Longsor di Cilacap
Ada Rekahan Tanah Baru Dekat Mahkota Longsor, BNPB Sebut Cilacap Belum Sepenuhnya Aman
BNPB saat ini masih menunggu rekomendasi dari Badan Geologi terkait seberapa besar potensi daerah perluasan dari longsor yang mungkin terjadi
Ringkasan Berita:
- BNPB menjelaskan rekahan tanah baru yang melintang dan menganga itu berjarak sekitar 50 meter sampai 200 meter di atas singkapan mahkota longsor
- BNPB mengatakan masih ada risiko longsor di Cilacap
- BNPB masih menunggu rekomendasi dari Badan Geologi terkait seberapa besar potensi daerah perluasan dari longsor yang mungkin terjadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menampilkan video yang menunjukkan rekahan tanah baru dekat singkapan mahkota longsor atau pangkal longsor pertama di Kecamatan Majenang, Cilacap, Jawa Tengah.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari atau yang akrab disapa Aam menjelaskan rekahan tanah baru yang melintang dan menganga itu berjarak sekitar 50 meter sampai 200 meter di atas singkapan mahkota longsor
Rekahan itu, ujarnya, patut diwaspadai mengingat adanya rekahan itu menunjukkan adanya risiko longsoran baru.
Baca juga: Update Longsor Cilacap: 3 Korban Ditemukan Lagi, Total 16 Meninggal, 7 Orang Masih Dicari
Hal itu disampaikannya dalam Disaster Briefing: Upaya Penanganan Tanah Longsor Cilacap di kanal Youtube BNPB Indonesia pada Senin (17/11/2025) sore.
"Cilacap belum sepenuhnya aman. Kita masih harus hati-hati. Karena ini informasi dan visualnya (rekahan tanah baru) ada," ungkap Aam.
"Risikonya (longsor) masih ada tentu saja. Jadi jika terjadi hujan intensitas tinggi, kita masih sangat mendorong masyarakat, sekali lagi, kalau ada hujan intensitas tinggi keluar dulu dari rumah masing-masing. Evakuasi ke tempat yang aman," ucapnya.
Aam mengatakan batas daerah longsoran yang terjadi pada tanggal 13 November 2025 lalu sudah diketahui.
Ia berharap masyarakat di pemukiman sebelah timur daerah terdampak longsoran bisa diungsikan lebih dulu bila terjadi hujan dalam intensitas yang tinggi.
BNPB, kata dia, saat ini masih menunggu rekomendasi dari Badan Geologi terkait seberapa besar potensi daerah perluasan dari longsor yang mungkin terjadi.
Ia juga memastikan relokasi tidak hanya akan dilakukan bagi masyarakat yang terdampak longsor di Cilacap, melainkan juga terhadap masyarakat yang berisiko terdampak longsor.
Sehingga, lanjut dia, masyarakat yang ada di daerah berpotensi terdampak longsor itu harus mengungsi terlebih dahulu dan harus direlokasi untuk jangka panjang.
"Tapi Pak rumah saya, luas, lantai 3, segala macam. Bapak kasih relokasinya (tidak sebanding). Tetapi tentu saja, nyawa kita tidak bisa dibandingkan dengan harta yang ada," jawabnya mencontohkan bila ada pertanyaan dari warga yang berpotensi terdampak longsor.
Baca juga: Kisah Sariman Menanti Istri & Anak Korban Longsor Cilacap Ditemukan, Kaget Lihat Desanya Rata Tanah
Untuk mempercepat dan mengupayakan situasi cuaca menjadi kondusif, kata Aam, BNPB sedang melakukan operasi modifikasi cuaca sejak tanggal 16 November.
Hal itu dilakukan, kata dia, untuk mengurangi potensi hujan di lokasi.
Sebelumnya, BNPB mencatat sebanyak 106 warga masih mengungsi akibat tanah longsor yang melanda dua dusun di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap usai hujan lebat dan berdurasi lama di wilayah Majenang pada Kamis malam (13/11/2025) pukul 20.00 WIB lalu.
BNPB mencatat sebanyak 56 orang di Balai Desa Cibeunying dan 50 orang di MTS SS Cibeunying.
Sementara itu, tim pencarian dan pertolongan (SAR) gabungan terus melakukan operasi pencarian dan evakuasi korban yang masih tertimbun material longsor di Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah hingga hari ini Senin (17/11/2025).
Upaya pencarian tersebut tercatat telah memasuki hari kelima pascalongsor.
Baca juga: BNPB: 106 Warga Mengungsi Akibat Longsor di Cilacap, 16 Rumah Terancam Gerakan Tanah
Berdasarkan pemutakhiran data pada Senin (17/11/2025), pukul 11.00 WIB, BNPB mencatat tiga jenazah dilaporkan telah berhasil ditemukan dan dievakuasi oleh tim SAR gabungan.
Dengan penemuan tersebut, total korban meninggal dunia akibat longsor tercatat ada 16 jiwa.
Pencarian itu menyisakan tujuh korban yang masih dinyatakan hilang.
Operasi pencarian dan pertolongan dikoordinasikan Basarnas dan dimulai pukul 07.00 pagi ini.
Langkah pencarian ditambah dengan dukungan alat berat sebanyak 2 unit, masing-masing dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Cilacap dan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah.
Pencarian korban hilang didukung dengan kondisi cuaca cerah pagi ini.
Selain dampak korban jiwa, BPBD Kabupaten Cilacap juga mencatat sebanyak 16 rumah rusak berat.
Sebanyak 8 rumah di antaranya berada di Dusun Cibuyut dan 8 unit lainnya di Dusun Tarukahan.
Selain itu, BNPB mencatat 16 rumah warga lain terancam dengan adanya gerakan tanah.
Longsor di Cilacap
| Jumlah Sementara Korban Longsor Cilacap: 13 Orang Ditemukan Tewas, 10 Lainnya Masih Hilang |
|---|
| Update Longsor Cilacap: Tim SAR Gabungan Temukan Dua Jenazah, Total Korban Meninggal Dunia 13 Orang |
|---|
| Info Terkini Longsor Cilacap: 12 Jasad Ditemukan, 11 Orang Masih Dicari, Bau Busuk Tercium |
|---|
| Kombinasi Hujan Ekstrem dan Pola Cuaca Picu Longsor di Majenang Cilacap |
|---|
| Cilacap Dilanda Longsor, BMKG Ungkap Faktor Pemicu dan Langkah Antisipasi |
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/longsor-pertama-di-Kecamatan-Majenang-Cilacap.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.