Kamis, 20 November 2025

Kontribusi Kecil, Absennya Turis Cina Tak Guncang Pariwisata Jepang

Jepang tak terlalu bergantung pada turis Cina bahkan sebagian warga merasa lebih tenang tanpa kehadiran mereka. Apa dampaknya bagi pariwisata?

Editor: Eko Sutriyanto
Richard Susilo
DAMPAK TURIS CINA - Gedung kementerian tanah, transportasi, infrastruktur dan pariwisata Jepang di Kasumigaseki Tokyo 

“Akhir-akhir ini benar-benar digerecoki turis China. Ada yang seenaknya masuk halaman rumah saya, memotret tanpa izin, dan suaranya keras sekali.”

Komentar serupa juga disampaikan Hashioki, warga Kyoto lainnya: “Syukurlah kalau turis China dilarang ke Jepang. Kalau bisa, jangan datang lagi.”

Saat kunjungan Tribunnews.com ke Kyoto pekan lalu, turis China terlihat mendominasi tempat-tempat umum.

Di bus kota pun, banyak wisatawan China yang berbicara dengan suara keras dan membuang ludah sembarangan.

Seorang turis Amerika bernama George pun turut berkomentar: “Kyoto ini over tourism sekali. Rasanya jadi tidak nyaman,” katanya

Fenomena ini membuat sebagian warga Kyoto memilih pindah ke prefektur Shiga yang berdekatan, lalu tetap bekerja di Kyoto yang berjarak hanya sekitar satu jam perjalanan dengan mobil.

Bagi yang ingin berdiskusi mengenai pariwisata Jepang, komunitas Pencinta Jepang membuka pendaftaran gratis. Kirimkan nama, alamat, dan nomor WhatsApp ke email: tkyjepang@gmail.com.

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved