“Kelompok etnik berasal dari berbagai daerah yang bermigrasi ke kota-kota besar. Mereka kemudian membawa dan mengembangkan ciri khas aktivitas ekonominya. Dengan begitu, mereka dianggap sebagai bagian dari aktivitas ekonomi etnik tersebut,” jelas Didin yang juga merupakan pendiri lembaga riset ekonomi INDEF ini.
Didin mencontohkan seperti etnik Minangkabau dengan warung Padangnya, etnik Jawa dengan warung Tegalnya, bisnis besi tua orang Madura, dan batik dari Jawa Tengah, Solo, hingga Yogyakarta.
“Ketika pemikiran ekonomi diletakkan dalam konteks sosial budaya saat ini. Hal itu mendesakkan adanya kebutuhan untuk membumikan ekonomi dalam konteks Indonesia," kata Didin.
"Nusantaranomics menjadi jawaban karena dibangun berdasarkan konteks sosial budaya yang telah ada. Masa Pandemi adalah pertaruhan bagi pendekatan lama di bidang ekonomi yang dapat dianggap mengalami kegagalan dalam meresponnya,” tandasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.