Sabtu, 8 November 2025

Mitos Tak Boleh Makan Telur Saat Tubuh Luka, Faktanya Ternyata Kebalikan

Masyarakat masih banyak yang percaya mitos agar tidak makan telur saat tubuh sedang luka karena menghambat penyembuhan. Padahal faktanya terbalik.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Adi Suhendi
SURYA/PURWANTO
TELUR AYAM - Peternak memanen telur ayam di peternakan ayam petelur di Kelurahan Wonokoyo, Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (29/4/2025). Telur kaya akan protein dan baik untuk kesehatan. 
Ringkasan Berita:
  • Protein menjadi lem alami untuk merekatkan luka
  • Bila alergi telur, sumber protein bisa diganti dari makanan lain
  • Penting tangani luka sesuai jenisnya

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Banyak masyarakat masih percaya bahwa saat sedang luka, terutama luka operasi, sebaiknya tidak mengonsumsi makanan “amis” seperti telur, ikan, atau daging. 

Alasannya, makanan tersebut disebut-sebut dapat membuat luka sulit kering atau menimbulkan gatal.

Menurut dokter bedah, anggapan ini justru keliru.

Ketua Umum Perhimpunan Ahli Bedah Indonesia (PABI), dr Heri Setyanto SpB FINACS menjelaskan protein berperan penting dalam mempercepat proses penyembuhan luka.

Tanpa asupan protein yang cukup, tubuh akan kesulitan membentuk jaringan baru dan menutup luka secara optimal.

“Kalau kekurangan protein, maka penyembuhan luka itu akan terganggu. Membutuhkan kulit yang baru, itu semuanya membutuhkan protein,” ujar dr Heri saat diskusi media di Jakarta Selatan, Kamis (6/11/2025). 

Baca juga: Asupan Protein dalam Menu Sarapan, Pendekatan Sehat Menurunkan Berat Badan

Protein menjadi bahan dasar utama untuk pembentukan sel darah merah, kolagen, dan jaringan granulasi yang berfungsi menutup luka.

Karena itu, larangan makan telur atau ikan bagi pasien luka sebenarnya tidak memiliki dasar medis.

Protein Lem Alami

Dalam proses penyembuhan, jahitan luka hanya berfungsi untuk mendekatkan jaringan kulit. 

Agar luka benar-benar menyatu tergantung proses biologis tubuh.

Baca juga: Cegah Anemia, Anak Usia 6 Bulan ke Atas Wajib Diberi Makanan Pendamping Kaya Protein dan Zat Besi

“Bahan lemnya itu adalah protein. Dan protein itu juga diperlukan untuk membantu penyembuhan,” jelas dr Heri.

Artinya, tanpa protein yang cukup, luka justru lebih lama sembuh karena tubuh kekurangan bahan pembentuk jaringan baru. 

Kondisi ini sering terjadi pada pasien dengan malnutrisi atau asupan makanan rendah kalori.

Sebaliknya, dengan konsumsi makanan tinggi protein, tubuh akan lebih cepat memperbaiki jaringan kulit, menutup luka, dan mengurangi risiko infeksi.

Sumber Protein

Lebih lanjut dr Heri menambahkan, jika pasien memiliki alergi terhadap telur atau makanan laut, ada banyak sumber protein lain yang bisa dikonsumsi. 

Tubuh tidak membedakan sumbernya, selama asupannya cukup, proses penyembuhan tetap dapat berlangsung baik.

“Kalau misalnya ternyata alergi telur? Ada sumber protein yang lain. Bisa hewani, bisa nabati. Bisa daging, bisa ikan. Atau kalau dari nabati bisa pakai tahu, tempe. Itu kan sumber protein,” ungkapnya.

Makanan seperti tahu, tempe, susu, kacang-kacangan, dan ikan merupakan pilihan baik yang bisa membantu tubuh membentuk kolagen dan jaringan baru. 

Selain itu, vitamin C dan zinc juga berperan penting dalam proses penyembuhan luka karena membantu mempercepat regenerasi sel.

Harus Sesuai Jenisnya

Selain faktor nutrisi, dr. Heri juga menyoroti pentingnya penanganan luka sesuai jenisnya. 

Terutama pada luka operasi, dokter akan menilai tingkat kebersihan dan risiko infeksi sebelum menentukan frekuensi penggantian perban.

“Apalagi luka operasi ya. Luka operasi itu dibedakan menjadi clean operation, clean contaminated, dan clean. Clean operasi itu operasinya bersih, tidak ada waktu dikerjakan operasi, kulitnya masih utuh,” ujarnya.

Dalam operasi yang tergolong bersih (clean operation), risiko infeksi sangat rendah, hanya sekitar 3 persen. 

Karena itu, jika luka tampak kering, tidak ada cairan atau perubahan warna mencurigakan, perban tidak perlu sering diganti. 

Namun, bila ada tanda-tanda kontaminasi seperti basah, kotor, atau berbau, maka perban harus segera diganti agar tidak menimbulkan infeksi.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved