Senin, 29 September 2025

Pemain Sirkus dan Kehidupannya

Menyingkap Misteri Panti Asuhan Asal-usul Pemain Sirkus yang Alami Kisah Tragis

Setibanya di depan panti asuhan tersebut, tampak puluhan pasang alas kaki, baik sandal maupun sepatu, diletakkan dengan rapi di rak-rak yang menempel

|
Tribunnews.com/Ibriza Fasti Ifhami
EKSPLOITASI PEMAIN SIRKUS - Suasana Panti Asuhan Hati Bangsa di Jalan Jembatan Dua Raya, Gang Pilin 1 Nomor 5 O, RT 002, RW 002, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (18/4/2025). Beberapa mantan pemain sirkus mengaku alami penyiksaan dan eksploitasi; yang disebut-sebut berasal dari salah satu panti asuhan di Kalijodo, Jakarta Utara.  

Merespons penjelasan wartawan tentang kasus tersebut, Lina mengatakan di panti asuhan itu tidak memberlakukan sistem adopsi.

"Kalau di sini memang enggak bisa adopsi begitu sih," kata Lina.

Baca juga: Berawal dari Ngamen, Hadi Manansang dan 3 Anaknya Dirikan Sirkus OCI, lalu Taman Safari Indonesia

Dia  lantas memanggil pimpinan pengurus Panti Asuhan Hati Bangsa yang saat itu sedang berada di dalam gedung panti.

Saat ditemui, Mikas, Kepala Panti Asuhan Hati Bangsa membenarkan di tempatnya itu tidak menerapkan sistem adopsi.

Mikas menjelaskan, Panti Asuhan Hati Bangsa didirikan sejak tahun 2016 dan sudah mendapatkan legalitas pendirian panti asuhan dari Dinas Sosial. 

Dia lantas membantah soal adanya pemain sirkus OCI berasal dari panti asuhan yang dipimpinnya tersebut.

"Kita sejak 2016 pertama buka. Enggak ada yang kayak gitu-gitu sih (adopsi sirkus OCI). Kita enggak ada program adopsi," kata Mikas, kepada Tribunnews.com.

Menurutnya, sistem adopsi tidak boleh dilakukan oleh lembaga yang sudah terlegalisasi sebagai panti asuhan. Sebab, seharusnya, panti asuhan memiliki visi dan misi untuk membangun masa depan.

Mikas mengatakan, pendirian Panti Asuhan Hati Bangsa berlatar belakang rekomendasi dari majelis-majelis gereja untuk menyelamatkan anak-anak yang terlantar. 

Panti asuhan ini telah berdiri sejak 2016 dan di bawah naungan City Vision Church.

Panti ini mengasuh 36 anak usia 10-20 tahun berasal dari luar Jakarta, seperti Nias dan Rote NTT.

Para anak yang diasuh merupakan anak-anak terlantar imbas kondisi yatim-piatu ataupun broken-home (keluarga tidak utuh).

Anak-anak di Panti Asuhan Hati Bangsa menjalani pendidikan di beberapa sekolah, di kawasan sekitar panti asuhan. Dua dari 36 anak yang diasuh, kini sedang menjalani pendidikan kuliah di Universitas Trisakti dan Universitas Esa Unggul.

Para anak yang diasuh juga mendapatkan pendidikan musik dan bahasa Inggris. Kata Mikas, banyak mahasiswa dan lembaga-lembaga bimbel yang menjadi relawan untuk mengajar di Panti Asuhan Hati Bangsa.

Lebih lanjut, Mikas mengatakan, Panti Asuhan Hati Bangsa tidak sembarangan memilih anak untuk dilakukan pengasuhan. Melainkan, pihak panti asuhan terlebih dahulu melakukan observasi terkait layak atau tidaknya anak tersebut untuk diasuh.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan