Kamis, 6 November 2025

Proyek Kereta Cepat

Soal Whoosh, Prabowo Tak Masalah Harus Bayar Utang Rp 1,2 Triliun Per Tahun: Kita Mampu, Duitnya Ada

Presiden Prabowo Subianto mengaku akan mengambil alih proyek kereta cepat Whoosh dan siap membayar utang Whoosh senilai Rp 1,2 triliun per tahunnya.

Sekretariat Presiden
UTANG PROYEK WHOOSH - Presiden Prabowo Subianto memberikan keterangan persnya setelah meresmikan Stasiun Tanah Abang Baru di Jakarta, pada Selasa (4/11/2025). Presiden Prabowo Subianto mengaku akan mengambil alih proyek kereta cepat Whoosh dan siap membayar utang Whoosh senilai Rp 1,2 triliun per tahunnya. 
Ringkasan Berita:
  • Presiden Prabowo Subianto menegaskan kesiapannya untuk membayar utang proyek Whoosh sebesar Rp 1,2 triliun per tahunnya.
  • Menurut Prabowo, di balik polemik kereta cepat Whoosh ini, terdapat banyak manfaat yang bisa dirasakan masyarakat. 
  • Proyek kereta cepat Whoosh merupakan simbol kerja sama Indonesia dengan Tiongkok.

 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Prabowo Subianto menegaskan tak ada masalah terkait proyek kereta cepat Whoosh yang belakangan ini jadi polemik di tengah masyarakat.

Terlebih setelah banyak pihak mempermasalahkan siapa yang akan membayar utang proyek kereta cepat Whoosh yang mencapai ratusan triliun itu.

Prabowo pun menegaskan kesiapannya untuk membayar utang proyek Whoosh sebesar Rp 1,2 triliun per tahunnya.

Menurut Prabowo, di balik polemik kereta cepat Whoosh ini, terdapat banyak manfaat yang bisa dirasakan masyarakat.

Karena kereta cepat Whoosh ini bisa membantu mengurangi polusi, mempercepat perjalanan, serta mengurangi kemacetan.

Whoosh juga dinilai Prabowo sebagai wujud atas pemanfaatan dan penguasaan teknologi kita.

"Pokoknya enggak ada masalah. Karena itu kita harus bayar mungkin 1,2 triliun setahun, tapi manfaatnya mengurangi macet, mengurangi polusi, mempercepat perjalanan ini semua harus dihitung ya."

"Jadi saya kira tidak dan ini terutama adalah yang penting adalah kita kuasai teknologi kita. We are at the age of the best practice," kata Prabowo setelah meresmikan Stasiun Tanah Abang Baru di Jakarta, pada Selasa (4/11/2025), dilansir Kompas TV. 

Lebih lanjut Prabowo menyebut, proyek kereta cepat Whoosh merupakan simbol kerjasama Indonesia dengan Tiongkok.

Kini Prabowo sebagai Presiden RI pun akan mengambil alih tanggung jawab proyek Whoosh ini.

Sehingga ia meminta semua pihak untuk tidak meributkan lagi soal proyek Whoosh ini.

Baca juga: Prabowo Sebut RI Siap Bayar Rp 1,2 Triliun Utang Proyek Whoosh per Tahun

Prabowo menegaskan bahwa Indonesia mampu membiayai proyek Whoosh ini.

"Dan ini ingat ya ini simbol kerja sama kita dengan Tiongkok. Jadi sudahlah, saya sudah katakan Presiden Republik Indonesia yang mengambil alih tanggung jawab."

"Jadi enggak usah ribut, kita mampu dan kita kuat, duitnya ada," tegas Prabowo.

AHY Datangi Istana Temui Presiden Bahas Whoosh

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) diundang ke Istana Kepresidenan Jakarta oleh Presiden Prabowo, tepatnya pada Senin, (3/11/2025).

AHY hadir ke Istana untuk rapat bersama Presiden yang salah satunya membahas masalah Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Whoosh.

"Ya tentu kita ingin melihat berbagai isu ya, termasuk KCIC Jakarta Bandung," kata AHY.

Ia mengatakan terdapat sejumlah permasalahan mengenai kereta cepat tersebut yang harus dicarikan solusinya segera. 

Termasuk salah satunya soal restrukturisasi utang.

"Iya (restrukturisasi)," katanya.

Baca juga: Agus Pambagio Ungkap Cerita di Balik Awal Proyek Kereta Cepat Whoosh yang Sekarang Merugi

Danantara Punya Sejumlah Opsi untuk Tangani Utang Whoosh

CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani mengaku telah mengantongi sejumlah opsi untuk membereskan pembayaran utang proyek kereta cepat.

Namun, ia belum ingin membeberkannya karena semua opsi tersebut masih dikaji secara mendalam.

"Ada beberapa opsi. Ini masih dalam pengkajian," kata Rosan ketika ditemui di Hotel St Regis, Jakarta Selatan, Rabu (15/10/2025) malam.

Nantinya, hasil kajian ini akan ia paparkan terlebih dahulu ke beberapa kementerian yang memiliki keterkaitan dalam proyek kereta cepat.

Antara lain Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan, dan lain-lain.

Baca juga: PKS soal Whoosh: Pembangunan Harus Berorientasi pada Kebutuhan Rakyat

"Jadi saya maunya ini kami evaluasi mendalam, baru kami duduk bersama (dengan kementerian-kementerian lain), kami kaji opsi yang mana, ya itu yang kami tentukan," ujar Rosan.

Oleh karena itu, Rosan memilih untuk tidak mengungkapkan berbagai opsi tersebut ke publik sebelum dibahas dan dimatangkan bersama kementerian terkait.

Rosan sendiri telah menemui sejumlah menteri untuk menyampaikan bahwa ia dan timnya masih mengkaji berbagai opsi pembayaran utang proyek kereta cepat ini.

"Nah, kami akan sampaikan pada saat analisa komprehensif ini sudah lengkap. Bersamaan dengan itu, baru kami tentukan apa yang dibutuhkan seluruh menteri karena kami Danantara tidak bisa berjalan sendiri kan," ucap Rosan.

"Nanti keputusan semua menteri atau pihak yang terkait, apapun keputusannya itu, saya yakin yang terbaik dan akan kami jalankan," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Taufik Ismail)

Baca berita lainnya terkait Proyek Kereta Cepat.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved