Jumat, 5 September 2025

Kerugian Ekonomi Akibat Kasus DBD di Indonesia Meningkat

Berdasar penilitian, total biaya ekonomi akibat demam berdarah di Indonesia pada tahun 2015 diperkirakan mencapai USD 381.15 juta (Rp 4.95 triliun).

Shutterstock
Ilustrasi nyamuk demam berdarah 

Apabila hal ini tidak dilakukan, Indonesia berpotensi mengalami kerugian.

"Jika Indonesia tidak bisa menekan beban ekonomi akibat DBD, maka jumlah kasus akan terus meningkat. Bila jumlah kasus meningkat tentu beban ini akan meningkat, termasuk beban bagi BPJS kesehatan dan Pemerintah serta masyarakat sendiri," terang dia.

Secara terpisah Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines Andreas Gutknecht mengatakan, pihaknya menghargai kontribusi Indonesian Health Economist Association (InaHEA) dalam meningkatkan kesadaran tentang beban penyakit demam berdarah di Indonesia dan dampaknya pada kesehatan masyarakat. 

"Kami juga merasa terhormat atas kepercayaan yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan RI dalam menjalin kemitraan yang kuat untuk berbagai upaya pencegahan DBD, sejalan dengan tujuan nol kematian akibat DBD di Indonesia pada tahun 2030," ungkap dia.

 Komitmen Takeda terhadap masalah DBD tercermin dalam keterlibatan dalam inisiatif seperti KOBAR (Koalisi Bersama) Lawan Dengue dengan kampanye masyarakat #Ayo3mplusVaksinDBD yang mendukung upaya pencegahan dan pengendalian DBD yang komprehensif.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan