Rabu, 29 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1.313: Ukraina Godok Kesepakatan Senjata dengan AS

Zelensky mengungkap Kyiv tengah menggodok kesepakatan senjata dengan Amerika Serikat senilai sekitar 90 miliar dolar.

Facebook Zelensky
ZELENSKYY - Foto diunduh dari Facebook Zelensky, Sabtu (27/9/2025), memperlihatkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam unggahan pada Jumat, 26 September 2025. Terbaru, belum lama ini terungkap kalau Kyiv tengah menggodok kesepakatan senjata dengan Amerika Serikat senilai sekitar 90 miliar dolar. 

TRIBUNNEWS.COM - Perang Rusia dan Ukraina telah berlangsung selama 1.313 hari hingga Minggu (28/9/2025).

Konflik Rusia-Ukraina tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan berakar pada ketegangan panjang sejak bubarnya Uni Soviet pada 1991.

Sejak Ukraina meraih kemerdekaan, relasinya dengan Moskow kerap diwarnai perebutan pengaruh dan saling curiga.

Situasi semakin memanas pada 2014 ketika Revolusi Euromaidan menjatuhkan pemerintahan pro-Rusia di Kyiv.

Tak lama kemudian, Rusia menganeksasi Krimea dan memberi dukungan kepada kelompok separatis di Donbas.

Puncaknya terjadi pada Februari 2022, saat Moskow melancarkan invasi besar-besaran yang mengubah konflik regional menjadi perang terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

Terbaru, perang Rusia-Ukraina kembali diwarnai perkembangan besar di bidang militer dan diplomasi.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkap Kyiv tengah menggodok kesepakatan senjata dengan Amerika Serikat senilai sekitar 90 miliar dolar.

Kesepakatan itu mencakup rencana penjualan drone Ukraina langsung ke Washington.

Di sisi lain, Zelensky juga mengumumkan Israel untuk pertama kalinya memasok sistem pertahanan antirudal Patriot ke Ukraina.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan setiap agresi terhadap Moskow akan dibalas dengan "respons tegas".

Perang ini bukan sekadar perebutan wilayah, tetapi juga pertarungan narasi, legitimasi, dan masa depan tatanan dunia.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.312, Zelensky Tuduh Hongaria Intai Ukraina

Dunia menyaksikan bahwa akar konflik masih dalam dan jalan menuju perdamaian belum terlihat jelas.

Berikut adalah rincian lengkap peristiwa yang terjadi dalam perang Rusia-Ukraina hari ke-1.313:

Ukraina Godok Kesepakatan Senjata dengan AS

Ukraina sedang menggodok kesepakatan untuk menjual drone ke Amerika Serikat sekaligus pembelian senjata besar-besaran dari Washington.

Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan Kyiv telah menyiapkan daftar senjata Amerika senilai sekitar 90 miliar dolar.

Pejabat Ukraina dijadwalkan mengunjungi AS bulan ini atau bulan depan untuk berunding.

Zelensky mengaku telah berbagi "sebuah visi tertentu" dengan Presiden AS Donald Trump terkait respons terhadap Rusia.

"Selain kesepakatan senjata besar, yang kami sebut 'mega deal', kami juga membahas 'kesepakatan drone'," ujarnya, dikutip dari The Guardian.

Menurutnya, kelompok teknis sudah mulai menggodok rencana tersebut.

"Kesepakatan ini menyangkut drone yang akan dibeli Amerika Serikat langsung dari Ukraina," kata Zelensky kepada wartawan pada Sabtu (27/9/2025).

Israel Pasok Sistem Patriot ke Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan pada Sabtu (27/9/2025) bahwa Israel untuk pertama kalinya memasok sistem pertahanan antirudal Patriot ke Ukraina.

"Sistem [Patriot] Israel beroperasi di Ukraina. Sistem ini telah beroperasi selama sebulan," kata Zelensky.

Ia menambahkan, Ukraina akan menerima dua sistem Patriot tambahan pada musim gugur mendatang.

Lavrov Ancam Respons Tegas Agresi

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan setiap agresi terhadap Moskow akan ditanggapi dengan "respons tegas".

Ia menegaskan hal itu mencakup upaya menjatuhkan pesawat di wilayah udara Rusia.

"Rusia dituduh hampir berencana menyerang aliansi Atlantik Utara dan Uni Eropa," kata Lavrov di Majelis Umum PBB.

Baca juga: Menlu Rusia: NATO dan Uni Eropa Sudah Lancarkan Perang ke Moskow, Ukraina Jadi Proksi

"Rusia tidak pernah dan tidak memiliki niat seperti itu. Namun, setiap agresi terhadap negara saya akan ditanggapi dengan respons tegas," lanjutnya.

Berbicara kepada wartawan, Lavrov menegaskan, "Jika ada negara yang menjatuhkan objek di wilayah udara Rusia, mereka akan sangat menyesalinya.

Lavrov Puji Pendekatan Trump

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memuji Presiden AS Donald Trump.

Lavrov menilai Trump belum menjatuhkan sanksi ekonomi baru terhadap Rusia, meski sebelumnya sempat mengancam.

"Dalam pendekatan pemerintahan AS saat ini, kami melihat keinginan untuk menyelesaikan krisis Ukraina secara realistis," kata Lavrov.

Ia menambahkan ada pula niat untuk mengembangkan kerja sama pragmatis tanpa sikap ideologis.

PLTN Zaporizhzhia Padam 4 Hari

Pemadaman listrik di PLTN Zaporizhzhia yang diduduki Rusia telah berlangsung selama empat hari.

Ukraina menuduh Moskow sebagai penyebab pemadaman di pembangkit nuklir terbesar Eropa tersebut.

"Akibat tindakan Rusia, PLTN Zaporizhzhia padam selama empat hari," kata Menlu Ukraina Andriy Sybiga di X pada Sabtu (27/9/2025).

Ia mendesak semua negara menekan Moskow untuk menghentikan "perjudian nuklirnya".

Generator darurat digunakan untuk menyalakan sistem pendingin dan keselamatan.

Pemadaman terjadi setelah saluran listrik terakhir ke PLTN diputus dari sisi Rusia pada Selasa pukul 16.56.

Rusia Klaim Rebut 3 Desa Ukraina Timur

Rusia pada Sabtu (27/9/2025) mengklaim telah merebut tiga desa di Ukraina timur.

Kementerian Pertahanan Rusia menyebut Moskow telah menguasai sekitar 0,8 persen wilayah Ukraina sejak awal tahun.

Desa Derylove dan Maiske di wilayah Donetsk berhasil direbut.

Baca juga: 4 Hal Penting dari Pertemuan Trump dengan Erdogan di Washington, Bahas Gaza, Ukraina, hingga Suriah

Sementara permukiman Stepove dikuasai di wilayah Dnipropetrovsk

Serangan Udara Rusia Tewaskan 1 di Kherson

Ukraina mengatakan serangan udara Rusia semalam menewaskan satu orang di wilayah tenggara Kherson.

Sebanyak 12 orang lainnya mengalami luka-luka.

Serangan itu juga merusak jalur kereta api di wilayah tetangga Odesa.

Rusia Akui Pompa Minyak Diserang Drone Ukraina

Rusia menyebut sebuah stasiun pompa minyak di republik Chuvashia berhenti beroperasi setelah serangan drone Ukraina.

Serangan itu terjadi jauh di belakang garis depan pertempuran.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved