Kamis, 20 November 2025

Kisah Kaya Hutan, UMKM Tembikar yang Tumbuh di Tengah Gunungan Sampah Bantar Gebang

Tak jauh dari kawasan Bantar Gebang di Bekasi, lahir sebuah usaha kecil yang kini menembus pasar internasional

Penulis: Dodi Esvandi
Tribunnews.com/Dodi Esvandi
Kaya Hutan, sebuah UMKM kerajinan tembikar yang digagas oleh Choirunisa Prawita Sari, atau akrab disapa Nisa. UMKM ini kini berhasil menembus pasar internasional 

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Di Bantar Gebang, Bekasi, aroma sampah yang menguar dari gunung setinggi 50 meter sudah menjadi pemandangan sehari-hari.

Truk-truk pengangkut sampah dari Jakarta dan Bekasi hilir mudik, menambah tinggi tumpukan yang menjulang bak gedung 20 lantai.

Namun, siapa sangka tak jauh dari kawasan itu, lahir sebuah usaha kecil yang kini menembus pasar internasional.

Namanya Kaya Hutan, sebuah UMKM kerajinan tembikar yang digagas oleh Choirunisa Prawita Sari, atau akrab disapa Nisa.

Awal dari Pandemi

Tahun 2020, hidup Nisa berubah. Perempuan lulusan Teknologi Industri IPB itu memutuskan berhenti dari pekerjaannya sebagai konsultan IT.

“Karena saat itu baru habis melahirkan, saya memutuskan untuk mau rehat dulu nih dari kerjaan. Sebenarnya tidak kepikiran resign total,” kenangnya.

Namun pandemi Covid-19 membuat rencananya mencari pekerjaan baru harus tertunda.

Di tengah renovasi halaman rumah, suaminya memberi ide sederhana: menjual tanaman hias. 

“Kamu juga iseng kan? Kenapa enggak sekalian jualan aja kecil-kecilan?” kata Nisa menirukan ucapan sang suami.

Dari depan rumah, ia mulai menjual monstera, janda bolong, dan tanaman hias lain yang kala itu sedang tren.

Permintaan terus meningkat, bahkan hanya lewat iklan Instagram. Dari sinilah benih usaha Kaya Hutan ditanam.

Bicara nama 'Kaya Hutan' sendiri, Nisa menceritakan nama itu berawal dari usaha tanaman hias yang ia rintis itu.

"Saat itu kan banyak tanaman tuh. Terus saya spontan ngomong 'Udah kaya huyan nih' (workshop). Itulah awalnya," ucap Nisa.

Choirunisa Prawita Sari, atau akrab disapa Nisa
Choirunisa Prawita Sari, atau akrab disapa Nisa, pemilik UMKM Kaya Hutan. UMKM kerajinan tembikar itu kini berhasil menembus pasar internasional.

Baca juga: BRI Sabet Tiga Penghargaan di Ajang Asia Sustainability Reporting Awards

Dari Tanaman ke Tembikar

Seiring waktu, pasar tanaman hias makin ramai. Nisa pun merasa kewalahan.

“Tanaman itu kan makhluk hidup. Jadi harus dirawat dan dijaga secara berkala. Sementara saya juga punya anak kecil,” ujarnya.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1/3

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved