Kamis, 28 Agustus 2025

4 Kritik Keras untuk Dedi Mulyadi Buntut Wajib Militer bagi Anak Bermasalah, soal HAM jadi Sorotan

Kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengenai pendidikan militer untuk anak bermasalah, menuai kritik keras.

TribunJabar.id/Dian Herdiansyah
KRITIK UNTUK DEDI MULYADI - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, saat diwawancarai di Gedung DPRD Kota Sukabumi, Kamis (10/4/2025). Kebijakan Dedi terkait pendidikan militer untuk anak-anak bermasalah di Jabar, menuai kritik sejumlah pihak. Soal HAM jadi sorotan. 

Menurutnya, anak-anak justru membutuhkan pendekatan yang mendukung perkembangan emosi, sosial, dan kognitif mereka.

"Pendekatan itu membawa potensi terjadinya pelanggaran hak-hak asasi anak."

"Pembinaan dengan cara militer dapat berpotensi melanggar hak-hak anak, seperti hak atas perlindungan dari kekerasan fisik dan psikologis, serta hak untuk berkembang dalam lingkungan yang aman, nyaman, dan mendukung," urai Usman saat dihubungi Tribunnews.com pada Rabu.

"Pengalaman kekerasan atau disiplin keras dapat menyebabkan trauma dan memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan mental dan emosi anak."

Baca juga: Mengenal Vasektomi, KB untuk Pria yang Jadi Wacana Dedi Mulyadi sebagai Syarat Penerima Bansos

"Ini bertentangan dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia yang menekankan perlindungan dan kesejahteraan anak," lanjutnya.

Usman pun meminta Dedi sebagai Gubernur Jabar, agar berpikir lebih kreatif dalam menyelesaikan masalah.

Ia berpendapat masih banyak alternatif yang lebih mendukung untuk menangani anak-anak bermasalah.

Misalnya, melibatkan kerja sama dengan tenaga profesional, seperti psikolog dan guru, yang berbasis HAM.

"Ada banyak tokoh pemuda di Indonesia termasuk di Jawa Barat yang memiliki kreatifitas tinggi untuk membantu anak-anak," pungkas dia.

Diketahui, Dedi mulai akan memberlakukan pendidikan militer bagi anak-anak bermasalah mulai 2 Mei 2025, secara bertahap.

Dalam menjalankan kebijakan itu, Pemprov Jabar akan bekerja sama dengan Kodam III/Siliwangi.

Sebagai informasi, anak-anak bermasalah menurut Dedi adalah mereka yang membolos, tawuran, suka mabuk, hingga suka main game Mobile Legends.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Rizki Sandi/Gita Irawan)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan