Kamis, 13 November 2025

Kanker Paru di Indonesia Meningkat, Batuk Berkepanjangan hingga Dada Nyeri Sering Disepelekan

Dikenal “silent killer”, penyakit ini sering kali tak menimbulkan gejala di tahap awal. Banyak pasien baru menyadari setelah kondisi memburuk.

Penulis: Anita K Wardhani
Editor: Willem Jonata
freepik
Ilustrasi kanker paru 

Selain terapi bertarget, immunotherapy menjadi terobosan besar berikutnya dalam pengobatan kanker paru. Terapi ini bekerja dengan mengaktifkan sistem imun tubuh agar dapat mengenali dan menghancurkan sel kanker secara alami.

“Efeknya bisa bertahan lama seperti vaksinasi terhadap kanker,” kata Dr. Lim.

Dalam beberapa kasus, immunotherapy dapat memberikan kontrol jangka panjang dan meningkatkan tingkat kelangsungan hidup hingga lima tahun bagi sebagian pasien.

Studi menunjukkan bahwa pasien kanker paru stadium lanjut yang menjalani immunotherapy memiliki tingkat kelangsungan hidup lima tahun sebesar 23%, dibandingkan kurang dari 5% pada terapi konvensional.

Pendekatan Holistik dan Personal

Dr. Lim menjelaskan bahwa setiap pasien memiliki karakteristik unik baik secara biologis maupun emosional sehingga terapi harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.

Tim multidisiplin di PCC melibatkan ahli onkologi, ahli bedah toraks, radiolog, ahli gizi, dan konselor psikologis untuk memastikan penanganan menyeluruh, dari diagnosis hingga pemulihan.

“Pendekatan kami selalu berpusat pada pasien. Kami tidak hanya berfokus pada pengobatan medis, tetapi juga memastikan setiap pasien mendapatkan dukungan emosional dan gaya hidup sehat yang berkelanjutan,” tutur Dr. Lim.

(Anita K. Wardhani)

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved