Selasa, 11 November 2025

Banyak Remaja Alami Gangguan Mental, Penyebab Dominan Tekanan Akademik

Banyak remaja terlihat ceria di media sosial, aktif di sekolah, tapi menyimpan perasaan cemas dan takut gagal.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
ChatGPT Plus
ILUSTRASI. 

Bayangkan jika sekolah menjadi tempat di mana siswa bisa bebas bercerita tanpa takut dihakimi.

Guru yang peka pada tanda-tanda stres, dan lingkungan belajar yang mendorong empati, bukan hanya prestasi.

Anak Muda Diminta Jadi Mitra, Bukan Sekadar Objek

Salah satu hal menarik dari pernyataan ini adalah dorongan agar anak dan remaja dilibatkan langsung dalam perumusan kebijakan.

Selama ini, keputusan soal kesehatan mental sering diambil tanpa mendengar suara mereka.

“Anak dan remaja harus diposisikan sebagai mitra yang setara, bukan sekadar penerima manfaat,” tulis laporan bersama itu.

Artinya, remaja bukan hanya penerima dampak kebijakan, tapi juga penentu masa depan kesejahteraan mental mereka sendiri.

Kesadaran global ini juga menjadi pengingat bagi para orang tua, guru, dan masyarakat.

Menjaga kesehatan mental remaja bisa dimulai dari hal kecil.

Mendengarkan tanpa menghakimi, memberi ruang istirahat dari tuntutan, dan menormalisasi percakapan soal perasaan.

(Tribunnews.com/ Aisyah Nursyamsi)

 

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved