Sabtu, 1 November 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Pakar Militer Jerman: Rusia Menggerogoti, NATO Pecah Jadi Tiga Kubu dan Terancam Runtuh

Pakar dan analis militer dari Jerman menilai jika NATO tidak menerapkan pasal 5 atas provokasi Rusia maka aliansi tersebut bisa runtuh

tangkap layar/NW
ALIANSI NATO - Dari kiri, bendera NATO, Estonia, dan Uni Eropa terlihat di perlintasan perbatasan Luhamaa di Luhamaa, Estonia, pada tanggal 3 Oktober 2025. Provokasi Rusia disebutkan ditujukan untuk menggerogoti aliansi NATO demi perpecahan yang terjadi soal respons balasan aliansi tersebut. 

Pakar Militer Jerman: Rusia Menggerogoti, NATO Pecah Jadi Tiga Kubu dan Terancam Runtuh

TRIBUNNEWS.COM - Rusia berharap adanya perpecahan di NATO terkait apakah pakta keamanan Atlantik Utara tersebut akan menggunakan pasal pertahanan kolektif aliansi itu.

Hal ini mendorong Rusia melancarkan serangan terbatas ke sisi timur wilayah aliansi tersebut dalam waktu tiga tahun.

Analisis soal cara Rusia menggerogoti NATO lewat serangan terbatas ini dilontarkan Carlo Masala, pakar militer dan profesor politik Jerman. 

Baca juga: Perang Hibrida Rusia ke NATO Kian Gencar, Hacker Moskow Umbar Rahasia Militer Inggris di Dark Web 

Bukunya 'If Russia Wins: A Scenario', berspekulasi kalau Kremlin potensial bergerak maju ke Estonia paling cepat pada tahun 2028.

Keberanian Rusia ini lantaran ada kalangan petinggi di Moskow yang tidak yakin kalau setiap anggota NATO akan mendukung Pasal 5.

Pasal 5 dalam perjanjian aliansi NATO menetapkan bahwa serangan terhadap satu anggota aliansi adalah serangan terhadap semua.

Masala mengatakan kepada NW kalau ini terjadi karena Moskow yakin bahwa beberapa negara NATO "tidak bersedia melawan Rusia."

Rusia Dituduh Melakukan Provokasi

Analisis Mesala ini merujuk pada insiden terbaru Rusia dan NATO.

Estonia menuduh Rusia melakukan provokasi, yang terbaru adalah adanya pergerakan tidak biasa oleh pasukan Rusia di dekat perbatasannya awal bulan ini.

Manuver Moskow ini mendorong Tallinn untuk menutup pos pemeriksaan perbatasannya di dekat perlintasan perbatasan Saatse Boot. 

Menteri Luar Negeri Estonia Margus Tsahkna mengatakan para pejabat melihat "tujuh tentara Rusia bersenjata" di sisi Rusia sebuah jalan di Estonia tenggara yang melintasi wilayah Rusia.

"Pihak berwenang Estonia menghentikan sementara lalu lintas di jalan tersebut untuk menghindari "potensi insiden," kata menteri tersebut.

Tindakan yang lebih terbuka oleh Moskow, termasuk saat pesawat Mikoyan MiG-31 yang memasuki wilayah udara Estonia pada bulan September—yang dibantah Kremlin—menunjukkan bagaimana Rusia menjadi “lebih gegabah dan berani dalam menguji aksi dan respons pencegahan NATO.” 

"Jika Anda yakin pada efek jeranya, maka Anda tidak akan terbang dengan tiga pilot pesawat tempur ke wilayah udara Estonia," kata Masala.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved