Kamis, 9 Oktober 2025

Menko Airlangga Pamer 1 Tahun Pemerintahan Prabowo: Ekonomi Tumbuh Dibandingkan Negara G20

Pada September 2025, inflasi tercatat 2,65 persen, harga komoditas relatif stabil dan daya beli masyarakat tetap terjaga.

Nitis Hawaroh/Tribunnews.com
EKONOMI INDONESIA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Ia menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap tumbuh dibandingkan dengan negara G20. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memamerkan capaian satu tahun pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto, yakni pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap tumbuh dibandingkan dengan negara G20.

Negara-negara G20 adalah 19 negara anggota ditambah dua badan regional, yaitu Uni Eropa dan Uni Afrika, yang merupakan forum ekonomi terbesar di dunia untuk membahas isu-isu ekonomi global.

Anggota-anggota ini meliputi Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Tiongkok, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Korea Selatan, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Britania Raya, dan Amerika Serikat.

"Dalam satu tahun pemerintahan yang dipimpin Pak Presiden Prabowo Subianto, Indonesia tetap tumbuh solid dan pertumbuhannya di atas 5 persen, kuartal ke-2 di 5,12 persen, dan ini salah satu yang tertinggi di antara negara-negara G20," ujar Airlangga dalam acara ISEF BI, Rabu (8/10/2025).

Baca juga: Waketum Kadin Beberkan Syarat Pertumbuhan Ekonomi Bisa 8 Persen

Menurut Airlangga, inflasi Indonesia terkendali dengan baik atas kerjasama pemerintah dengan Bank Indonesia. Pada September 2025, inflasi tercatat 2,65 persen, harga komoditas relatif stabil dan daya beli masyarakat tetap terjaga.

"Neraca perdagangan ekspor kita selama 64 bulan berturut-turut positif, cadangan devisa, terima kasih Pak Gubernur, kita jaga di Rp150 miliar," terang dia.

Sementara di sektor perbankan, pertumbuhan kredit tercatat 11 persen, sebanyak 3,46 juta pengusaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) termasuk petani dan nelayan telah diberikan akses permodalan dalam bentuk kredit usaha rakyat.

"Dalam jangka pendek, pemerintah terus mendorong paket dan ekonomi dan stimulus keuangan, mulai dari bantuan pangan, dukungan pekerja di sektor pariwisata, sektor padat karya, hingga revitalisasi tambak, modernisasi kapal nelayan, dan semua untuk meningkatkan daya tahan masyarakat dan memperkuat basis ekonomi rakyat," tegas dia.

Di sisi lain, Airlangga menyatakan bahwa pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen. Sehingga perlu adanya optimalisasi dari sektor ekonomi syariah. 

Bahkan menurut Airlangga, potensi ekonomi syariah yakni fesyen dan pariwisata ramah muslim serta farmasi dan kosmetika halal.
 
"Saya tambahkan di sektor pakaian misalnya, demand atau kebutuhan akan pakaian muslim konsumsinya sebesar 20 miliar dolar, itu sekitar 289 triliun. Kemudian di industri makanan minuman, ini Indonesia satu-satunya negara yang menjalankan syariah full compliance karena negara lain yang diumumkan adalah yang tidak halal," ujar Airlangga.

"Kalau di Indonesia yang halal wajib ekonomi industri makanan minuman termasuk produksi dan seluruh value chain, nilainya adalah 109 miliar dolar AS atau seribu triliun," sambungnya.
 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved