Sabtu, 8 November 2025

Kesiapan SDM Jadi Tantangan Utama Transformasi Digital di Perusahaan

Kesiapan SDM di internal perusahaan serta perubahan mindset menjadi salah satu tantangan utama dalam transformasi digital di perusahaan.

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Choirul Arifin
dok. GeoDipa
DIGITALISASI PERUSAHAAN - Talkshow inspiratif bertajuk "The Momentum of Transformation: When Stories Become Direction" yang digelar GeoDipa Energi di Jakarta. 

Ringkasan Berita:
  • GeoDipa Energi berkomitmen meneguhkan arah transformasi berkelanjutan melalui pembelajaran inpiratif dari para pemimpin dan pelaku perubahan di internal.
  • Perseroan menggelar talkshow inspiratif nengupas kendala umum yang sering dihadapi organisasi dalam perjalanan digitalisasi.
  • Transformasi tidak akan berhasil tanpa dukungan dan pemahaman di semua tingkatan organisasi.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kesiapan sumber daya manusia (SDM) di internal perusahaan serta perubahan mindset menjadi salah satu tantangan utama dalam perjalanan transformasi digital di perusahaan.

Bahasan ini mengemuka di acara diskusi bertajuk "The Momentum of Transformation: When Stories Become Direction" digelar GeoDipa Energi (Persero) di Jakarta.

Senior Executive Vice President (SEVP) Human Capital PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Steven A. Yudiyantho yang menjadi narasumber talkshow tersebut mengungkapkan kendala umum yang sering dihadapi organisasi dalam perjalanan digitalisasi.

Dia mencontohkan kecenderungan over-customization sistem serta lemahnya penerapan change management di tahap awal perubahan.

Menurutnya, banyak perusahaan yang terjebak pada upaya menyesuaikan sistem baru dengan pola lama tanpa menyentuh akar persoalan yaitu transformasi mindset.

“Pengalaman saya menunjukkan bahwa tantangan utama transformasi digital bukan pada sistem, tetapi pada manusia di baliknya. Change management seharusnya dibangun lebih dulu, mindset dan budaya kerja harus siap sebelum sistemnya dibangun,” ungkap Steven.

Ia juga menekankan pentingnya peran kepemimpinan dalam memastikan setiap pemimpin di organisasi memiliki kemampuan berpikir berbasis data dan digital literacy yang kuat.

Steven menjelaskan, seorang leader harus bisa memastikan setiap keputusan didorong oleh data yang valid dan bukan berdasarkan asumsi dan perlu dipastikan bahwa setiap orang harus memahami bagaimana membaca dan mengelola data dengan benar.

Steven menegaskan bahwa transformasi tidak akan berhasil tanpa dukungan dan pemahaman di semua tingkatan organisasi.

Setiap level memiliki kebutuhan dan urgensinya sendiri, sehingga pendekatan perubahan harus bersifat inklusif dan adaptif. 

Ia juga memperkenalkan konsep ambidextrous leadership yaitu kepemimpinan yang mampu menyeimbangkan antara eksploitasi potensi yang ada dan eksplorasi peluang masa depan.

Baca juga: Perkuat Ekosistem Keamanan Siber, Asosiasi Digitalisasi & Keamanan Siber Indonesia Gandeng Inggris

“Pemimpin transformasional harus bisa menyeimbangkan antara stabilitas dan inovasi. Mereka harus berani mengeksplorasi hal baru tanpa meninggalkan kekuatan yang sudah dimiliki,” pungkasnya.

Steven juga menuturkan, esensi dari transformasi yang berkelanjutan terletak pada cara berpikir seluruh insan organisasi.

“Menurut saya, satu hal yang paling penting adalah mindset. Mindset seperti apa? Pertama, data-driven; kedua, growth mindset; dan ketiga, customer focus. Jika seluruh orang dalam organisasi memegang tiga hal ini, maka pengembangan digital perusahaan akan menjadi lebih terukur,” ujar Steven.

Baca juga: BI Luncurkan Program Katalis P2DD, Percepat Digitalisasi Keuangan Daerah

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved