Penampakan Rumah Mewah di Lebak Bulus, Jadi Markas Penipuan Online WNA China
Polisi menggerebek rumah mewah di Lebak Bulus yang dijadikan markas penipuan online WNA China. Para pelaku menyamar jadi polisi Wuhan.
Editor:
Glery Lazuardi
Di latar tersebut, terdapat tulisan dalam bahasa Mandarin yang dalam bahasa Indonesia adalah 'Kepolisian Cabang Wuchang Wuhan, Detasemen Investigasi Ekonomi', sementara di sisi dinding lainnya tercatat kalimat dalam bahasa Mandarin pula yang dalam bahasa Indonesia berbunyi, "Kepolisian Cabang Distrik Wucang Wuhan."
"Di belakang saya ini, setelah kami cek, arti daripada tulisan-tulisan berbahasa Mandarin itu adalah Kepolisian Cabang Wucang Wuhan, Detasemen Investigasi Ekonomi. Sedangkan yang di depan rekan-rekan kami itu, di dinding itu, dalam bahasa Indonesia tertulis Kepolisian Cabang Distrik Wucang Wuhan,” ujar Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Nicolas Ary Lilipaly.
Di rumah tersebut, terdapat 2 WNI yang bekerja sebagai ART sekaligus penjaga rumah, yakni berinisial YD dan S, tetapi keduanya dilarang untuk naik ke lantai dua.
"Mereka membuat peredam suara, jadi di pintu dan jendela pun mereka telah membuat peredam suara. Dan kamar begini mereka larang ada orang lain selain dari mereka yang masuk ke kamar ini,” ucap Nicolas.
Ketua RT 10 RW 4, Sapto, mengungkapkan kecurigaannya soal keberadaan 11 WNA asal China yang tinggal di rumah itu tanpa melapor kepada pihak RT.
Ia menyebutkan, rumah tersebut sudah lama tak membayar iuran lingkungan untuk kebersihan serta keamanan, dan selama ini tidak ada laporan mengenai penghuni baru.
Menurut Sapto, ia telah mendatangi rumah tersebut beberapa kali, tetapi rumah tersebut selalu dalam keadaan kosong.
Meskipun begitu, pihaknya berusaha menghubungi pemilik rumah, namun hingga kini belum berhasil.
“Ya memang kita agak curiga dengan rumah ini karena sudah lama tidak membayar iuran, jadi kami selalu mendatangi rumah ini dalam keadaan kosong," katanya.
"Kami sudah berusaha menghubungi pemiliknya, namun belum berhasil. Kami juga menanyakan kepada penyewa sebelumnya, tetapi mereka tidak kooperatif,” lanjut Sapto.
Ia memperkirakan, sekitar empat bulan yang lalu, rumah tersebut mulai dihuni para pelaku yang tidak melapor ke RT setempat.
Sapto menjelaskan, rumah ini awalnya milik seorang WNI, namun tidak dihuni pemiliknya.
Sebaliknya, rumah itu hanya disewakan kepada pihak lain.
Biasanya, apabila ada penghuni baru, pihak RT menerima laporan terkait keberadaan mereka, tetapi hal itu tidak terjadi pada penghuni rumah yang sekarang.
“Ini rumah seorang warga, tapi belum pernah dihuni oleh pemiliknya. Rumah ini hanya disewakan kepada orang lain, tapi selalu ada laporan, kecuali untuk yang terakhir ini,” ujarnya.
Sumber: Warta Kota
Terbongkar Markas Penipuan Online Scam yang Dijalankan 11 WNA Asal China di Kontrakan Mewah Jaksel |
![]() |
---|
MRT Jakarta Mulai Studi Jalur dari Lebak Bulus ke Serpong, Target Rampung Setahun |
![]() |
---|
Curahan Hati Ridwan, Terancam Kehilangan Pekerjaan Setelah 27 Tahun Jadi Juru Parkir di Lebak Bulus |
![]() |
---|
Amnesty International Ungkap Praktik Perdagangan Manusia di Kompleks Penipuan Online di Kamboja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.