Demo di Jakarta
KontraS Soroti Sederet Kejanggalan Terkait Penemuan Kerangka di Kwitang Jakarta Pusat
KontraS yang sejak awal menjadi pendamping keluarga selalu meminta kepolisian memberikan kabar terbaru soal temuan tersebut.
Ringkasan Berita:
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menyoroti hasil temuan kepolisian yang menyebut dua kerangka hangus di Gedung ACC Kwitang, Jakarta Pusat, teridentifikasi sebagai Reno Syahputra Dewo dan Muhammad Farhan Hamid.
Koordinator KontraS, Dimas Bagus Arya, menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam proses identifikasi dan penyelidikan kasus tersebut.
Baca juga: Identitas Dua Kerangka di Kwitang Teridentifikasi: Reno Syahputro Dewo dan Muhammad Farhan Hamid
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) adalah organisasi hak asasi manusia di Indonesia yang fokus pada penyelidikan kasus penghilangan paksa dan tindak kekerasan.
"Pertama, ada satu missing link, terutama ketika berbicara soal HP-nya Farhan. Tapi yang belum ada pernyataan dari kepolisian adalah apakah sudah ada identifikasi juga soal peretasan akun media sosial milik Farhan. Itu yang menjadi tanda besar," kata Dimas kepada wartawan, Jumat (7/11/2025).
Baca juga: Nasib Farhan: Niat Nonton Demo, Berujung Ditemukan Tinggal Kerangka di Kwitang
Dimas juga mempertanyakan langkah cepat polisi yang langsung menyimpulkan bahwa dua kerangka itu kemungkinan besar milik Farhan dan Reno, pada saat pertama kalo ditemukan, pada 29 Oktober.
Padahal, menurut Dimas, KontraS yang sejak awal menjadi pendamping keluarga selalu meminta kepolisian memberikan kabar terbaru soal temuan tersebut.
"Kenapa langsung jump into conclusion bahwa dua kerangka yang ditemukan di gedung ACC Kwitang itu adalah kerangkanya Farhan dan juga Reno. Selama dua bulan ini, kami selalu meminta kepolisian memberikan update bertahap kepada keluarga: apa saja pencarian dan pemeriksaan yang dilakukan, dan pihak mana saja yang sudah diperiksa,” ujarnya.
Menurut Dimas, ada kejanggalan pada rentang waktu penemuan kerangka.
Pasalnya, gedung yang terbakar sejak akhir Agustus itu sudah diuji forensik pada 19 Oktober, namun bau menyengat baru tercium pada 29 Oktober.
"Kalau kita pakai logika, tentu bau belerang bekas asap kebakaran itu sudah hilang. Jadi kenapa baru pada 29 Oktober tercium bau anyir. Itu pertanyaan besar," ucapnya.
KontraS juga menyoroti fakta setelah 19 Oktober, garis polisi di lokasi sempat dicabut dan tidak ada lagi penjagaan di sekitar gedung. Menurutnya, hal itu membuka kemungkinan lain terkait keberadaan dua kerangka tersebut.
"Apakah tidak mungkin dalam rentang waktu setelah 19 sampai 29 Oktober itu juga ada dugaan bahwa ada orang yang menaruh kerangka itu? Karena setelah police line dicabut, penjagaan tidak ada, dan CCTV juga padam," kata Dimas.
Ia menegaskan, KontraS bersama keluarga akan melakukan konsultasi lebih lanjut sebelum menentukan langkah selanjutnya, termasuk kemungkinan pembentukan tim pencari fakta independen.
Demo di Jakarta
| Hasil Tes DNA: 2 Kerangka Hangus yang Ditemukan di Kwitang Adalah Reno dan Farhan |
|---|
| Menanti Hasil Tes DNA 2 Kerangka di Kwitang yang Bakal Diumumkan Hari Ini, Ada Dugaan Pendemo Hilang |
|---|
| Datangi Kejari Jakpus, TAUD Desak Kejelasan Turunan Berkas dan Penangguhan Penahanan Delpedro Cs |
|---|
| Respons Ketua Umum Golkar soal Adies Kadir Aktif Kembali Jadi Anggota DPR |
|---|
| Polri Diminta Tangkap Aktor Kerusuhan Demonstrasi di Jakarta: Jangan Hanya yang di Lapangan Saja |
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.