Jumat, 5 September 2025

Kerugian Ekonomi Akibat Kasus DBD di Indonesia Meningkat

Berdasar penilitian, total biaya ekonomi akibat demam berdarah di Indonesia pada tahun 2015 diperkirakan mencapai USD 381.15 juta (Rp 4.95 triliun).

Shutterstock
Ilustrasi nyamuk demam berdarah 

Deputi Direktur CFHC-IPE, FK-KMK UGM dr. Nandyan N. Wilastonegoro, M.Sc.I.H. membahas dampak sosial langsung maupun tidak langsung yang dirasakan oleh masyarakat akibat penyakit DBD.

Ia memaparkan bahwa kasus dengue mengalami kenaikan yang dramatis. 

Per tahun, diestimasikan ada 58 juta hingga 105 juta kasus DBD di seluruh dunia.

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki beban DBD yang terbesar di dunia, dimana diestimasikan ada sekitar 7.8 juta kasus DBD

Dari sisi beban keuangan DBD, sebagian besar ditanggung dengan keuangan rumah tangga, dan diikuti oleh JKN dan kontribusi dari kerabat

Karena itu Vaksin DBD yang bisa mengurangi kasus DBD, namun tergantung dengan seberapa banyak individu yang terlindungi untuk biayanya. 

Kota di Indonesia yang menjadi prioritas program ini adalah Banda Aceh, Batam, Padang, Samarinda, dan Manado.

Dampak Ekonomi Akibat DBD

Ditambahkan, guru besar FKM UI Prof. Dr. drg. Mardiati Nadjib, M.Sc dampak ekonomi kesehatan dari demam berdarah di Indonesia.

Di Indonesia, Aedes aegypti and Aedes albopictus adalah vektor primer dan sekunder untuk transmisi DBD. Jumlah rata-rata kasus DBD tahunan yang dilaporkan ke otoritas kesehatan di Indonesia lebih dari 129.000 untuk periode antara 2004 dan 2010, tingkat insiden tertinggi kedua di dunia setelah Brasil.

Pelaporan DBD di Indonesia diakui belum lengkap dan prosedur pelaporan antar provinsi sangat bervariasi. Sebuah studi pemodelan kartografi tahun 2013 memperkirakan bahwa sekitar 7,6 juta infeksi DBD mungkin telah terjadi di Indonesia pada tahun 2010, yang sebagian besar tidak dilaporkan. 

"Penyakit ini biasanya paling umum di daerah perkotaan, namun, daerah pedesaan semakin terpengaruh. Selain itu, wabah epidemi DBD secara tradisional tampaknya menjadi lebih tidak menentu dalam beberapa dekade terakhir," tutur Prof Mardiati.

Total cost (direct dan indirect) mencapai sebesar USD 791 di Yogyakarta, USD 1.241 di Bali and USD 1.250 di Jakarta. 

Beban DBD setiap tahunnya menurut penelitian Sheppard (2018) banyak berasal dari biaya rawat inap (922.000 orang) dan rawat jalan (1,7 juta orang), sementara perawatan sendiri (4,6 juta orang) sehingga harus berhenti bekerja atau sekolah, sehingga diperkirakan Indonesia kehilangan 311.744 DALY’s setiap tahun yang terdiri dari 71,9 persen karena disabilitas dan 28,1 persen karena fatalitas.

Dengan besarnya beban ekonomi pada kasus DBD, Indonesia harus memperbaiki sistem pencatatan pelaporan kasus, meningkatkan pencegahan seperti vektor kontrol dan pengembangan vaksin untuk menekan beban itu mengingat Indonesia adalah daerah endemis DBD

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan