Sabtu, 13 September 2025

Polri Disorot! Ini 3 Kasus Polisi Peras Warga, Bintara hingga Perwira Berpangkat Kombes Terlibat

Kepolisian Republik Indonesia tengah menjadi sorotan gara-gara kasus pemerasan yang dilakukan anggotanya.

Tribunnews.com/Sri Juliati/Dokumentasi Warga
POLISI PERAS WARGA - Ilustrasi uang dan oknum polisi menunjukkan kartu tanda anggota (KTA) saat digerebek warga di Telaga Mas Semarang, Jumat (31/1/2025) malam. Polri tengah menjadi sorotan gara-gara kasus pemerasan yang dilakukan anggotanya. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian Republik Indonesia tengah menjadi sorotan gara-gara kasus pemerasan yang dilakukan anggotanya.

Sebab, pemerasan ini dilakukan oleh anggota Polri di berbagai level pangkat. Mulai bintara hingga perwira.

Uang hasil pemerasannya pun beragam. Ada yang jutaan rupiah hingga jika dikumpulkan mencapai miliaran rupiah.

Pengamat Kepolisian Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto menyebut belum dilakukannya proses pidana ini malah membuat Polri seakan-akan melindungi anggotanya yang bersalah.

"Sanksi etik berupa demosi itu saja tak cukup, bahkan mengkonfirmasi bahwa Polri toleran bahkan melindungi personel pelaku tindak pidana pemerasan," kata Bambang saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (23/1/2025) pekan lalu.

Sebelumnya sejumlah polisi di Jakarta ketahuan melakukan pemerasan terhadap penonton konser Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024.

Belum tuntas kasus di atas, terjadi lagi dugaan pemerasan oleh anggota kepolisian di lingkup Polres Metro Jakarta Selatan.

Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso mengatakan oknum perwira polisi itu diduga melakukan pemerasan terhadap anak pengusaha.

Bahkan dia menyebut dugaan  pemerasan senilai Rp 20 Miliar.

Berikut ini tiga kasus pemerasan oleh polisi yang viral dan disorot masyarakat luas.

1. Peras Warga Asing di DWP

Amir Mansor, seorang warga negara Malaysia, bersama teman-temannya memutuskan untuk terbang ke Jakarta demi merasakan keseruan festival musik elektronik Djakarta Warehouse Project.

Pada malam pertama festival, Amir dan temannya mengalami razia narkoba yang dilakukan oleh pihak kepolisian.

Setelah memesan layanan taksi daring untuk kembali ke hotel, Amir melihat teman-temannya dihampiri oleh beberapa orang yang awalnya ia kira adalah pengemudi ojek online. “Awalnya saya kira mereka adalah driver ojek online yang sedang mencari pelanggan,” ujarnya.

Namun, setelah melihat lebih dekat, Amir menyadari bahwa mereka adalah polisi. “Mereka menggeledah teman saya, lalu saya menunggu sambil berharap bisa pulang,” tambah Amir.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan