Tribunners / Citizen Journalism
Kolaborasi Hexahelix dan Penguatan Pemuda Daerah untuk Aksi Iklim Berkelanjutan
Kolaborasi hexahelix dorong aksi iklim berkelanjutan, pemuda daerah jadi penggerak ekonomi hijau.
Aie Natasha
- CEO Enable Project
- Ketua Yayasan Gerbang Kolaborasi Nusantara (Gerbangtara)
Riwayat Pendidikan
- Universitas BINUS Magister Ilmu Komunikasi
- Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (NHI) Sarjana Sains di bidang Perhotelan dan Pariwisata 2017 – 2021 Lulusan Terbaik Angkatan 2021
- St. Michael Cluster School of Excellence, Penampang, Sabah, Malaysia Ijazah SMA Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam 2011 – 2015
Aie Natasha adalah aktivis muda Indonesia yang berasal dari Kalimantan Timur, dikenal sebagai pemerhati sumber daya manusia (SDM) dan lingkungan.
TRIBUNNEWS.COM - Kolaborasi lintas sektor dan pemberdayaan pemuda daerah menjadi kunci percepatan aksi iklim berkelanjutan.
Urgensi model kolaborasi hexahelix yang melibatkan pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, media, dan lembaga keuangan guna memastikan kebijakan iklim berdampak nyata bagi masyarakat, khususnya di daerah.
Pendekatan ini dinilai menjadi faktor penting dalam mewujudkan transisi menuju ekonomi hijau dan implementasi agenda Net Zero Emission 2060.
Perubahan iklim bukan hanya isu lingkungan, tetapi juga pembangunan dan keadilan sosial.
Sinergi antarsektor harus memastikan setiap kebijakan membawa manfaat langsung bagi masyarakat.
Melalui Enable Project dan konsorsium Gerbangtara, saya terus mendorong inisiatif community-based empowerment untuk pemuda di Kalimantan Timur, mencakup pengelolaan sampah organik, literasi ekonomi sirkular, hingga inovasi hijau.
Program tersebut tidak hanya memperkuat ketahanan menghadapi krisis iklim, tetapi juga membuka peluang green jobs bagi generasi muda dan kelompok marjinal.
Pemuda daerah sebagai fondasi keberlanjutan agenda iklim nasional.
Ketika anak muda di daerah memiliki akses, pengetahuan, dan ruang untuk terlibat, mereka bukan hanya penerima manfaat, mereka adalah penggerak perubahan.
Partisipasi Aie Natasha di ICCF 2025 mencerminkan peran strategis pemimpin muda dalam mendorong nilai Environmental, Social, and Governance (ESG) serta meningkatkan kontribusi daerah dalam agenda iklim nasional.
Pernyataan itu disampaikan dalam sesi diskusi bertema “Arah Kebijakan Iklim Nasional & Global serta Keterlibatan Pemuda” pada gelaran Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 di Hotel Sultan, Jakarta (23/10).
ICCF 2025 yang diselenggarakan oleh Institut Emil Salim bersama Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI menjadi ruang strategis bagi pemangku kepentingan untuk menyelaraskan arah kebijakan iklim nasional dan memperkuat kolaborasi menuju pembangunan rendah karbon dan inklusif di Indonesia.
	Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
	
	
	 Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com. 
| Transisi Energi Prorakyat dan Ramah Lingkungan, ESDM Perluas Program PLTSa, Biogas, dan Biomassa |   | 
|---|
| DDPI Kembali Kirim Karyawan ke Tiongkok untuk Pelajari Revolusi Energi Hijau |   | 
|---|
| Usai Tinjau MBG di Jakarta, Ibu Negara Brasil Undang Indonesia Hadiri Konferensi Iklim PBB |   | 
|---|
| Kemenag Gelar AICIS+, Himpun Peneliti Dunia Bahas Krisis Iklim dan Etika Kecerdasan Buatan |   | 
|---|
| Menaker Yassierli Tegaskan Penguatan K3 sebagai Pilar Pembangunan Berkelanjutan |   | 
|---|
 
							 
							 
							 
			![[FULL] Ulah Israel Buat Gencatan Senjata Gaza Rapuh, Pakar Desak AS: Trump Harus Menekan Netanyahu](https://img.youtube.com/vi/BwX4ebwTZ84/mqdefault.jpg) 
				
			 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.