Banyak Remaja Alami Gangguan Mental, Penyebab Dominan Tekanan Akademik
Banyak remaja terlihat ceria di media sosial, aktif di sekolah, tapi menyimpan perasaan cemas dan takut gagal.
Bayangkan jika sekolah menjadi tempat di mana siswa bisa bebas bercerita tanpa takut dihakimi.
Guru yang peka pada tanda-tanda stres, dan lingkungan belajar yang mendorong empati, bukan hanya prestasi.
Anak Muda Diminta Jadi Mitra, Bukan Sekadar Objek
Salah satu hal menarik dari pernyataan ini adalah dorongan agar anak dan remaja dilibatkan langsung dalam perumusan kebijakan.
Selama ini, keputusan soal kesehatan mental sering diambil tanpa mendengar suara mereka.
“Anak dan remaja harus diposisikan sebagai mitra yang setara, bukan sekadar penerima manfaat,” tulis laporan bersama itu.
Artinya, remaja bukan hanya penerima dampak kebijakan, tapi juga penentu masa depan kesejahteraan mental mereka sendiri.
Kesadaran global ini juga menjadi pengingat bagi para orang tua, guru, dan masyarakat.
Menjaga kesehatan mental remaja bisa dimulai dari hal kecil.
Mendengarkan tanpa menghakimi, memberi ruang istirahat dari tuntutan, dan menormalisasi percakapan soal perasaan.
(Tribunnews.com/ Aisyah Nursyamsi)
| 5 Fakta Viral Bakso Remaja Gading Solo Sempat Dinyatakan Nonhalal, Wali Kota Sampai Minta Maaf |
|
|---|
| Bakso Remaja Gading Solo Dinyatakan Halal, Ini Kata Pemkot dan Pemilik Warung |
|
|---|
| Bakso Remaja Gading Tidak Terbukti Gunakan Bahan Nonhalal, Wali Kota Solo Minta Maaf |
|
|---|
| Dinyatakan Halal, Bakso Remaja Gading Solo Diperbolehkan Buka Kembali |
|
|---|
| Klarifikasi Pemilik Warung Bakso di Solo Disebut Nonhalal: Jawaban Ayah Salah, Kini Dinyatakan Halal |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.