Ledakan di Jakarta Utara
Kondisi Pelaku Ledakan SMAN 72 Mulai Stabil, Polisi Koordinasi dengan Dokter untuk Pemeriksaan ABH
Saat ini, polisi menunggu persetujuan dokter untuk melanjutkan pemeriksaan terkait ledakan di SMAN 72 Jakarta.
Ringkasan Berita:
- Kondisi seorang anak berkonflik dengan hukum (ABH) berinisial F, sudah stabil.
- Saat ini, polisi menunggu persetujuan dokter untuk melanjutkan pemeriksaan terkait ledakan di SMAN 72 Jakarta.
- Pemeriksaan terhadap ABH akan melibatkan sejumlah lembaga sesuai prosedur perlindungan anak.
TRIBUNNEWS.COM - Kondisi pelaku ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, seorang anak berkonflik dengan hukum (ABH) berinisial F, sudah stabil.
Pelaku ledakan SMAN 72 Jakarta itu telah dipindahkan dari ruang ICU ke ruang perawatan RS Polri, Kramat Jati.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, menjelaskan pemindahan itu dilakukan setelah tim medis menyatakan kondisi ABH membaik.
Saat ini, polisi menunggu persetujuan dokter untuk melanjutkan pemeriksaan terkait ledakan di SMAN 72 Jakarta.
“Minggu ini penyidik akan berkoordinasi dengan dokter yang merawat untuk mengetahui kondisi ABH secara keseluruhan,” ungkap Budi, Selasa (18/11/2025), dilansir Wartakotalive.com.
Nantinya, pemeriksaan terhadap ABH akan melibatkan sejumlah lembaga sesuai prosedur perlindungan anak, mulai dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Balai Pemasyarakatan (Bapas), Dinas P3A.
Selain itu, polisi juga akan melibatkan Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (APSIFOR) untuk mendampingi.
“Koordinasi dengan KPAI, Bapas, P3A, dan APSIFOR dilakukan saat penyidik akan meminta keterangan ABH,” jelas Budi.
Ayah ABH Diperiksa
Pelaku tinggal bersama ayahnya di sebuah mes pegawai usaha kuliner di Cilincing, Jakarta Utara.
Sementara itu, sang ibu bekerja di luar negeri sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Adapun orang tua pelaku sudah bercerai sekitar dua tahun lalu.
Baca juga: Pasca-Ledakan SMAN 72: Banyak Siswa Minta Pindah, Belum Siap Mental untuk Kembali ke Sekolah
Kondisi keluarga broken home ini disebut membuat pelaku merasa tidak memiliki ruang untuk menyampaikan keluh kesah.
Polisi menemukan bahan peledak di rumah pelaku yang identik dengan serbuk bom rakitan yang meledak di SMAN 72 Jakarta.
Rumah tersebut kini menjadi bagian penting dalam penyidikan, termasuk analisis digital terhadap laptop pelaku.
Penyidik Polda Metro Jaya telah memeriksa ayah dari ABH tersebut.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Iman Imanuddin, menjelaskan pemeriksaan terhadap ayah pelaku dilakukan di Polda Metro Jaya pada Selasa (11/11/2025).
“Kami ingin mengetahui dinamika keluarga, pola komunikasi, dan bagaimana pengawasan terhadap anak dilakukan,” ujarnya.
Selain pemeriksaan saksi, polisi juga menyita tiga bom rakitan yang tidak sempat meledak dari total tujuh bom yang dibawa pelaku.
Ketiga bom tersebut kini diperiksa oleh tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) untuk memastikan kandungan bahan peledak dan tingkat daya ledaknya.
Laptop pelaku turut diperiksa untuk menelusuri jejak digital dan kemungkinan akses ke konten ekstrem.
10 Korban Masih Dirawat
Ledakan di SMAN 72 Jakarta pada Jumat (7/11/2025) siang mengakibatkan 96 orang menjadi korban luka-luka, terdiri dari siswa dan guru.
Hingga Senin (17/11/2025), 10 orang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit, termasuk ABH.
Baca juga: Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Mendikdasmen: Belum Semua Siswa Siap Mental Balik ke Sekolah
Berikut rinciannya:
- 5 korban dirawat di Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ)
- 3 korban dirawat di RS Yarsi
- 1 korban dirawat di RSCM
- 1 korban dirawat di RS Polri (ABH)
Kronologi
Ledakan terjadi di masjid SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat (7/11/2025) siang, bertepatan dengan pelaksanaan salat Jumat di sekolah.
Dari tujuh bom rakitan yang dibawa, empat di antaranya meledak.
Akibat ledakan tersebut, 96 orang menjadi korban, terdiri dari 67 luka ringan, 26 luka sedang, dan 3 luka berat.
Pelaku yang merupakan siswa kelas 12 SMAN 72 Jakarta ikut terkena dampak ledakan.
ABH sempat dirawat di RS Islam Jakarta, lalu dipindahkan ke RS Polri Kramat Jati untuk pemulihan sekaligus kepentingan penyidikan.
Polisi menegaskan fokus utama adalah menggali latar belakang keluarga, memeriksa barang bukti termasuk sisa bom dan serbuk peledak, serta menelusuri jejak digital pelaku.
Penyidikan ini diharapkan memberi gambaran lebih luas tentang pentingnya pengawasan keluarga, komunikasi anak, serta deteksi dini perilaku menyimpang.
Kasus ini ditangani dengan mengacu pada Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA), yang menekankan perlindungan hak anak berhadapan dengan hukum.
Polisi menyebut pelaku sebagai ABH, sehingga proses pemeriksaan dilakukan dengan pendampingan psikolog forensik dan tetap memperhatikan aspek rehabilitasi.
Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Polisi Koordinasi dengan Dokter dan KPAI untuk Periksa Pelaku Ledakan SMAN 72
(Tribunnews.com/Nuryanti/Abdul Qodir/Reynas Abdila) (Wartakotalive.com/Ramadhan L Q)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/7-Korban-Ledakan-SMAN-72-Dibawa-Ke-RS-Yarsi_20251107_231937.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.