Jumat, 14 November 2025

Gelar Pahlawan Nasional

Rahmah El Yunusiyyah Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Fahira Idris: Sosok Reformator Pendidikan Islam

Sebagai pemerhati pendidikan, Fahira menilai filosofi Rahmah berakar pada nilai kasih sayang, keadilan sosial, dan kemandirian.

Handout/IST
PAHLAWAN NASIONAL- Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dapil DKI Jakarta, Fahira Idris. Fahira Idris menyambut dengan rasa bangga keputusan Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Rahmah El Yunusiyyah, tokoh perempuan dan pendidik asal Minangkabau.  

Pada 1957, Rahmah diundang ke Universitas Al-Azhar Kairo dan menjadi perempuan pertama di dunia yang menerima gelar kehormatan “Syaikhah.”

Dari peristiwa bersejarah itu, Al-Azhar terinspirasi membuka fakultas khusus perempuan, Kulliyyat Al-Banat Al-Islamiyyah, yang menjadi tonggak penting pendidikan Islam global.

Fahira menilai, semangat Rahmah El Yunusiyah patut dihidupkan kembali dalam sistem pendidikan nasional.

“Konsep pendidikan berbasis kasih sayang, akhlak, kemandirian, dan kesetaraan dapat menjadi fondasi bagi generasi emas Indonesia 2045—generasi yang berdaya saing global namun tetap berpijak pada nilai-nilai luhur bangsa,” katanya.

Baca juga: Sosok Pahlawan Nasional Rahmah El Yunusiyyah, Kibarkan Merah Putih Pertama di Sumatra Barat

Profil Rahma El Yunusiyyah

Hajjah Rahma El Yunusiyyah ditetapkan sebagai salah satu penerima gelar Pahlawan Nasional tahun 2025.

Ia dikenal sebagai tokoh penting dalam sejarah pendidikan perempuan di Indonesia, terutama melalui pendirian Perguruan Diniyah Puteri di Sumatera Barat.

Rahma El Yunusiyyah lahir di Bukittinggi pada 29 Desember 1900 dari keluarga ulama Minangkabau.

Tumbuh dalam lingkungan surau dan tradisi belajar agama yang kuat, Rahma menyadari bahwa pendidikan perempuan masih jauh tertinggal. 

Saat itu, akses belajar agama maupun pengetahuan umum bagi perempuan sangat terbatas.

Atas keresahan tersebut, pada tahun 1923 Rahma mendirikan Diniyah Puteri Padang Panjang.

Diniyah Puteri merupakan lembaga pendidikan khusus perempuan yang memadukan pelajaran agama, pengetahuan umum, kepemimpinan, keterampilan hidup, dan kemandirian. 

Lembaga ini kemudian berkembang menjadi pelopor sistem pendidikan perempuan berbasis pesantren di Nusantara.

Di tangan Rahma, Diniyah Puteri menjadi pusat pembinaan perempuan modern.

Banyak alumninya yang kelak berperan sebagai guru, mubaligah, organisatoris perempuan, hingga tokoh masyarakat di berbagai daerah.

Rahma juga aktif dalam gerakan sosial dan pemberdayaan perempuan di Minangkabau, termasuk mendukung keterlibatan perempuan dalam ranah publik dan organisasi Islam pada masa pergerakan nasional. 

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved