Kontribusi Kecil, Absennya Turis Cina Tak Guncang Pariwisata Jepang
Jepang tak terlalu bergantung pada turis Cina bahkan sebagian warga merasa lebih tenang tanpa kehadiran mereka. Apa dampaknya bagi pariwisata?
“Akhir-akhir ini benar-benar digerecoki turis China. Ada yang seenaknya masuk halaman rumah saya, memotret tanpa izin, dan suaranya keras sekali.”
Komentar serupa juga disampaikan Hashioki, warga Kyoto lainnya: “Syukurlah kalau turis China dilarang ke Jepang. Kalau bisa, jangan datang lagi.”
Saat kunjungan Tribunnews.com ke Kyoto pekan lalu, turis China terlihat mendominasi tempat-tempat umum.
Di bus kota pun, banyak wisatawan China yang berbicara dengan suara keras dan membuang ludah sembarangan.
Seorang turis Amerika bernama George pun turut berkomentar: “Kyoto ini over tourism sekali. Rasanya jadi tidak nyaman,” katanya
Fenomena ini membuat sebagian warga Kyoto memilih pindah ke prefektur Shiga yang berdekatan, lalu tetap bekerja di Kyoto yang berjarak hanya sekitar satu jam perjalanan dengan mobil.
Bagi yang ingin berdiskusi mengenai pariwisata Jepang, komunitas Pencinta Jepang membuka pendaftaran gratis. Kirimkan nama, alamat, dan nomor WhatsApp ke email: tkyjepang@gmail.com.
| Indonesia dan Jepang Sepakati Penguatan Kerja Sama Pertahanan dan Isu Regional |
|
|---|
| Pertemuan 2+2: Jepang dan Indonesia Sepakat Perluas Kerjasama Keamanan Maritim |
|
|---|
| 5 Destinasi Wisata Internasional Terfavorit Warga Jepang di Tahun 2025 Versi Agoda, Bali Termasuk? |
|
|---|
| 5 Destinasi Wisata Terfavorit di Jepang Tahun 2025 Versi Agoda, Tokyo Masih no. 1 |
|
|---|
| Jepang Pertimbangkan untuk Ekspor Kapal Perusak Abukuma ke Indonesia |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.