Sosok Dick Cheney, Mantan Wapres AS yang Meninggal Dunia, Tokoh Kunci Perang Irak
Mantan Wakil Presiden AS, Dick Cheney meninggal dunia pada Senin (3/11/2025) waktu setempat. Cheney merupakan sosok kunci perang Irak.
Namun, terkadang ada perdebatan mengenai apakah Cheney terlalu berkuasa.
Selama pemilihan pendahuluan Partai Republik tahun 2008, para kandidat yang bersaing untuk nominasi presiden dari Partai Republik mengatakan bahwa, jika terpilih, wakil presiden mereka akan memiliki peran yang berbeda.
"Gagasan itu hampir terasa seperti sebuah oksimoron historis," kata Joel Goldstein, seorang profesor di Fakultas Hukum Universitas Saint Louis.
"Hanya di bawah Cheney muncul pertanyaan apakah wakil presiden benar-benar menjalankan pemerintahan," ujarnya.
Tokoh Kunci Perang Irak
Cheney dan Menteri Pertahanan Donald Rumsfeld, merupakan tokoh kunci yang mendorong invasi Irak pada Maret 2003.
Menjelang perang, Cheney menduga adanya hubungan antara Irak, al-Qaeda, dan serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.
Sebuah komisi yang menyelidiki serangan 9/11 kemudian membantah teori ini.
Cheney memperkirakan pasukan AS akan "disambut sebagai pembebas" di Irak dan pengerahan pasukan - yang akan berlangsung sekitar satu dekade - akan "berjalan relatif cepat... dalam hitungan minggu, bukan bulan".
Meskipun tidak ada senjata pemusnah massal yang ditemukan, Cheney pada tahun-tahun berikutnya bersikeras bahwa invasi tersebut merupakan keputusan yang tepat berdasarkan intelijen pada saat itu dan penggulingan Presiden Irak Saddam Hussein dari kekuasaan.
Dikutip dari Reuters, lebih dari satu dekade sebelumnya, sebagai menteri pertahanan di bawah Presiden George HW Bush, Cheney telah memimpin operasi militer AS untuk mengusir tentara pendudukan Irak dari Kuwait dalam Perang Teluk pertama.
Baca juga: Alasan Trump Kerahkan Militer AS Serang Nigeria, Tuduhan Genosida Picu Ketegangan Diplomatik
Ia mendesak Bush senior untuk mengambil sikap tegas terhadap Irak setelah Saddam Hussein mengirim pasukannya untuk menduduki Kuwait pada Agustus 1990.
Namun saat itu, Cheney tidak mendukung invasi ke Irak, dengan mengatakan bahwa AS harus bertindak sendiri dan situasinya akan menjadi rawa.
Karena hubungan panjang Cheney dengan keluarga Bush dan pengalamannya di pemerintahan, George W. Bush memilihnya untuk memimpin pencarian wakil presiden pada tahun 2000.
Bush kemudian memutuskan bahwa orang yang melakukan pencarian tersebut adalah kandidat terbaik untuk pekerjaan itu.
Setelah kembali ke dunia politik, Cheney menerima paket pensiun sebesar $35 juta dari perusahaan jasa minyak Halliburton, yang ia pimpin dari tahun 1995 hingga 2000.
Halliburton menjadi kontraktor pemerintah terkemuka selama perang Irak.
Hubungan Cheney dengan industri minyak sering menjadi sasaran kritik dari para penentang perang.
(Tribunnews.com/Whiesa)
| Trump Tutup Pintu untuk Pers, Gedung Putih Kini Jadi Wilayah Terlarang bagi Media |
|
|---|
| Amerika Serikat Sedang Menyerang Hak Publik untuk Tahu |
|
|---|
| Wapres AS JD Vance Jadikan Meme Dirinya sebagai Tema Kostum Halloween Tahun Ini |
|
|---|
| 10 Negara yang Paling Antusias Merayakan Halloween, Adakah Indonesia? |
|
|---|
| Bos Maskapai Desak Gedung Putih Akhiri Shutdown, Peringatkan Sistem Penerbangan AS di Ambang Krisis |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.