Tribunners / Citizen Journalism
Antara Stabilitas Koersif dan Supremasi Sipil, Pertahanan Rakyat sebagai Titik Temu
Negara di persimpangan: stabilitas koersif atau keadilan sipil? Pertahanan rakyat jadi arah baru kekuatan berbasis kesadaran.
Pertahanan rakyat menolak dikotomi palsu antara kekuatan dan kebebasan.
Ia mengambil semangat tanggung jawab dari disiplin koersif, dan semangat keterbukaan dari supremasi sipil.
Ia menjadikan keadilan sebagai strategi pertahanan nasional.
Sebab tidak ada pertahanan yang kokoh bila rakyat hidup dalam ketimpangan, dan tidak ada pertahanan yang mengakar bila rakyat dipisahkan dari hak untuk bersuara. Keadilan sosial adalah pagar terkokoh dari pertahanan nasional.
Dalam konteks pemerintahan hari ini, arah itu sedang dibangun. Program Makan Bergizi Gratis, Sekolah Rakyat, dan Koperasi Desa Merah Putih adalah bentuk konkret dari pertahanan rakyat yang dijalankan melalui kesejahteraan dan kesadaran.
Kalimat ini memperlihatkan bagaimana kebijakan sosial tumbuh menjadi mekanisme pertahanan yang berakar pada kepercayaan rakyat kepada negara.
Sebab pertahanan modern tidak lagi hanya bersandar pada senjata, tetapi soal rasa percaya bahwa negara berpihak, bahwa rakyat berharga, dan bahwa keadilan adalah hak sekaligus kewajiban yang dirawat secara kolektif.
Pertahanan rakyat juga mengubah makna loyalitas. Dalam logika koersif, loyalitas diukur dari kepatuhan kepada komando.
Dalam logika rakyat, loyalitas diukur dari kesetiaan pada keadilan dan kebenaran.
Maka dalam pertahanan rakyat, disiplin bukan semata-mata lahir dari rasa takut, melainkan tumbuh dari kesadaran kolektif bahwa menjaga negara berarti menjaga sesama. Ia adalah komando yang lahir dari kesadaran kolektif.
Negara yang menegakkan pertahanan rakyat harus terbuka pada pengawasan publik. Kekuatan yang tidak bisa diperiksa akan mudah berubah menjadi penyalahgunaan.
Partisipasi rakyat adalah fondasi bagi stabilitas yang berkelanjutan dan menjadi sumber legitimasi bagi rasa aman nasional.
Lembaga-lembaga pertahanan hadir di tengah rakyat, menjaga, melindungi, dan belajar bersama mereka tentang makna keadilan yang hidup dalam keseharian.
Pertahanan rakyat pada akhirnya adalah bentuk paling tinggi dari demokrasi yang matang. Ia menolak stabilitas yang dibangun di atas ketakutan, dan menolak kebebasan yang tak mampu menanggung tanggung jawab.
Ia menjembatani disiplin dan kebebasan, mengubah keteraturan menjadi kesadaran, dan menjadikan rakyat bukan sekadar penerima keamanan, tetapi pencipta keamanan itu sendiri.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
| DPR Ingatkan TNI Jaga Supremasi Sipil Usai Rencana Laporkan Ferry Irwandi |
|
|---|
| Mabes TNI Buka Suara soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Prajurit Kembali ke Barak hingga Proyek Sipil |
|
|---|
| Prihatin atas Wafatnya Affan, Agus Jabo Ajak Pemimpin Lebih Peka |
|
|---|
| PROFIL Muhammad Nazaruddin Bekas Bendahara Demokrat yang Jadi Ketua Umum Partai Rakyat Indonesia |
|
|---|
| Mengusung Semangat Nasional Religius, Muhammad Nazaruddin Deklarasikan Partai Rakyat Indonesia |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.