Pneumonia Anak Meningkat, Ini Penyebab Tersembunyi yang Perlu Diwaspadai Orangtua
Pneumonia masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi pada balita di negara berkembang.
Namun, dalam beberapa hari, kondisi bisa berkembang menjadi sesak napas, napas cepat, napas cuping hidung, hingga tarikan dinding dada ke dalam.
Kader posyandu biasanya sudah dilatih untuk mendeteksi napas cepat ini dengan cara menghitung frekuensi napas selama satu menit.
Batas normal napas anak:
Usia <2>
Usia 2 bulan–1 tahun: ≤ 50 kali/menit
Usia 1–5 tahun: ≤ 40 kali/menit
Jika melebihi batas ini, orangtua harus curiga adanya pneumonia.
Tanda bahaya lain termasuk anak tidak mau minum, muntah terus menerus, tampak biru, sangat lemas, kejang, menurunnya kesadaran, dan tidak buang air kecil selama berjam-jam.
Mengapa Pneumonia Berbahaya?
Pada pneumonia, alveolus, kantung udara di paru terisi cairan peradangan sehingga oksigen tidak dapat masuk ke aliran darah secara optimal.
Jika terjadi pada area yang luas, tubuh mengalami kekurangan oksigen, yang dapat memengaruhi organ vital seperti otak dan jantung.
Inilah yang membuat pneumonia harus ditangani segera begitu tanda bahaya muncul.
Dr. Nastiti menegaskan bahwa pencegahan pneumonia sangat mungkin dilakukan dengan langkah-langkah sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Ini Kelompok yang Berisiko Terkena Pneumonia Akibat Virus Influenza
“Yang penting adalah memang mencegah lebih baik daripada mengobati. Pencegahan pneumonia komponen-komponennya bukan yang sophisticated. Kalau dia masih bayi, tentu kita tadi tahu bahwa ASI eksklusif sangat penting,” ungkapnya.
Langkah pencegahan yang dianjurkan meliputi:
- Pemberian ASI eksklusif untuk meningkatkan antibodi
- Imunisasi lengkap (PCV, Hib, DPT, influenza, campak/MR)
- Nutrisi cukup dan seimbang
- Hindari paparan asap rokok dan polusi
- Cuci tangan, etika batuk bersin, dan sirkulasi udara yang baik
- Menghindari kontak dengan orang sakit
Dengan langkah-langkah sederhana dan konsisten, risiko pneumonia dapat ditekan sekaligus menjaga kesehatan pernapasan anak dalam jangka panjang.
Sumber: Tribunnews.com
| Selama Ini Salah Fokus? Ternyata Kepadatan Tulang Anak Lebih Penting dari Tinggi Badan |
|
|---|
| Marak Kasus Penculikan, Mendikdasmen Minta Sekolah Mendata Pengantar dan Penjemput Anak |
|
|---|
| Cerita Bilqis Selama di Perkampungan Adat Jambi saat Diculik: Makan Mi hingga Lihat Banyak Anjing |
|
|---|
| Dokter Spesialis Paru: Udara Bersih dan Iklim Sehat, Dua Kunci Cegah Pneumonia |
|
|---|
| Kasus Penculikan Balita Bilqis di Makassar, Pelaku Jual Anak Kandung dan Jadikan Umpan |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.