Senin, 17 November 2025

Penyebab 9 Petugas dan Polisi India Tewas Periksa Bahan Peledak, Potongan Tubuh Tersebar 100 Meter

Insiden ledakan di kantor polisi disebabkan detonasi tidak sengaja dari tumpukan bahan peledak yang disita selama pemeriksaan forensik

X @thenewsdrill dan @wasi_arain_2000
KANTOR POLISI KASHMIR - Ledakan di kantor polisi di Kashmir India sebabkan 9 orang tewas. 
Ringkasan Berita:
  • 9 petugas forensik dan polisi tewas saat memeriksa bahan peledak sitaan
  • Peristiwa terjadi di kantor polisi di Kashmir, India
  • Ledakan yang tergolong berkekuatan besar itu membuat potongan tubuh korban tersebar hingga 100 meter
  • Bahan peledak tersebut merupakan barang sitaan dari kejadian ledakan sebelumnya di New Delhi

 

TRIBUNNEWS.COM - Ledakan hebat terjadi di sebuah kantor polisi di wilayah Kashmir, yang dikuasai India, menewaskan sedikitnya sembilan orang dan melukai 32 lainnya. 

Kejadian memicu ketegangan konflik Kashmir yang merupakan salah satu persengketaan wilayah terpanjang di dunia, melibatkan India, Pakistan, dan hingga batas tertentu China.

Konflik ini dimulai sejak pembagian India dan Pakistan pada 1947 dan telah menyebabkan beberapa perang serta ketegangan berkelanjutan.

Wilayah Kashmir, yang terkenal dengan keindahan alamnya, menjadi simbol persaingan nuklir antara dua negara tetangga ini.

Adapun insiden ledakan di kantor polisi disebabkan oleh detonasi tidak sengaja dari tumpukan bahan peledak yang disita selama pemeriksaan forensik.

Ledakan terjadi pada Jumat (14/11/2025) malam di kantor polisi Nowgam, Srinagar, ibu kota musim panas Kashmir, dikutip dari Reuters

Menurut otoritas setempat, ledakan dipicu saat petugas polisi dan tim forensik sedang mengevaluasi bahan peledak yang disita dari sebuah sel militan yang dicurigai.

Ledakan utama diikuti oleh serangkaian ledakan kecil, yang menghancurkan bangunan dan kendaraan di sekitarnya, serta memicu kebakaran hebat.

Korban tewas sebagian besar adalah petugas polisi dan staf forensik.

Beberapa korban luka dalam kondisi kritis dan dirawat di rumah sakit terdekat.

Potongan tubuh ditemukan tersebar hingga 100-200 meter dari lokasi, menyulitkan operasi penyelamatan.

Baca juga: Ledakan di Kantor Polisi Jammu & Kashmir India Tewaskan 9 Orang, Ada Kaitan dengan Insiden Red Fort

Direktur Jenderal Polisi Kashmir, Nalin Prabhat, menyatakan bahwa ledakan terjadi selama proses evaluasi bahan peledak yang disita.

Pihak berwenang India menegaskan ini adalah kecelakaan, bukan serangan teroris.

Menurut laporan Reuters, sembilan orang tewas dan 27 luka, dengan penambahan bahwa ledakan ini terjadi di tengah investigasi terkait ledakan mobil di New Delhi awal pekan ini.

The New York Times menambahkan, bahan peledak tersebut disita dalam penyelidikan atas ledakan di New Delhi yang menewaskan delapan orang di dekat Benteng Merah.

Wilayah Kashmir telah menjadi sumber konflik antara India dan Pakistan sejak 1947.

Militan di Kashmir yang dikuasai India telah berjuang melawan pemerintahan India sejak 1989, yang oleh India disebut sebagai terorisme didukung Pakistan. Pakistan membantah tuduhan itu dan menyebutnya sebagai perjuangan kemerdekaan.

Insiden ini terjadi setelah pasukan keamanan India membongkar sebuah sel militan di Kashmir, menangkap tujuh orang termasuk dua dokter, dan menyita bahan pembuat bom.

Rumah keluarga salah satu tersangka di Pulwama dihancurkan sebagai hukuman.

DW News melaporkan, ledakan ini memicu ketegangan lebih lanjut setelah ledakan di New Delhi, dengan ratusan orang diinterogasi dan puluhan ditahan.

Bom Mobil

Peristiwa ledakan di kantor polisi di atas bermula dari bahan peledak sitaan atas kejadian sebelumnya di New Delhi, pada 10 November 2025.

Ledakan hebat dari sebuah mobil terjadi di dekat Benteng Merah yang bersejarah di New Delhi, India, menewaskan sedikitnya 13 orang dan melukai lebih dari 20 lainnya.

Insiden ini diklasifikasikan sebagai aksi teror oleh pemerintah India.

Ledakan terjadi di kawasan ramai dekat Benteng Merah, salah satu landmark ikonik di ibu kota India.

Sebuah mobil yang bergerak lambat meledak, menyebabkan kerusakan parah pada kendaraan sekitar dan memicu kepanikan di antara warga.

CCTV footage menunjukkan momen sebelum ledakan sekitar pukul 18:51, di mana mobil tersebut terlihat mendekati area tersebut sebelum detonasi.

Ini merupakan serangan teror pertama di Delhi dalam 13 tahun terakhir.

Lapisan kabut asap tebal menyelimuti area sekitar Benteng Merah New Delhi karena tingkat polusi yang terus tinggi.
Lapisan kabut asap tebal menyelimuti area sekitar Benteng Merah New Delhi karena tingkat polusi yang terus tinggi. (X/Twitter)

Menurut laporan awal seperti dikutip dari NDTV, ledakan menewaskan setidaknya 8 orang, namun angka tersebut bertambah menjadi 13 korban tewas dan lebih dari 20 luka-luka setelah update dari otoritas. 

Korban termasuk pejalan kaki dan pengendara di sekitar lokasi.

Baca juga: Bahan Peledak Sitaan Meledak di Kantor Polisi Kashmir, 9 Tewas dan 30 Terluka

Kerusakan meliputi mobil-mobil yang hancur dan puing-puing berserakan, dengan api yang sempat menyala hebat sebelum dipadamkan oleh petugas pemadam kebakaran.

Ledakan disebabkan oleh lebih dari 2 kg ammonium nitrate dicampur dengan petroleum, bahan yang umum digunakan dalam bom rakitan.

Pengemudi mobil diidentifikasi sebagai Umar Nabi, seorang ahli pembuat bom asal Kashmir melalui tes DNA.

Investigasi mengarah pada hubungan dengan kelompok militan di Kashmir, di mana beberapa tersangka ditangkap, termasuk dua dokter, dan bahan peledak disita.

Rumah keluarga Umar Nabi di Pulwama, Kashmir, dihancurkan sebagai bagian dari tindakan hukuman.

Insiden ini juga terkait dengan ledakan tak sengaja di kantor polisi Kashmir selama pemeriksaan bahan peledak yang disita.

Pemerintah India menyatakan ledakan ini sebagai "aksi teror oleh kekuatan anti-nasional" dan menerapkan undang-undang anti-terorisme.

Menteri Dalam Negeri Amit Shah mengonfirmasi bahwa investigasi sedang dilakukan dengan bantuan badan intelijen, dan beberapa tersangka telah ditahan di Kashmir.

Analis memprediksi peningkatan penindakan di wilayah Kashmir yang спор.

Ledakan ini memperburuk ketegangan di Kashmir, wilayah yang telah menjadi sengketa antara India dan Pakistan sejak 1947.

Militan Kashmir sering dituduh melakukan serangan di India, meskipun Pakistan membantah keterlibatan.

Serangan ini terjadi di tengah peningkatan operasi keamanan setelah pembongkaran sel militan di Kashmir.

Sejarah Konflik Kashmir

Konflik Kashmir, salah satu sengketa wilayah terpanjang di dunia, telah melibatkan India, Pakistan, dan hingga batas tertentu China sejak pembagian anak benua India pada 1947.

Wilayah yang indah ini menjadi simbol persaingan nuklir antara dua negara tetangga, dimulai ketika Inggris meninggalkan koloninya dan membagi wilayah menjadi India mayoritas Hindu serta Pakistan mayoritas Muslim.

Maharaja Hari Singh, penguasa Hindu di Kashmir yang mayoritas penduduknya Muslim, awalnya ingin tetap independen, tetapi invasi suku Pathan dari Pakistan pada Oktober 1947 memaksanya meminta bantuan India dan menandatangani Instrumen Aksesi, menggabungkan Kashmir ke India.

 Hal ini memicu Perang India-Pakistan pertama (1947-1948), yang berakhir dengan gencatan senjata PBB pada 1949, membentuk Garis Kontrol sebagai pembatas de facto, di mana India menguasai sebagian besar wilayah dan Pakistan bagian barat.

Pada 1965, Pakistan melancarkan Operasi Gibraltar dengan menyusupkan pasukan ke Kashmir India untuk memicu pemberontakan, yang berujung pada perang skala penuh termasuk pertempuran tank terbesar sejak Perang Dunia II di Chawinda, sebelum diakhiri dengan gencatan senjata Tashkent pada 1966 tanpa perubahan signifikan di Garis Kontrol.

Konflik memanas lagi pada 1999 melalui Perang Kargil, di mana pasukan Pakistan dan militan Kashmir menyusup ke wilayah India di pegunungan Himalaya, memicu pertempuran sengit yang hampir menjadi konflik nuklir setelah kedua negara menguji senjata nuklir pada 1998; India merebut kembali wilayah tersebut dengan bantuan mediasi AS yang memaksa Pakistan mundur.

Selain itu, sejak 1984, kedua negara bertempur di Gletser Siachen, wilayah tertinggi yang diklaim bersama, sementara China merebut Aksai Chin dari India pada Perang Sino-India 1962 dan mengontrol sekitar 20 persen wilayah Kashmir asli, termasuk melalui Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC) di area sengketa.

Pada akhir 1980-an, pemberontakan bersenjata meletus di Kashmir India dengan dukungan Pakistan, melibatkan kelompok seperti Hizbul Mujahideen dan Lashkar-e-Taiba yang menuntut kemerdekaan atau bergabung dengan Pakistan, mencapai puncak kekerasan pada 1990-an dengan ribuan korban, termasuk serangan Mumbai 2008 yang menewaskan 166 orang.

Baca juga: Bencana Tanah Longsor Melanda Kashmir India, 60 Orang Tewas, Lebih dari 100 Orang Hilang

Pada 2019, India mencabut status otonomi Jammu dan Kashmir melalui Pasal 370, membagi wilayah menjadi dua teritori uni, memicu protes besar dan ketegangan dengan Pakistan; hingga 2025, konflik berlanjut dengan insiden seperti ledakan di New Delhi dan Kashmir yang terkait militan, meskipun PBB pernah mengusulkan referendum sejak 1948 yang tak pernah terealisasi. 

Dampaknya mencakup puluhan ribu korban jiwa, pengungsian massal, dan beban ekonomi, dengan India menganggapnya isu internal sementara Pakistan menyerukan resolusi internasional, menjadikan Kashmir sebagai "konflik paling berbahaya di dunia" karena ancaman nuklir.

(Tribunnews.com/ Chrysnha)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved