Selasa, 11 November 2025

Ledakan di Jakarta Utara

Mengenal Dark Web, Sisi Gelap Internet yang Diakses Terduga Pelaku Peledakan SMAN 72 Jakarta

Ledakan SMAN 72 Jakarta diduga dipicu akses pelaku ke dark web. Polisi temukan 7 bom, 32 korban dirawat.

Editor: Glery Lazuardi
Tribunnews.com/Reza Deni
LEDAKAN DI SMAN 72 - Suasana di SMAN 72 Jakarta tiga hari setelah ledakan terjadi di sekolah tersebut. Adapun murid-murid di sekolah tersebut melangsungkan kegiatan belajar secara daring, sehingga tidak ada aktivitas belajar di SMAN 72 Jakarta. Beberapa petugas polisi militer TNI AL tampak berjaga di dalam sekolah, Senin (10/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Polisi menemukan 7 bahan peledak, 4 di antaranya sempat meledak di dua titik berbeda.
  • Densus 88 mengungkap pelaku aktif mengakses forum gelap berisi konten kematian dan kekerasan sejak awal tahun.
  • CCTV menunjukkan pelaku membawa dua tas berisi bahan peledak saat masuk sekolah.
  • Polisi memastikan pelaku tidak terafiliasi kelompok terorisme, namun menunjukkan gejala ketidaksukaan yang tidak tersalurkan.

TRIBUNNEWS.COM - Di balik ledakan yang mengguncang SMAN 72 Jakarta pada Jumat 7 November 2025, terkuak fakta yang mengarah ke dunia maya paling tersembunyi, yaitu dark web. 

Situs-situs gelap yang tak terjangkau mesin pencari biasa ini diduga menjadi tempat terduga pelaku menggali informasi, merancang aksi, bahkan menjalin koneksi.

Baca juga: Fakta-Fakta Ledakan Mobil di Dekat Situs Bersejarah Red Fort India: Setidaknya 10 Orang Tewas

Sisi Gelap Dark Web

Dark web adalah salah satu lapisan dari internet yang tidak terindeks oleh mesin pencari seperti Google atau Bing.

Ia berada di bawah deep web, yaitu bagian internet yang tersembunyi dari publik, seperti database pribadi, arsip akademik, atau sistem internal perusahaan.

Untuk mengakses dark web, pengguna memerlukan perangkat lunak khusus seperti Tor (The Onion Router) yang menyamarkan identitas dan lokasi pengguna.

Dark web juga dikenal sebagai tempat jual beli barang ilegal seperti narkoba, senjata, data pribadi, hingga jasa kriminal.

Pengguna bisa terpapar malware, penipuan, atau bahkan terlibat dalam aktivitas ilegal tanpa sadar.

Baca juga: Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Dipindah Diam-diam ke RS Polri, Ada Apa?

Kebiasaan Pelaku Mengakses Dark Web

Adalah Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, AKBP Mayndra Eka Wardhana yang mengungkap kebiasaan pelaku mengakses dark web.

“Yang bersangkutan kerap mengunjungi komunitas daring (terutama di forum dan situs-situs gelap) yang menampilkan video atau foto orang yang benar-benar meninggal dunia, biasanya akibat kecelakaan, perang, pembunuhan, atau kejadian brutal lainnya," kata Mayndra, pada Selasa (11/11/2025).

Namun, dia tidak dapat menjelaskan secara detail terkait dark web maupun forum yang kerap dikunjungi terduga pelaku. "(Aktif) Sejak tahun ini," ungkapnya.

Hal ini yang diduga menginspirasi pelaku membuat dan merakit bahan peledak.

“(Bom,-red) dirakit sendiri. Pelaku mengakses melalui internet cara-cara merakit bom," ucapnya.

Namun, belum diketahui secara pasti jenis bahan peledak yang digunakan siswa itu.

“Beberapa iya (bisa dikendalikan melalui remote), tapi terkait dengan teknis yang itu berkenan konfirmasi ke Gegana atau ke Bid Humas Polda Metro Jaya," tutur dia. 

Polisi mengungkap bahwa terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, membawa bahan peledak dalam dua tas sebelum beraksi.

Hal tersebut, menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, diketahui setelah petugas menelisik rekaman CCTV yang ada di sekitar sekolah.

Budi Hermanto, menjelaskan, rekaman CCTV menunjukkan terduga pelaku datang dengan membawa tas sekolah dan tas yang dijinjing berisi bahan peledak.

