Gelar Pahlawan Nasional
Alasan Muhadjir Dukung Soeharto Diberi Gelar Pahlawan, Suara Pihak-pihak yang Mendukung
Dukungan usulan Soeharto mendapat gelar pahlawan datang dari eks menteri, Muhadjir Effendy dengan menyinggung pembangunan nasional
Ringkasan Berita:
TRIBUNNEWS.COM - Wacana pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto, kembali mencuat dan mendapat respons dari berbagai tokoh lintas sektor.
Sejumlah pemuka agama, akademisi, dan pejabat publik menyuarakan dukungan atas pengakuan negara terhadap kontribusi Soeharto dalam menjaga stabilitas nasional dan mendorong pembangunan.
Eks menteri Muhadjir Effendy, yang juga menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah, menegaskan bahwa organisasi mendukung penuh usulan pemberian gelar tersebut.
Menurutnya, keberhasilan pembangunan nasional selama masa kepemimpinan Soeharto menjadi bukti nyata dari dedikasi dan kerja kerasnya.
“Tidak ada satu pun orang yang bisa memungkiri andil Pak Harto terhadap bangsa Indonesia. Sama halnya dengan Bung Karno,” ujarnya., dikutip dari WartaKotaLive.com.
Dirinya pun menyinggung pidato Presiden Prabowo Subianto yang menyerukan agar bangsa Indonesia menjunjung tinggi para tokoh yang telah berjasa besar.
"Kita harus menanam sedalam-dalamnya kekurangan mereka dan mengangkat setinggi-tingginya jasa-jasanya,” paparnya.
Muhadjir menyebut baik Soekarno maupun Soeharto memiliki keterikatan historis dengan Muhammadiyah.
Baginya, Soeharto pernah menyatakan dirinya sebagai “bibit Muhammadiyah” saat membuka Muktamar Muhammadiyah ke-43 di Banda Aceh pada 1995.
Sama halnya dengan Soekarno yang sempat menjadi Ketua Dewan Pengajaran Muhammadiyah di Bengkulu semasa pengasingan.
“Secara subjektif, keduanya adalah kader Muhammadiyah. Dengan jasa sebesar itu, sangat layak bila Pak Harto diberi gelar Pahlawan Nasional,” ucapnya.
Baca juga: AJI Bongkar Deretan Pembungkaman Pers Era Soeharto, Tolak Gelar Pahlawan
Ketua Bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Asrorun Niam Sholeh, menyatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati para pemimpinnya.
Ia menilai bahwa seluruh mantan presiden yang telah wafat layak mendapatkan gelar pahlawan nasional sebagai bentuk penghargaan atas perjuangan mereka dalam memimpin negara.
“Penghargaan semacam ini bukan sekadar seremoni, melainkan bagian dari penguatan nilai-nilai kebangsaan,” ujar Asrorun.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.