Jumat, 31 Oktober 2025

Proyek Kereta Cepat

Pengamat Dukung Kereta Cepat Whoosh Lanjut Dibangun sampai Surabaya

Analis kebijakan transportasi, Azas Tigor Nainggolan menilai proyek kereta cepat Whoosh perlu dilanjutkan sampai Surabaya seperti perencanaan awal.

WARTA KOTA/YULIANTO
KERETA WHOOSH - Sejumlah penumpang berjalan masuk ke kereta Whoosh di Stasiun Whoosh Halim, Jakarta, Jumat (4/4/2025). Analis kebijakan transportasi, Azas Tigor Nainggolan menilai proyek kereta cepat Whoosh perlu dilanjutkan sampai Surabaya seperti perencanaan awal. 

Ringkasan Berita:
  • Pengamat transportasi menilai proyek kereta cepat Whoosh perlu dilanjutkan sampai Surabaya
  • Pembangunan perlu diiringi dengan perbaikan tata kelola dan penegakan hukum, termasuk dugaan korupsi
  • KPK saat ini telah melakukan penyelidikan terhadap dugaan korupsi proyek kereta cepat Whoosh

TRIBUNNEWS.COM - Analis kebijakan transportasi, Azas Tigor Nainggolan menilai proyek kereta cepat Whoosh perlu dilanjutkan sampai Surabaya seperti perencanaan awal.

Dari sisi transportasi, Tigor menilai hadirnya kereta cepat yang saat ini menghubungkan Jakarta-Bandung memberi manfaat bagi masyarakat.

Tigor mencotohkan masyrakat Jakarta yang berkegiatan ke Bandung kini tidak perlu menginap, bisa pulang-pergi dalam sehari.

"Dulu kalau ada acara di Bandung perlu menginap gitu ya paling enggak semalam. Sekarang enggak, pengguna yang berkegiatan di Kota Bandung dari Jakarta atau dari Bandung ke Jakarta itu jadi lebih irit," ujar Tigor dalam dialog Overview Tribunnews, Rabu (29/10/2025).

"Kalau memang dibangun sampai Surabaya itu bagus sekali," ungkapnya.

Menurut Tigor, Indonesia sudah perlu sistem transportasi publik massal modern.

"Jakarta atau Indonesia sudah sangat ketinggalan dibandingkan sistem transportasi yang di ada di negara-negara lain. Enggak usah jauh-jauh, dengan Kuala Lumpur kita tuh kalah dari sistem transportasi cepat atau massalnya," ungkap Tigor.

Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta FAKTA, Azas Tigor Nainggolan.
TIGOR NAINGGOLAN - Analis kebijakan transportasi, Azas Tigor Nainggolan.  (Istimewa)

Investasi atau Beban Negara?

Peraih gelar Doktor jurusan Hukum di Universitas Pelita Harapan itu mengungkapkan kereta cepat adalah teknologi.

Apabila didiamkan dan tidak dikembangkan malah bisa menjadi beban negara.

"Kalau ini didiamkan stuck ya jadi beban. Tapi kalau dia dilanjutkan terus diperbaiki tata kelola segala macam dia akan jadi investasi," ungkapnya.

Maka dari itu, lanjut Tigor, perlu pengawasan dari berbagai pihak termasuk penegakan hukum.

"Jangan salah-salahin orang gitu ya. Jalankan gitu loh supaya enggak jadi beban nih. Ini kalau diributin itu jadi beban. Kalau informasi kurang pakai mekanisme yang ada gitu. Kita punya Komisi Keterbukaan Informasi, pakai itu ajukan ke sana," ungkapnya.

Tigor menilai untuk menuju negara maju, perlu dilanjutkan pembangunan sistem transportasi massal yang modern.

"Kan kita mau bangun negara ini gitu ya. Nah, makanya kalau ini kita berhenti di ribut-ribut menyalahkan ini jadi beban, tapi ini harus jadi investasi. Public transport massal itu investasi kalau memang dikelola dan dibangun dengan baik, didukung oleh seluruh masyarakat," ungkapnya.

Dugaan Korupsi Proyek Whoosh

Diberitakan sebelumnya, Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, mengungkapkan pihaknya sedang menyelidiki dugaan mark up proyek Whoosh.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved