Rabu, 3 September 2025

Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI

Remaja Putus Sekolah Pimpin Dua Rekannya Bawa Bom Molotov Saat Aksi di DPRD Solo, Ini Motifnya

MS disebut kerap terlihat di sejumlah kericuhan sebelumnya, termasuk pembakaran di Simpang Gladag dan depan DPRD Solo.

Editor: Erik S
TribunSolo.com/ Andreas Chris
BARANG BUKTI - Penampakan barang bukti bom molotov. 3 remaja diamankan pihak kepolisian usai kedapatan akan membuat kerusuhan di tengah aksi demonstrasi yang digelar BEM Solo Raya pada Senin (1/9/2025) sore kemarin. Di momen tersebut ternyata mereka hendak menyusup dan membuat onar dengan membawa bom molotov. 

TRIBUNNEWS.COM, SOLO – MS (16), remaja asal Pasar Kliwon, Kota Solo, Jawa Tengah, memimpin dua rekannya mencoba membuat rusuh saat aksi demonstrasi BEM Solo Raya di depan Gedung DPRD Kota Surakarta, Senin (1/9/2025) sore.

MS dan dua temannya FIV (15) dan MPP (15), warga Mojolaban, Sukoharjo ditangkap polisi karena membawa bom molotov.

MS disebut kerap terlihat di sejumlah kericuhan sebelumnya, termasuk pembakaran di Simpang Gladag dan depan DPRD Solo.

Baca juga: Pakar dan Media Asing Soroti Demo di Indonesia, Statement Prabowo Soal Makar Dikritik Amnesty

“MS ini setiap ada kejadian pembakaran selalu terlihat. Pada insiden di Gladag ada, di gedung DPRD juga ada. Termasuk yang terakhir ini, ia kembali muncul dengan membawa bom molotov. Jadi dari data yang kami miliki, dia memang cukup aktif dalam kericuhan sebelumnya,” ungkap Wakapolresta Solo, AKBP Sigit, mewakili Kapolresta Kombes Pol Catur Cahyono Wibowo.

MS adalah remaja putus sekolah. Sementara FIV dan MPP masih berstatus pelajar. Mereka hanya ikut-ikutan tanpa motif ideologi maupun keterlibatan organisasi tertentu.

Polisi Curigai Gerak Gerik Pelaku

Penangkapan bermula saat polisi mencurigai gerak-gerik ketiganya yang berusaha menyusup ke massa aksi dengan sepeda motor Yamaha Jupiter Z putih.

 Setelah digeledah, petugas menemukan dua botol kaca bersumbu kain biru di dalam jok motor, yang rencananya diisi bensin sebagai bom molotov.

“Tim kemudian bergerak ke kawasan Pasar Kliwon dan menemukan lagi tiga botol kaca dengan sumbu kain serupa. Total ada lima bom molotov yang berhasil diamankan,” lanjut Sigit.

Dari pemeriksaan, terungkap bahwa ketiganya belajar merakit bom molotov melalui video tutorial di media sosial.

Polisi menegaskan tidak ada jaringan anarko di balik kasus ini.

“Jadi tidak ada kelompok atau jaringan. Mereka berteman, berkomunikasi lewat WhatsApp, dan akhirnya ikut aksi. Semuanya spontan dan tidak terorganisir,” jelas Sigit.

Atas perbuatannya, para remaja ini dijerat Pasal 187 jo 53 KUHP tentang percobaan dengan sengaja menyebabkan kebakaran atau ledakan, dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara.

Aksi Solidaritas

Ribuan pengemudi ojek online (ojol) di Kota Solo menggelar aksi solidaritas atas meninggalnya rekan mereka, Affan Kurniawan, yang tewas setelah dilindas mobil rantis milik Brimob pada Kamis (28/8/2025) di Jakarta.

Baca juga: Cerita Lisa Mariana Ikut Demo di Depan DPR, Hampir Kena Gas Air Mata: Lari, Untung Nggak Kepleset

Aksi dimulai pukul 13.00 WIB, saat para driver ojol berkumpul di Plaza Stadion Manahan Solo.

Affan Kurniawan adalah seorang pengemudi ojek online (ojol) berusia 21 tahun yang meninggal dunia pada Kamis malam, 28 Agustus 2025, setelah dilindas kendaraan taktis (rantis) milik Brimob di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan