Jumat, 7 November 2025

Kesaksian Mengerikan dari El-Fasher: Mayat Bergelimpangan di Jalan saat RSF Ambil Alih Kekuasaan

Penyintas el-Fasher ungkap kisah mengerikan: mayat di jalan, keluarga terpisah, kelaparan parah usai kota dikuasai RSF.

Tangkap Layar Al Jazeera
KONFLIK DI SUDAN. Kengerian baru terungkap dari kota el-Fasher, Sudan barat. Para penyintas tiba di Tawila dan menceritakan kisah memilukan usai pengepungan selama 18 bulan berakhir dengan jatuhnya kota itu ke tangan Pasukan Dukungan Cepat (RSF). Tangkap layar Al Jazeera, Selasa (4/11/2025). 

Ia berjalan dua hari bersama anaknya menuju Tawila di bawah hujan peluru tanpa membawa harta apa pun.

“Saat penembakan makin berat, anak saya yang berusia 11 tahun memohon agar kami kabur."

"Tapi suami saya terlalu lemah untuk bergerak,” ujarnya.

Khadiga Abdalla, 46 tahun, juga menuturkan bagaimana warga bertahan hidup dengan sisa biji minyak yang biasa diberikan untuk ternak.

“Kami tidak makan sorgum selama enam bulan. Kami hanya makan ambaz,” katanya.

Anaknya kini dirawat karena trauma psikologis setelah menyaksikan kekerasan brutal di el-Fasher.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan sedikitnya 460 pasien tewas saat RSF menyerang rumah sakit bersalin Saudi di el-Fasher.

Juru bicara WHO, Christian Lindmeier, mengatakan para tenaga medis juga menjadi korban penculikan dalam serangan tersebut.

Tim medis dari Dokter Lintas Batas di Tawila menemukan hampir semua anak di bawah lima tahun yang tiba di kamp pengungsian menderita malnutrisi berat.

Banyak penyintas juga mengalami luka tembak, penyiksaan, dan gangguan pencernaan akibat berbulan-bulan makan pakan ternak.

Menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), sekitar 70.000 orang telah mengungsi dari el-Fasher sejak 26 Oktober.

Jumlah tersebut jauh lebih kecil dibanding perkiraan semula karena sebagian besar warga diduga tewas atau ditahan RSF.

Baca juga: WHO Kutuk Pembantaian Pasien Rumah Sakit di Sudan, 460 Nyawa Dihabisi

Peneliti Universitas Yale mencatat bahwa tidak seperti serangan RSF sebelumnya di kamp pengungsian Zamzam pada April, tidak ada tanda-tanda eksodus massal dalam citra satelit terbaru dari el-Fasher.

“Mayoritas warga sipil tewas, ditangkap, atau bersembunyi,” tulis laporan itu.

Presiden Komite Palang Merah Internasional, Mirjana Spoljaric, menyebut situasi di el-Fasher “mengerikan” dan memperingatkan ribuan warga masih terjebak tanpa akses makanan atau bantuan medis.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved