Senin, 8 September 2025

Top Rank

10 Diplomat Tewas secara Tragis: Zetro Dihabisi Pembunuh Bayaran, Dua Bulan Usai Kematian Arya Daru

Berikut 10 sosok diplomat yang tewas secara tragis. Termasuk kematian diplomat Arya Daru hingga Zetro Purba yang tewas ditembak pembunuh bayaran.

(Tangkap layar akun X @FiscaliaPeru // Tribunnews.com Rizki Sandi Saputra)
DIPLOMAT INDONESIA TEWAS - Diplomat Zetro Leonardo Purba (40) tewas ditembak oleh pembunuh bayaran saat bertugas di Peru, Lima, Senin malam (1/9/2025). Detik-detik saat jenazah Diplomat Arya Daru ditemukan. (Tangkap layar akun X @FiscaliaPeru // Tribunnews.com Rizki Sandi Saputra) 

Dia ditembak ketika dia meninggalkan kediaman duta besar Iran di distrik Hadda selatan dengan mobil.

Diplomat itu, bernama Ali Asghar Assadi, sempat dibawa ke rumah sakit tetapi meninggal karena luka-lukanya.

TV pemerintah Iran mengatakan dia telah dipukul di dada dan perut saat mengemudi, mengutip BBC.

Seorang juru bicara kementerian luar negeri Iran mengatakan:

“Sekitar hari ini (Sabtu) sekelompok teroris menyerang seorang diplomat dari kedutaan kami di salah satu jalan Sanaa yang berusaha menculiknya. Tapi, karena diplomat itu menolak, para teroris menembakinya." 

9. Adolph Dubs

Pada 14 Februari 1979, Adolph Dubs, duta besar AS untuk Afghanistan, diculik di bawah todongan senjata, disandera di sebuah hotel Kabul, dan tewas dalam upaya penyelamatan yang gagal.

Empat puluh tahun kemudian, keadaan yang tepat seputar kematian diplomat berusia 58 tahun itu tetap diselimuti misteri. Beberapa pertanyaan tetap tidak terjawab, termasuk siapa yang berada di balik penculikan Dubs, yang melepaskan tembakan fatal, dan apakah Uni Soviet terlibat.

Kematian Dubs, mantan d'affaires di Moskow, terjadi pada saat yang kritis selama Perang Dingin - itu setahun setelah komunis merebut kekuasaan di Kabul dan berbulan-bulan sebelum Uni Soviet mengirim pasukan untuk menopang pemerintah Marxis.

10. Wu Jianmin

Wu Jianmin pernah tercacat sebagai salah satu diplomat paling senior dan vokal di China. 

Dia menjabat sebagai penerjemah untuk Mao Zedong dan perdana menteri Zhou Enlai, dan juga duta besar China untuk Prancis, Belanda dan PBB di Jenewa di berbagai titik dalam karirnya.

Sebelum pensiun, ia juga memimpin Universitas Luar Negeri China di Beijing, yang telah melatih generasi diplomat China.

Dirinya tewas secara tragis dalam kecelakaan mobil di Wuhan pada hari Sabtu (18/6/2016).

Kematiannya ini pun telah menjadi bahan diskusi di internet China dan di antara para intelektual dan komentator kebijakan luar negeri China.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan