkan upaya pembebasannya.

"Kesehatan saya sedang tidak baik. Saya berteriak minta mati. Tolong, lakukan ini untuk saya," katanya di akhir rekaman.

Brigade Al-Qassam mengakhiri video tersebut dengan menyampaikan pesan.

"Mereka tidak akan kembali kecuali dalam kapasitas tertentu," merujuk pada para sandera.

Masih belum jelas kapan video itu direkam.

Media Israel melaporkan bahwa rilis video tersebut memicu demonstrasi di Tel Aviv, Yerusalem, Beersheba, dan Haifa, di mana ribuan orang meminta pemerintah untuk segera membebaskan tawanan.

Baca juga: Lewat Telepon, Sandera Israel Curhat ke Keluarga, Beri Kritik Pedas untuk Pemerintah Netanyahu

Sementara itu, operasi militer Israel terus berlanjut di Gaza. Pasukan Pertahanan Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan lapis bajanya menewaskan lebih dari 40 militan Hamas di wilayah Rafah, Jalur Gaza selatan, selama akhir pekan.

Tentara Tak Terlatih Dikirim ke Gaza

Mengutip AA, militer Israel telah mengerahkan tentara yang tidak terlatih secara memadai dari brigade elit Golani dan Givati ​​ke Jalur Gaza di tengah kekurangan pasukan yang kritis, lembaga penyiaran publik Israel KAN melaporkan pada hari Minggu.

Para rekrutan tersebut telah dikirim ke medan perang sejak Desember lalu, katanya.

Langkah ini mencerminkan meningkatnya tekanan pada militer Israel, yang telah mengakui adanya kekurangan tenaga kerja yang signifikan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved