Rabu, 10 September 2025

Diagnosis dan Pemeriksaan Miastenia Gravis Tidak Cukup Satu Kali

Mengenali Miastenia Gravis (MG) sejak dini sangat penting agar penderita bisa menjalani hidup yang lebih baik dan produktif. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Tribunnews.com/ Aisyah
DISKUSI KESEHATAN - Dokter Spesialis Saraf RS Brawijaya Saharjo Zicky Yombana, SpS dalam diskusi kesehatan (Health Talk) yang mengangkat tema "Myasthenia Gravis: Lebih dari Sekadar Lelah" bersama di Jakarta Selatan, Sabtu (12/7/2025). 

Penyakit Miastenia Gravis (MG) tidak bisa disembuhkan total, tetapi bukan berarti penderita tidak bisa hidup normal. 

Dengan pengobatan yang tepat, pasien bisa menjalani hidup secara produktif, bahkan tanpa gejala.

Salah satu pengobatan utama adalah Mestinon, obat yang berfungsi mengurangi gejala kelemahan otot.

“Orang lemah, karena misi histeniografis, dikasih mestinon, lemahnya hilang. Apakah dia mengobati sumber penyakitnya? Tidak,”imbuhnya. 

Sumber penyakit MG sendiri adalah autoimun. Untuk menekan sistem kekebalan tubuh yang salah tersebut, pasien biasanya diberikan kortikosteroid seperti prednison, atau imunosupresan lainnya.

Namun, pengobatan ini tidak instan dan harus dipantau dokter karena bisa menimbulkan efek samping serius jika tidak digunakan dengan benar.

“Obat ini nggak boleh dikonsumsi sembarangan. Karena efek sampingnya, karena butuh efeknya jangka panjang, sehingga butuh pemakaiannya jangka panjang juga,”tambahnya.

Sayangnya, keterbatasan dalam sistem pembiayaan kesehatan masih menjadi kendala. 

Mestinon hanya ditanggung BPJS sebanyak 120 tablet per bulan, padahal kebutuhan setiap pasien berbeda-beda.

Obat-obatan biologis seperti Rituximab dan Eculizumab juga mulai digunakan, terutama untuk kasus yang berat atau tidak merespons pengobatan konvensional.

Dalam kasus krisis atau serangan berat MG, terapi plasmaferesis atau intravenous immunoglobulin (IVIG) juga bisa diberikan.

Namun, penting bagi pasien untuk tidak mengatur obat sendiri. Pemakaian semua jenis terapi, termasuk steroid, harus selalu dalam pengawasan dokter.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan