Selasa, 11 November 2025

Krisis Tekstil di Pakistan Berisiko Picu Penutupan Massal Tempat Usaha dan Lapangan Kerja

Pakistan adalah salah satu produsen kapas terbesar di dunia, dan industri tekstilnya merupakan tulang punggung perekonomian nasional.

Editor: Wahyu Aji
Tangkap layar X
Bendera Pakistan - Pakistan adalah salah satu produsen kapas terbesar di dunia, dan industri tekstilnya merupakan tulang punggung perekonomian nasional. Bagaimana kondisinya kini? 

“Ini bukan hanya soal hilangnya lapangan kerja, tapi juga soal tergerusnya pendapatan devisa di saat Pakistan tidak mampu menanggung guncangan semacam itu,” ujarnya.

Krisis ini juga memperlihatkan kegagalan kebijakan jangka panjang. Alih-alih berinvestasi pada efisiensi dan inovasi, pemerintah selama bertahun-tahun memilih solusi sementara: subsidi energi, potongan pajak, dan dana talangan. Strategi itu mungkin memperbaiki angka ekspor dalam jangka pendek, tetapi gagal membangun daya saing berkelanjutan.

Harga Produk Pakistan di Pasar Global

Selain itu, laporan Federasi Kamar Dagang dan Industri Pakistan (FPCCI) menyoroti persoalan logistik sebagai luka yang makin dalam. Sistem logistik yang mahal dan tidak efisien menghabiskan 15,6 persen PDB—dua kali lipat dari negara-negara maju. Sebelum satu kontainer tekstil meninggalkan pelabuhan, biaya tinggi sudah menggerus keuntungan eksportir.

Dalam Indeks Kinerja Logistik Bank Dunia, Pakistan harus bersaing dengan India, Vietnam, dan Bangladesh yang justru semakin efisien.

Di Karachi dan Qasim, dua pelabuhan utama Pakistan, kapasitas operasi hanya sepertiga dari desain awal.

Krisis energi, ketidakpastian kebijakan, dan lemahnya strategi ekspor juga terjadi.

Keruntuhan industri tekstil Pakistan terjadi di Faisalabad hingga Karachi.

Kawasan industri kini dipenuhi pabrik yang tutup dan gudang yang kosong.

Untuk diketahui, Pakistan adalah salah satu produsen kapas terbesar di dunia, dan industri tekstilnya merupakan tulang punggung perekonomian nasional.

Menyumbang lebih dari 50 persen total ekspor negara, sektor ini mencakup pakaian rajut, garmen katun, sprei, dan benang.

Namun, industri vital ini menghadapi tantangan serius – mulai dari harga kapas yang berfluktuasi dan biaya energi yang tinggi hingga kebijakan pajak baru.

Pada tahun 2025, ekspor tekstil turun dari $20 miliar menjadi $17 miliar, sebagian besar disebabkan oleh harga kapas yang lebih rendah dan biaya produksi yang meningkat. Masalah-masalah ini mengancam daya saing Pakistan di pasar tekstil global.

Industri tekstil di Pakistan mempekerjakan sekitar 30 juta orang, banyak di antaranya adalah perempuan yang bekerja di sektor informal bergaji rendah.

Diskriminasi gender, kondisi kerja yang tidak aman, dan kurangnya perlindungan sosial tersebar luas.

Insiden seperti kebakaran pabrik di Karachi tahun 2012, yang menewaskan lebih dari 250 pekerja, telah menarik perhatian internasional terhadap pelanggaran hak-hak buruh – dan memperkuat tuntutan akan akuntabilitas yang lebih besar.

Serikat pekerja menekankan bahwa pembeli global harus menegakkan standar pengadaan yang etis untuk memastikan upah yang adil, keselamatan kerja, dan kepatuhan terhadap hak-hak buruh.

SUMBER

Halaman 2/2

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved