PDIP Bangun Basis Politik di Riau, Sekjen Hasto Gaungkan Spirit Melayu dan Teladan Tokoh
PDIP bangun basis politik di Riau, Hasto tekankan penguatan budaya Melayu, keteladanan sejarah, dan peradaban politik yang berideologi.
Di pilar kedua, Hasto menyampaikan keprihatinan bahwa banyak anak bangsa yang lupa sejarah akibat pendidikan politik yang ahistoris.
Dia pun mengajak kader meneladani pengorbanan sejati, dimulai dari kisah Sultan Syarif Kasim II dari Kesultanan Siak.
"Beliau mempersembahkan kedaulatannya, mahkotanya, pedangnya, dan dana sebesar 13 juta Gulden dipersembahkan bagi Republik yang baru berdiri. Beliau tidak bertanya mau jadi apa, dan akhirnya beliau lebih memilih menjadi rakyat biasa," ujar Hasto.
Dia juga menyoroti Bung Karno yang mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) di usia 26 tahun dengan prinsip non-cooperation melawan kolonialisme terbesar di dunia saat itu.
"Seorang anak muda memekikkan dengan lantang: 'Saya mendirikan PNI untuk memerdekakan Indonesia Raya'," ucap Hasto.
Untuk menguji mental kader, Hasto membacakan surat mengharukan dari kader PNI di Ciamis yang akan digantung Belanda, sebagai contoh pengorbanan total demi kemerdekaan.
"Bayangkan, sebelum digantung, mereka berkirim surat kepada Bung Karno yang isinya menyatakan pergi ke tiang gantungan dengan hati gembira karena yakin Bung Karno akan melanjutkan peperangan," tuturnya.
Hasto lantas melontarkan tantangan kepada kader yang hadir.
"Apakah kita punya keberanian seperti ini? Pemilu baru menghadapi intimidasi, sudah banyak yang takut dan melintir."
Hasto menegaskan kembali pesan moral Ketua Umum Megawati.
"Menjadi banteng-banteng PDI Perjuangan tidak ditentukan oleh jabatannya apa, tetapi ditentukan oleh apa yang bisa kita berikan kepada rakyat Indonesia," tegasnya.
Hasto menekankan bahwa PDI Perjuangan harus fokus membangun peradaban politik berbasis pengorbanan dan ideologi, bukan sekadar mengejar kekuasaan transaksional.
"Maka pertanyaannya, apakah kita sedang membangun kekuasaan atau kita membangun peradaban?" tandas Hasto.
Sumber: Tribunnews.com
| Kontraktor Bongkar Drainase, Kesal Utang Rp800 Juta Tak Dibayar Pemkot, Kini Malah Minta Maaf |
|
|---|
| Kerja Tanpa Lelah, Driver Ojol di Batam Meninggal Dunia saat Istirahat |
|
|---|
| Segel KPK di Rumdin Gubernur Riau Diduga Dirusak, 3 Pramusaji Jadi Saksi Kunci |
|
|---|
| Sosok 3 Pramusaji di Rumah Dinas Gubernur Riau, Diperiksa KPK terkait Penyidikan Kasus Abdul Wahid |
|
|---|
| Buntut Guru Banting Nasi Kotak di Riau: Terungkap Dugaan Pungli, Kepsek Dicopot, 2 Honorer Dipecat |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.