“Kita menjawab tadi temuan ini memang kalau dilihat dari CCTV, kedatangan anak ini sudah membawa tas sekolah dan tas yang dijinjing. Itu semua barang-barang berada di dalam situ,” kata Budi kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (10/11/2025).

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menyatakan, mereka menemukan tujuh bahan peledak di SMAN 72. 

Kendati demikian, hanya empat peledak yang meledak di dua lokasi berbeda. 

Asal-usul bahan peledak tersebut belum diungkap secara resmi.

Budi menambahkan, kemungkinan beberapa sumbu peledak tidak terpicu sehingga sebagian bahan peledak tidak meledak.

“Mengenai detailnya, nanti akan disampaikan setelah olah TKP, pemeriksaan barang bukti, dan keterangan saksi selesai," katanya.

"Seluruh satuan kerja kepolisian menunggu kelengkapan informasi sebelum disampaikan ke publik. Cerita motif ini tidak bisa dipublikasikan begitu saja, sehingga kami akan selalu mengupdate untuk memastikan fakta kejadian," lanjut Budi. 

Baca juga: Polisi Sebut Terduga Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta Tidak Terafiliasi Kelompok Teror

Pelaku Tak Terafiliasi Terorisme

Polda Metro Jaya memastikan terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta tidak terafiliasi kelompok terorisme.

Hal itu disampaikan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (10/11/2025).

"Apakah ada kaitan dengan pelaku teror? kita juga ingin meluruskan kepada masyarakat memang terjadi di tempat ibadah tetapi yang bersangkutan ini bukan anti-Islam," katanya.

Kombes Budi menyebut bahwa tindakan terduga pelaku dalam kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta ialah kurangnya perhatian dari keluarga.

Mantan Kapolres Malang Kota ini menyebut terduga pelaku anak ini masih berstatus anak berhadapan dengan hukum.

Namun hingga kini polisi belum mengungkap identitas terduga pelaku.

"Jangan sampai dipikirkan ini menjadi anti-Islam terus ataupun ini memang perbuatan murni berangkat dari dirinya sendiri," tukasnya.

Menurutnya terduga pelaku masih dirawat di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, keterangan lebih detail belum diperoleh.

Adapun polisi pun telah menggeledah rumah siswa tersebut. 

Sejumlah barang bukti mulai dari buku hingga dokumen-dokumen disita untuk diteliti.

Orang tua terduga pelaku juga sudah dimintai keterangan. 

Kombes Budi enggan mengungkapkan materi pemeriksaan terhadap orang tua pelaku. 

Dia hanya menyebut orang tua pelaku bekerja sebagai pegawai swasta.

"Dari hasil pemeriksaan awal, ada wujud rasa ketidaksukaan, rasa menyampaikan tetapi tidak secara frontal (yang diungkapkan pelaku)," imbuhnya.

Baca juga: 32 Korban Ledakan SMA 72 Jakarta Masih Dirawat, Polisi Fokus Tangani Trauma hingga Pemulihan Psikis

Kondisi Terkini Terduga Pelaku dan Korban

Ia menambahkan, kondisi terduga pelaku kini telah sadar dan memungkinkan penyidik untuk mulai meminta keterangan terkait kejadian tersebut.

“Apabila dalam perkembangan kondisi kesehatannya semakin baik, penyidik akan lebih mudah meminta keterangan untuk mengungkap motif dan kronologi peristiwa,” kata Budi.

Hingga Senin (10/11/2025) siang, tercatat masih ada 32 korban yang menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit.

Dari jumlah itu, 13 korban dirawat di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, 17 orang di Rumah Sakit Yarsi Cempaka Putih, dan satu orang di Rumah Sakit Polri Kramat Jati.

“Yang pertama, sampai hari ini pukul 12.00 kami meng-update jumlah korban yang masih dirawat ada 32 orang. Terdiri dari 13 orang di RS Islam Cempaka Putih, 17 orang di RS Yarsi, dan satu orang di RS Polri Kramat Jati,” ujar Budi Hermanto kepada wartawan.

Menurut Budi, satu pasien yang kini dirawat di RS Polri merupakan terduga pelaku ledakan.

Pemindahan dilakukan untuk memastikan penanganan medis dan investigasi berjalan beriringan.

“Pasien yang dipindahkan ke Rumah Sakit Polri mendapat penanganan terpadu, bukan hanya dari sisi medis, tetapi juga untuk memudahkan penyidik melakukan pendalaman,” jelasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved