Kamis, 13 November 2025

Penculikan Balita di Makassar

Ayah Bilqis Cerita Perubahan Sikap Putrinya, Psikolog Ajak Main Boneka dan Menggambar

Bilqis, korban penculikan anak lintas provinsi, pulang ke Makassar dengan perilaku berubah. Ayah dan psikolog bicara.

Editor: Glery Lazuardi
TRIBUN TIMUR
AYAH BILQIS - Dwi, ayah Bilqis, memaafkan pelaku penculikan anaknya. Ia hanya berharap keadilan tetap ditegakkan. 
Ringkasan Berita:
  • Bilqis Ramadhany (4), korban penculikan anak lintas provinsi, kembali ke Makassar setelah ditemukan di Jambi. 
  • Ia sempat dijual melalui grup Facebook bertema adopsi anak dan berpindah tangan hingga ke komunitas Suku Anak Dalam. 
  • Ayahnya, Dwi Nurmas, mengungkap perubahan perilaku Bilqis yang kini lebih agresif dan menuntut. 
  • Psikolog dari Puspaga Makassar melakukan trauma healing dengan metode bermain boneka dan menggambar. 

TRIBUNNEWS.COM - Dwi Nurmas (34), ayah Bilqis Ramadhany (4), mengungkap perubahan sikap putrinya setelah pulang ke Makassar, Sulawesi Selatan.

Bilqis menjadi korban penculikan setelah bermain di Taman Pakui, Makassar pada Minggu (2/11/2025). 

Dia diculik sindikat perdagangan anak lintas provinsi. Ia ditemukan selamat di Jambi setelah sempat dijual melalui jaringan adopsi ilegal.

Seorang perempuan menggandeng Bilqis dan membawanya pergi. Aksi ini terekam CCTV dan viral di media sosial. Bilqis dijual melalui grup Facebook bertema adopsi anak.

Awalnya dibeli oleh seorang perempuan di Jakarta seharga Rp 3 juta. Lalu dijual lagi ke pasangan asal Jambi seharga Rp 30 juta.

Pasangan tersebut menjual Bilqis ke komunitas Suku Anak Dalam di Merangin, Jambi, seharga Rp 80 juta.

Bilqis ditemukan oleh aparat di kawasan hutan Merangin, Jambi, pada Sabtu (8/11/2025), dalam pangkuan warga Suku Anak Dalam.

Bilqis dipulangkan ke Makassar dan bertemu kembali dengan orang tuanya pada Minggu (10/11/2025).

Namun, setelah pulang ke rumah, dia mengalami perubahan sikap.

Perubahan Sikap Bilqis

Dwi Nurmas menuturkan Bilqis ekarang lebih agresif. Sebelum diculik, Bilqis lebih lembut.

"Iya ada perubahan (prilaku). Sekarang itu lebih agresif," kata Dimas dikutip dari TribunTimur.

Dimas mengakui Bilqis memang sosok anak yang aktif. Namun demikian, sebelum diculik ia tetap lembut.

"Kalau misalnya dia tutup pintu itu sebelumnya tidak terlalu keras, sekarang bunyi, kayak lebih keras begitu," katanya.

Selain itu, ketika menginginkan sesuatu lanjut Dimas, Bilqis permintaannya mau seketika dituruti.

"Kalau misalnya minta uang mau belanja, tidak mau menunggu, harus langsung dikasih," ungkapnya.

Dwi juga bertanya kepada putrinya selama berada di perkampungan adat salah satu suku di Provinsi Jambi itu.

Bilqis mengaku diperlakukan layaknya seorang anak.

"Saya tanya, tidur di mana nak? Dia bilang sama bapak-bapak. Dia pikirnya bapak begitu," kata Dimas sapaan Dwi Nurmas ditemui rumahnya, Jl Pelita Raya 2, Kecamatan Rappocini, Makassar, Selasa (11/11/2025) malam.

"Makan apa di sana? Dia bilang makan mie. Kayak biasa," lanjutnya.

Bilqis juga kata Dimas, mengaku melihat anjing di perkampungan tersebut.

"Ada anjing katanya dia lihat, banyak," ucap Dimas.

Dwi Nurmas memaafkan empat pelaku penculikan anaknya.

Namun demikian, ia tetap meminta, para pelaku diproses seusai yang berlaku.

"Saya maafkan semua pelaku ini, cuman hukum harus tetap dijalani," kata Dimas sapaan Dwi Nurmas ditemui di rumahnya, Jl Pelita 2, Kecamatan Rappocini, Makassar, Selasa (11/11/2025).

Dimas mengaku, menyerahkan sepenuhnya penangan kasus empat tersangka ke aparat penegak hukum.

"Mau dihukum berapa tahun, saya tidak tahu, saya warga biasa. Hukumlah yang anu (menentukan)," sebutnya.

Sopir travel ini mengaku, memang telah memaafkan pelaku sejak Bilqis belum ditemukan.

Sebab dalam doanya, hanya Bilqis yang ia harap dapat kembali dengan selamat.

"Jadi saya sudah niatkan, saya maafkan. Asalkan anak saya kembali dengan selamat," katanya.

Ia pun mengaku menyerahkan sepenuhnya penangan para tersangka ke penegak hukum.

"Biarlah pengadilan yang tahu bagaimana baiknya," tuturnya.

