Griya Schizofren, Ruang Kolaborasi untuk Gerak Bersama Urai Stigma ODMK Lewat Karya dan Interaksi
13 tahun, komunitas sosial yang didirikan Triana Rahmawati, Griya Schizofren mendampingi orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) di Griya PMI Peduli.
"Yang ada mereka datang dan nanya kabar dengan sangat hangat, tulus. Kalau yang perempuan, dia suka meluk. Dia bilang, 'Mbak, aku kangen sama kamu, aku sayang sama kamu,'" ucap Tria menahan haru.
Perjalanan Griya Schizofren
Kehadiran Griya Schizofren di Griya PMI layaknya sebuah oase bagi orang dengan masalah kejiwaan. Tria meniupkan asa untuk memanusiakan ODMK lewat sejumlah kegiatan yang konsisten dilakukan sebagai bagian terapi dengan prinsip sosial. Misalnya mengaji, menggambar, mewarnai, mendongeng, merajut, olahraga, meronce, hingga kegiatan beauty class.
Bahkan di sejumlah kesempatan, para penghuni Griya PMI juga diajak 'hadir' di tengah masyarakat sekitar, bukan sebagai ancaman, melainkan sebagai bagian dari komunitas. Mereka diajak berkeliling di sekitar wilayah Griya PMI, jalan sehat bersama warga, dan ada pula yang diajak menonton acara mendongeng.
Mereka dibawa ke ruang-ruang publik untuk memperluas pengalaman sosial. Kegiatan ini bukan hanya terapi, tetapi juga membangun kedekatan emosional antara warga dan para penyintas. Semua kegiatan tersebut, lanjut Tria, memiliki satu muara yang sama: membentuk pola komunikasi dan membangun interaksi yang positif dengan atau antar ODMK.
Dampaknya mulai terlihat. Ada penghuni Griya PMI yang diberdayakan untuk membuat sarang burung oleh warga sekitar. Mereka pun diberi kesempatan berkontribusi, bukan sekadar dirawat. "Warga jadi tahu bahwa mereka mampu," ujar Tria.
Ia juga menjelaskan, indikator keberhasilan Griya Schizofren bukanlah kesembuhan dari orang-orang yang mengalami masalah kejiwaan. Melainkan adanya penurunan stigma, interaksi sosial, peningkatan kepedulian terhadap ODMK, serta dukungan dari masyarakat.
"ODMK yang sembuh lalu pulang memang ada, tapi kami nggak bisa klaim itu karena Griya Schizofren, karena kami tidak mendampingi mereka selama 24/7. Kami hanya mendampingi lewat program-program yang sangat sederhana," tambahnya.
Dalam perjalanan Griya Schizofren, Tria mengaku sempat merasa ragu apakah kegiatan yang dijalaninya bersama ODMK, tidak bertentangan dengan ilmu psikologi atau kedokteran. Ia takut jika yang dilakoninya justru bertentangan ilmu medis lantaran belum memiliki cukup ilmu untuk hal tersebut.
"Saya kuliah ambil Sosiologi, sedangkan yang saya lakukan, erat kaitannya dengan psikologi atau kedokteran. Kira-kira program untuk membangun interaksi ODMK sudah bener belum, ya? Apalagi saat itu, Griya Schizofren belum memiliki link untuk ke psikologi dan kedokteran," ungkap wanita kelahiran Palembang, 15 Juli 1992 itu.
Seiring berjalannya waktu, ketakutan yang dirasakan Tria mulai berkurang. Langkah kecilnya ternyata menggerakkan hati banyak orang, termasuk mahasiswa dari jurusan psikologi dan kedokteran untuk turut bergabung menjadi relawan.
Dari semula hanya tiga orang, per tahun 2025, Griya Schizofren telah memiliki 15 relawan yang aktif. Jumlah tersebut sebenarnya jauh lebih besar karena gerakan ini telah berjalan selama belasan tahun dengan relawan yang masuk-keluar.
Para relawan datang setiap seminggu sekali untuk menjadi teman ODMK, berinteraksi dengan mereka. Kegiatan ini, tak hanya bermanfaat bagi ODMK, tetapi juga para relawan itu sendiri. Dengan terjalinnya relasi antara keduanya, ada kesadaran yang terbangun di antara para relawan bahwa ODMK bukanlah sosok ditakuti, dipandang sebelah mata, atau bahkan dijauhi.
"Stigma seperti itu sebenarnya bisa dikurangi ketika kita ada interaksi, pertukaran informasi, dan punya hubungan yang baik dengan ODMK," tuturnya.
Seorang relawan Griya Schizofren, Syahri mengamini hal tersebut. Mahasiswa jurusan Sosiologi UNS itu merasa senang bisa berinteraksi dengan warga Griya PMI. Tempat yang awalnya asing, kini menjadi ruang interaksi untuk menyalurkan rasa kepeduliannya terhadap orang dengan masalah kejiwaan.
"Saya ingin tahu bagaimana interaksi mereka dalam kegiatan ini. Rasanya malah pingin nangis saat melihat sisi lain dari kehidupan mereka," ucapnya lirih sambil menitikkan air mata.
Griya Schizofren
Surakarta
Griya PMI Solo
ODMK
Astra
SATU Indonesia Awards
Triana Rahmawati
Meaningful
| Sabrina Alatas Disebut Kena Karma saat Dituding Jadi Selingkuhan Hamish, Christy Jusung Bungkam |
|
|---|
| Ramai Permasalahan Helwa Bachmid dengan Habib Bahar bin Smith, Ustaz Derry Sulaiman Beri Pesan |
|
|---|
| Puluhan Warga Korban Longsor di Banjarnegara Belum Ditemukan, Gubernur Minta Evakuasi 800 Orang |
|
|---|
| Kunci Jawaban Pendidikan Agama Islam Kelas 10 SMA Kurikulum Merdeka Hal 191: Soal Aktivitas 7.5 |
|
|---|
| 5 Contoh Susunan Upacara Hari Guru Nasional 25 November 2025 |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/URAI-STIGMA-ODMK-Triana.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.