Kendaraan Listrik
Euforia Industri Baterai Kendaraan Listrik Cenderung Fluktuatif, Ini Langkah Produsen Nikel
NICL melihat sejak akhir 2024 harga acuan nikel domestik mengalami penurunan sebesar 5,20% yang sejalan dengan tren global.
Ringkasan Berita:
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Euforia industri baterai kendaraan listrik cenderung fluktuatif, sehingga terjadi penurunan harga nikel sejak akhir tahun lalu.
Direktur Utama PT PAM Mineral Tbk (NICL), Ruddy Tjanaka, mengatakan, sejak akhir 2024 harga acuan nikel domestik mengalami penurunan sebesar 5,20% yang sejalan dengan tren global dan industri baterai kendaraan listrik cenderung fluktuatif.
NICL melihat bahwa penurunan harga nikel tersebut merupakan koreksi positif dan sudah diprediksi oleh perusahaan.
Sehingga, perseroan sudah menyiapkan langkah antisipatif sejak awal tahun, tercermin dengan kinerja operasional dan keuangan perusahaan yang tumbuh positif hingga kuartal III-2025.
Baca juga: Tambang Nikel di Raja Ampat Kembali Beroperasi, Susi Pudjiastuti ke Prabowo: Mohon Dihentikan, Pak
“Kami meyakini penurunan harga ini merupakan fluktuasi jangka pendek dan perusahaan berkomitmen untuk tetap adaptif terhadap situasi terkini guna mempersiapkan juga mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi,” kata Ruddy dikutip dari Kontan, Senin (3/11/2025).
Tercatat, penjualan per kuartal III 2025 sebesar Rp 1,35 triliun, naik 64,82% year on year (yoy) dibandingkan dengan perolehan penjualan pada periode sebelumnya yakni Rp 821 miliar.
Peningkatan pada nilai penjualan ini ditopang dengan kenaikan volume penjualan nikel dari 1.273.855,62 metrik ton per kuartal III-2024 menjadi 2.404.590,63 metrik ton atau tumbuh 88,76% yoy.
Imbas dari peningkatan penjualan yang diiringi dengan efisiensi biaya, laba kotor NICL juga meningkat tajam dari Rp 293,80 miliar per kuartal III-2024 menjadi sebesar Rp 600,92 miliar per kuartal III-2025.
Hal ini mencerminkan peningkatan yang signifikan sebesar 104,53% yoy.
Seiring dengan peningkatan laba kotor, marjin laba kotor NICL juga mengalami peningkatan dari sebesar 35,77% menjadi sebesar 44,39%.
Sejalan dengan peningkatan laba kotor, laba usaha NICL juga meroket 123,71% yoy dari sebelumnya hanya sebesar Rp 225,68 miliar per kuartal III-2024 menjadi Rp 504,88 miliar per kuartal III-2025.
Peningkatan volume penjualan serta efisiensi beban usaha menyebabkan laba neto periode berjalan NICL melambung tajam 131,28% yoy menjadi Rp 401,66 miliar per kuartal III-2025 dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp 173,66 miliar.
Sementara itu, terjadi sedikit penurunan pada jumlah aset NICL per kuartal III-2025 sebesar 7,45% menjadi Rp 971,88 miliar dibandingkan jumlah aset perusahaan pada akhir 2024 yaitu Rp 1,05 triliun.
Pada saat yang sama, NICL mencatat penurunan liabilitas dari Rp 171,92 miliar per akhir Desember 2024 menjadi Rp 138,60 miliar pada akhir September 2025, sejalan dengan langkah NICL yang melakukan pembayaran utang pada periode tersebut. NICL juga tidak memiliki utang bank jangka panjang.
Sumber: Kontan
Kendaraan Listrik
| Ahli Sebut Mobil Listrik Aman Terendam Banjir, Asal Harus Perhatikan Hal Ini |
|---|
| Ini Risiko Gunakan Mobil Listrik Saat Hujan Deras dan Banjir, Korsleting hingga Kena Sambaran Petir |
|---|
| Ahli Soal Wuling Airev Terbakar: Penggunaan Tidak Normal dapat Sebabkan Kebakaran |
|---|
| Mobil Listrik Airev Terbakar di Bandung Jabar, Wuling Ungkap Hal Ini |
|---|
| Klaim Mampu Tempuh Jarak Hingga 470 Km, VinFast VF 6 Bidik Konsumen Perkotaan |
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.