Baca juga: Dwi Nurmas Maafkan Pelaku Penculikan Bilqis, Ini Nazar Sang Ayah Usai Anaknya Selamat

Psikolog Lakukan Trauma Healing

Sementara itu, psikolog Klinik Puspaga Dinas PPA Kota Makassar, Muriskida Yusuf usai melakukan trauma healing terhadap Bilqis mengungkapkan hal yang sama.

Musriskida Yusuf hadir bersama Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar, Ita Isdiana Anwar.

Tampak, Musriskida mengajak Bilqis bermain boneka hingga menggambar.

"Kalau kondisi psikologisnya sendiri sebenarnya Bilqis sudah bisa diajak bermain," kata Musriskida.

"Saya sebagai psikolog tidak bisa memaksakan juga kalau menggali cerita atau seperti apa," lanjutnya.

Terkait adanya perubahan prilaku Bilqis yang lebih agresif, Musriskida tak menampik.

"Dari keterangan orang tua mungkin ada perilaku yang berubah seperti Bilqis lebih agresif dan menunjukkan perubahan-perubahan perilaku lainnya," ungkapnya.

Meski demikian, lanjut dia, perubahan prilaku itu belum bisa disimpulkan sepenuhnya.

"Tapi belum bisa dinilai, masih bertahap, baru pertemuan pertama juga," ucapnya.

Baca juga: Update Kasus Penculikan Bilqis: Tidur dengan Sosok Ini di Jambi, Kini Lebih Agresif

Pelaku Terancam 15 Tahun Penjara

Empat tersangka penculikan bocah empat tahun, Bilqis di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, terancam 15 tahun penjara.

Ke empatnya adalah perempuan SY (30). Pekerjaan PRT (Pekerja Rumah Tangga). Alamat Kecamatan Rappocini, Kota Makassar.

Kedua, perempuan NH (29). Pekerjaan pengurus rumah tangga. Alamat Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jateng (Jawa Tengah).

Ketiga, perempuan MA (42). Pekerjaan PRT. Alamat Kecamatan Bangko, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.

Dan keempat pria inisial AS (36). Karyawan honorer. Alamat Kecamatan Bangko, Merangin, Provinsi Jambi.

Keempat tersangka dihadirikan saat konferensi pers di Mapolrestabes Makassar.

Mereka mengenakan kaos orange bertuliskan tahanan dengan tangan terborgol.

Kapolda Sulsel Irjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro merilis pengungkapan itu didampingi Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana dan Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin.

Djuhandhani mengatakan, para pelaku dijerat pasal berlapis.

Adapun pasal-pasal yang disangkakan adalah Pasal 83 Juncto Pasal 76F Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

Kemudian, Pasal 2 Ayat 1 (dan) 2 Juncto Pasal 17 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. 

Rincian Pasal 83 juncto Pasal 76F

Pasal 76F: Menyatakan bahwa setiap orang dilarang melakukan tindakan penculikan, penjualan, dan/atau perdagangan anak.

Pasal 83: Menjelaskan sanksi pidana bagi pelanggar Pasal 76F. Tindakan yang dilarang meliputi penculikan, penjualan, dan/atau perdagangan anak, dengan hukuman pidana penjara dan/atau denda yang berlaku sesuai ketentuan undang-undang.
Djuhandhani menjelaskan motif pelaku menjual Bilqis murni dilatarbelakangi masalah ekonomi.

"Terkait motif pelaku adalah menjual anak karena alasan ekonomi dan membutuhkan uang untuk kebutuhan hidup," ungkapnya.

Dari proses penyelidikan dan penyidikan itu, lanjut dia, barang bukti yang diamankan adalah berupa empat ponsel para tersangka.

"(Ada juga) satu buah ATM BRI dan uang tunai Rp1,8 juta (Rp 1.800.000)," sebutnya.

Pelaku Jual Anak Kandung

Sementara itu  Sri Yuliana, pelaku penculikan anak di Kota Makassar ternyata sudah melakukan perdagangan anak sebelum Bilqis menjadi korban. 

Sri Yuliana sudah menyerahkan dua anaknya kepada jaringan perdagangan anak yang diklaim dikenal lewat Facebook. 

Fakta ini diungkap oleh anak pelaku berinisial F (9) yang kini berada di rumah perlindungan atau rumah aman milik UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA). 

F bersama adiknya berusia 5 tahun diserahkan oleh Polrestabes Makassar ke UPTD PPA pasca penangkapan ibunya pada (5/11/2025) lalu. 

Kepada petugas UPTD PPA, F (anak pelaku) menyampaikan, bahwa ia memiliki empat saudara kandung. 

Satu saudara kandungnya ikut dengan ayahnya di Papua, sementara ia bersama tiga adiknya yang lain ikut dengan ibu 

Hanya saja, dua adiknya diakui telah dijual kepada orang yang tak dikenal. 

"Anak perempuan ini yang cerita Kalau dia masih punya tiga saudara. Katanya yang satu itu ikut bapaknya di Papua, tapi dua adeknya ini dijual sama mamanya," ungkap Kepala Dinas DPPPA Kota Makassar, Ita Isdiana Anwar, Rabu (12/11/2025). 

"Cuma kan kami gak bisa judge bahwa memang dijual Karena kami ga ada bukti, ini bahasa anak-anak, nanti kepolisian yang rilis," sambung Ita dikutip dari TribunTimur.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved