Jumat, 7 November 2025

Kesaksian Mengerikan dari El-Fasher: Mayat Bergelimpangan di Jalan saat RSF Ambil Alih Kekuasaan

Penyintas el-Fasher ungkap kisah mengerikan: mayat di jalan, keluarga terpisah, kelaparan parah usai kota dikuasai RSF.

Tangkap Layar Al Jazeera
KONFLIK DI SUDAN. Kengerian baru terungkap dari kota el-Fasher, Sudan barat. Para penyintas tiba di Tawila dan menceritakan kisah memilukan usai pengepungan selama 18 bulan berakhir dengan jatuhnya kota itu ke tangan Pasukan Dukungan Cepat (RSF). Tangkap layar Al Jazeera, Selasa (4/11/2025). 

Kecaman internasional terus berdatangan.

Paus Leo XIV menyerukan gencatan senjata segera dan pembukaan koridor kemanusiaan, sementara Senator AS Jim Risch meminta Washington menetapkan RSF sebagai “organisasi teroris asing.”

Al Jazeera melaporkan, RSF mengaku telah menangkap beberapa pejuang, termasuk komandan Abu Lulu yang muncul dalam video eksekusi yang telah diverifikasi oleh kantor berita Sanad.

Kini, ribuan penyintas yang selamat di kamp Tawila hidup dengan bantuan terbatas.

“Kami berdoa kepada Tuhan agar menolong kami,” kata Farhat Said, menggambarkan penderitaan ribuan orang yang terpaksa meninggalkan rumah mereka demi bertahan hidup.

Mengenal Pasukan Dukungan Cepat (RSF)

RSF (Rapid Support Forces) adalah pasukan paramiliter yang dipimpin oleh Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, yang dikenal dengan julukan “Hemedti”.

RSF awalnya dibentuk dari milisi Janjaweed, kelompok bersenjata yang beroperasi di wilayah Darfur pada awal 2000-an dan dituduh melakukan kejahatan perang serta pembersihan etnis terhadap kelompok non-Arab.

Di bawah pemerintahan diktator Omar al-Bashir, Janjaweed dilegalkan menjadi RSF pada tahun 2013 untuk membantu pemerintah menghadapi pemberontakan dan menjaga keamanan perbatasan.

RSF kemudian tumbuh menjadi kekuatan militer yang sangat besar dan kaya, karena menguasai tambang emas serta jaringan ekonomi sendiri — bahkan lebih independen dari tentara reguler.

Setelah revolusi 2019 yang menggulingkan al-Bashir, RSF menjadi bagian dari pemerintahan sementara dan bersekutu dengan tentara nasional (SAF), sebelum akhirnya berselisih tajam dengan mereka pada 2023.

Mengenal Angkatan Bersenjata Sudan (SAF)

SAF (Sudanese Armed Forces) adalah militer resmi Sudan, yang dipimpin oleh Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, kepala negara de facto sejak kudeta 2021.

SAF merupakan institusi militer utama yang sudah ada sejak kemerdekaan Sudan pada 1956.

Tentara ini memiliki kekuasaan politik besar, terutama setelah sering menggulingkan pemerintahan sipil melalui kudeta, termasuk rezim Omar al-Bashir (1989–2019) dan pemerintahan transisi sipil (2021).

Baca juga: Bencana Kemanusiaan di Sudan: RSF Kuasai El-Fasher, Ribuan Warga Sipil Hilang dan Dibantai

SAF berupaya mempertahankan statusnya sebagai satu-satunya kekuatan bersenjata nasional dan menolak struktur otonom RSF.

Al-Burhan menuduh RSF berusaha merebut kekuasaan dan menghancurkan negara, sementara SAF mengklaim berjuang untuk menjaga kesatuan dan kedaulatan Sudan.
 
Singkatnya, RSF adalah kekuatan paramiliter kaya dan otonom yang lahir dari milisi Darfur, sedangkan SAF adalah militer resmi Sudan yang memegang kendali pemerintahan nasional.

Persaingan antara keduanya — dua jenderal, dua kekuatan, dua ambisi — menjadi penyebab utama perang saudara Sudan yang dimulai pada April 2023.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved