Jumat, 31 Oktober 2025

Menteri P2MI: Pemerintah Berupaya Pulangkan WNI asal Bogor yang Jadi Korban Eksploitasi di Kamboja

F menjadi korban eksploitasi hingga teror di Kamboja usai dirinya mengaku mendapat pekerjaan di Singapura yang ditawari oleh rekannya.

istimewa
PEMULANGAN WNI - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin memastikan, pihaknya bersama dengan Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) bakal melakukan upaya pemulangan terhadap salah satu Warga Negara Indonesia (WNI) asal Bogor, berinisial F (26). 

Demikian kondisi itu disampaikan orang tua korban bernama Firman yang sampai saat ini masih menunggu proses pemulangan anaknya dari Kamboja untuk kembali ke Indonesia oleh pihak KBRI.

"Sementara hanya WA. Tapi kalau lihat orang yang tak di kenal dia trauma. Jadi waspada," kata Firman dalam keterangan resminya yang tersiar pada Minggu (26/10/2025).

Dari bukti tangkapan layar yang diperlihatkan Firman, dari anaknya tertulis lewat pesan WhatsApp dengan nomor yang tidak dikenali. 

Adapun isi pesan ancaman itu sebagai berikut:

“Bajinhan, sampe indo gak bakal idup tenang lu setan.” teror kedua, “Lu dimana, lu mau balik atau gua kejar sampe indo? Balik gak lu ke Mess.”

Pesan teror itu diperlihatkan ke Firman ketika anaknya telah berhasil melarikan diri dari lokasi para sindikat yang mengeksploitasi WNI yang dipekerjakan secara paksa untuk penipuan online.

"Disandera dan dijadikan pekerja paksa untuk penipuan online. Sampai akhirnya bisa kabur punya rencana kabur, karena dia ditugaskan pesan makan online dan jemput makanan di depan ruko, Selasa (21/10/2025) pukul 20.00 waktu setempat," ungkap dia. 

“Seperti biasa anak saya pesan makan online berdua dengan teman yang senasib. Makan datang kabur jam 05.00 an pagi baru bisa pesan grab mobil untuk kabur berangkat 19.00 jam menuju KBRI. Akhirnya sampai di KBRI,” terangnya.

Dari kejadian ini, Firman mengaku tidak menyangka anaknya menjadi korban eksploitasi. 

Kronologi Kejadian 

Sejak awal, F diketahui diajak oleh rekan SD untuk bekerja di Singapura dengan segala urusan paspor yang telah diurus.

Firman sebagai orang tua awalnya tidak memiliki kecurigaan, karena selama satu bulan di Singapura sang anak bekerja benar di sebuah perusahaan. 

Namun tiba-tiba komunikasi dengan Firman terputus pada Jumat (17/10/2025).

"Di Singapura ditawari kerja di perkantoran. Sampai sana iya benar kerja di perkantoran sebagai customer service," terangnya.

Namun itu semua berubah ketika korban diajak oleh temannya tersebut untuk pergi naik pesawat dengan dalih berlibur.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved