Kamis, 28 Agustus 2025

Lewat Konsep Nusantaranomics, Indonesia Diharapkan Maju Berkat Kearifan Lokalnya

Nusantaranomics dapat menjadi sumber rujukan bagi kepala daerah di Indonesia untuk memajukan masyarakatnya.

Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
Istimewa
Eka Sastra, Wakil Ketua KADIN sekaligus Ketua Panitia Acara Nusantaranomics 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkembangan ekonomi di Nusantara disebut dilakukan oleh banyak etnis dengan melandaskan pada sikap kekeluargaan, solidaritas sosial, dan kearifan lokal maupun agama.

Konsep itu dipopulerkan oleh Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University, Prof Dr. Didin S. Damanhuri dengan sebutan Nusantaranomics.

Hal tersebut menjadi pembahasan dalam Simposium dan Loka Karya Nasional Nusantaranomics di Jakarta.

Ketua Panitia acara yang juga Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Eka Sastra menjelaskan, simposium ini merupakan Kerjasama berbagai lembaga yakni IPB, KADIN, LKEN, Kemendagri dan APKASI.

Ia berharap Nusantaranomics dapat menjadi sumber rujukan bagi kepala daerah di Indonesia untuk memajukan masyarakatnya.

"Semoga melalui simposium ini masyarakat kita semakin sejahtera. Bangsa ini bisa besar kalau kita mengelola berdasarkan karakteristik dan keunikan masing masing daerah itulah yang disebut dengan nusantaranomics sebab setiap daerah punya potensi dan sumber daya potensial masing-masing," ujar Eka dalam keterangan yang diterima, Selasa (28/2/2023).

Eka menjelaskan Nusantaranomics merupakan model pendekatan ekonomi politik ala Indonesia yang memiliki kemiripan karakteristik dengan konsep ekonomi solidaritas (The Solidarity Economy).

Konsep ini ditandai dengan lahirnya kewirausahaan genuine khas masyarakat Nusantara.

Sementara menurut Rektor IPB University, Prof. Arif Satria,  Nusantaranomcs bisa menjadi basis pertumbuhan lokal dan sumbangan Indonesia untuk kancah global.

Pasalnya, Arif mengatakan saat ini publik masih dipaksa untuk mengadopsi model-model pemikiran dari barat.

"Namun, di saat yang sama kita saat ini juga makin merasakan bahwa pemikiran yang berbasis realitas masyarakat (local) yang memiliki perbedaan sejarah ini kompatibilitasnya relatif kurang pas dengan apa yang terjadi di Indonesia,” kata Arif.

Pada acara yang dihadiri ratusan peserta, terdiri dari kepala daerah, akademisi hingga mahasiswa itu, Arif Satria menyebut, gagasan Nusantaranomics oleh Prof Didin S. Damanhuri dapat menjadi sumber pencerah bagi pemikir-pemikir ekonomi di Indonesia.

Baca juga: Dorong Sektor UMKM Lewat Penguatan Budaya dan Kearifan Lokal

“Saya yakin dengan adanya gagasan ini akan semakin menyemarakkan, menginspirasi pemikir-pemikir di Indonesia untuk yakin bahwa kita memiliki model kepercayaan sendiri untuk mengonstruksi model perekonomian Indonesia sendiri. Tidak lagi terjebak mengagungkan pemikiran-pemikiran barat karena sejatinya orang barat juga tidak tahu apa yang ada di Indonesia,” kata Arif.

Sementara itu Didin S. Damanhuri menjelaskan, Nusantaranomics ditandai dengan lahirnya kewirausahaan genuine khas masyarakat Nusantara.

Wirausaha sosial yang menekankan pada dimensi aktivitas kewirausahaan berbasiskan kebiasaan etnik (ethnic based entrepreneurial activities).

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan