Ledakan di Jakarta Utara
Kondisi Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta Membaik, Pindah ke Kamar Rawat Inap
Sebanyak 10 korban ledakan di masjid SMA Negeri 72 Jakarta di Kelapa Gading, Jakarta Utara masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Ringkasan Berita:
- Sebanyak 10 korban masih dirawat di rumah sakit, turun dari 20 orang sebelumnya.
- Satu di antaranya adalah pelaku (ABH) yang dirawat di RS Polri
- Sementara itu sembilan korban lain tersebar di RS Islam, RS Yarsi, dan RSCM.
TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 10 korban ledakan di masjid SMA Negeri 72 Jakarta di Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat (7/11/2025), masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Jumlah tersebut mengalami penurunan dari data terakhir, yaitu sebanyak 20 orang.
Dari 10 orang yang dirawat, salah satunya adalah pelaku yang kini berstatus sebagai anak berhadapan dengan hukum (ABH).
"Info terakhir masih 10 orang yang rawat inap," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto, Senin (17/11/2025).
Ia menyebut, pelaku masih dirawat di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Kondisinya terus membaik dan telah dipindahkan ke kamar rawat inap.
Sementara itu, sembilan korban ledakan tersebut dirawat di tiga rumah sakit berbeda.
"Lima korban di RS Islam, Cempaka Putih, tiga korban di RS Yarsi, dan satu korban di RSCM," ujarnya.
Baca juga: Pasca-Ledakan SMAN 72: Banyak Siswa Minta Pindah, Belum Siap Mental untuk Kembali ke Sekolah
Sosok ABH
Ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta mengakibatkan 96 orang mengalami luka-luka.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri mengungkapkan bahwa terduga pelaku merupakan ABH yang memiliki kepribadian tertutup.
"ABH dikenal sebagai pribadi tertutup, jarang bergaul, dan tertarik pada konten-konten kekerasan," ujar Irjen Asep dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (11/11/2025).
Kapolda menjelaskan, berdasarkan hasil penyelidikan sementara, ABH bertindak secara mandiri dan tidak memiliki keterkaitan dengan jaringan terorisme mana pun.
"Dari hasil penyelidikan, anak tersebut merupakan siswa aktif di sekolah dan bertindak sendiri, tidak ada indikasi keterlibatan jaringan tertentu," jelasnya.
Sejauh ini, penyidik telah memeriksa 16 saksi, terdiri dari korban (guru dan siswa), ABH, serta keluarga ABH.
Irjen Asep menambahkan, sejak kejadian, Polda Metro Jaya bersama Densus 88 dan Puslabfor Polri langsung bergerak cepat untuk mensterilkan lokasi dan mengamankan sejumlah bahan peledak.
"Kami telah mensterilkan area sekolah dan menemukan tiga bom rakitan aktif di dua titik lokasi berbeda," katanya.
Selain itu, tim laboratorium forensik tengah memeriksa jenis dan daya ledak bahan peledak yang digunakan oleh ABH.
Penggeledahan juga telah dilakukan di rumah terduga pelaku untuk menelusuri asal-usul bahan dan alat perakitan.
(Tribunnews.com/Deni/Abdi)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/Penjagaan-oleh-personel-TNI-di-SMAN-72-Jakarta-Kelapa-Gading.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.